Mengenal Klasifikasi Materi dan Perubahannya: Unsur, Senyawa, dan Campuran Beserta Contohnya
Berikut klasifikasi materi dan perubahannya yaitu unsur, senyawa, dan campuran beserta contohnya.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Pravitri Retno W
Selain itu, masih ada juga unsur yang bersifat semi logam.
Berikut ini disajikan beberapa contoh unsur logam dan nonlogam yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari beserta lambangnya.
Unsur diberi nama menggunakan bahasa Latin berdasarkan penemu pertamanya atau tempat ditemukannya unsur tersebut.
Ahli-ahli kimia tidak membedakan penamaan unsur alamiah yang terdapat di alam ataupun unsur buatan.
Beberapa unsur menggunakan nama untuk menghormati identitas penemunya ataupun tempat penemuannya.
Simbol unsur dibuat untuk memudahkan dalam penulisan nama unsur, yaitu dengan cara menyingkatnya.
Simbol unsur yang saat ini digunakan secara internasional adalah simbol unsur yang diusulkan oleh Jöns Jacob Berzelius.
Cara pemberian lambang unsur menurut Berzelius
- Setiap unsur dilambangkan dengan satu huruf, yaitu huruf awal dari nama latinnya.
- Huruf awal ditulis dengan huruf kapital atau huruf besar.
- Untuk unsur yang memiliki huruf awal sama, diberikan satu huruf kecil dari nama unsur tersebut.
Contoh:
Karbon (nama latinnya Carbon), dilambangkan dengan (C), Kalsium (nama latinnya Calsium) dilambangkan dengan (Ca).
Unsur-unsur tersebut selanjutnya disusun dalam bentuk sistem periodik unsur, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.7.
Unsur-unsur yang memiliki sifat yang hampir sama diletakkan dalam satu kolom.
Unsur-unsur logam terletak di bagian kiri bawah (diberi simbol warna biru), unsur-unsur nonlogam terletak di bagian kanan atas (diberi simbol warna kuning), sedangkan unsur semilogam (diberi warna cokelat) di antara warna biru dan kuning.
Unsur logam dan nonlogam memiliki perbedaan sifat fisika dan kimia.
Unsur logam maupun nonlogam memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya adalah besi dan tembaga, banyak digunakan untuk alat-alat perkakas, alat-alat rumah tangga, dan bahan untuk rangka kendaraan.
Unsur Iodium banyak digunakan sebagai antiseptik.
b. Senyawa
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat sering menggunakan air, gula, garam, asam cuka, dan beberapa bahan lainnya.
Bahan-bahan tersebut merupakan senyawa.
Dua atau lebih atom dapat bergabung melalui reaksi kimia dan membentuk molekul.
Molekul merupakan bagian terkecil dari suatu senyawa.
Senyawa terdiri atas dua buah unsur atau lebih.
Suatu senyawa masih dapat diuraikan menjadi unsur-unsurnya.
Senyawa merupakan zat tunggal/murni yang dapat diuraikan menjadi dua atau lebih zat yang lebih sederhana dengan proses kimia biasa.
Misalnya, air yang memiliki rumus H2O dapat diuraikan menjadi unsur hidrogen (H) dan oksigen (O).
Senyawa terbentuk melalui proses pencampuran unsur secara kimia.
Sifat suatu senyawa akan berbeda dengan sifat unsur-unsur penyusunnya.
Misalnya, sifat air sebagai senyawa akan berbeda dengan sifat gas hidrogen dan oksigen sebagai unsur penyusunnya.
Pada suhu kamar, air berwujud cair, sedangkan hidrogen dan oksigen, keduanya berwujud gas.
Air dapat digunakan untuk memadamkan api, sedangkan gas hidrogen merupakan zat yang mudah terbakar dan gas oksigen merupakan zat yang diperlukan dalam pembakaran.
c. Campuran
Contoh beberapa campuran yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah susu cokelat, air sungai, udara, batuan, garam beryodium, dan paduan logam.
Selain itu, campuran juga terdapat pada saat memasak maupun membuat teh manis atau kopi.
Campuran adalah suatu materi yang terdiri atas dua zat atau lebih yang masih mempunyai sifat zat asalnya.
Campuran dibedakan menjadi dua, yaitu campuran homogen dan campuran heterogen.
1) Campuran homogen
Campuran homogen banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Larutan gula, larutan garam, dan sirop merupakan contoh campuran homogen.
Campuran homogen adalah campuran yang tidak dapat dibedakan zat-zat yang tercampur di dalamnya.
Larutan tersusun atas pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute).
Pelarut yang banyak digunakan adalah air.
Senyawa lain yang dapat digunakan sebagai pelarut adalah senyawa organik yang dikenal juga sebagai pelarut organik, contohnya kloroform dan alkohol.
Dalam larutan, ukuran partikel zat terlarut sangat kecil dengan diameter kurang dari 1 nm sehingga partikel zat terlarut tidak dapat dilihat walaupun menggunakan mikroskop ultra.
Oleh karena itu, larutan terlihat homogen (serba sama).
Artinya, zat yang terlarut dan pelarut dalam larutan tersebut tidak dapat dibedakan.
a) Larutan asam, basa, dan garam
Larutan yang dikenal dalam kehidupan sehari-hari dapat dikelompokkan menjadi larutan yang bersifat asam, basa, atau garam.
Larutan seperti cuka, sirop, penghilang noda, sabun cuci, sabun mandi, soda kue, dan garam dapur merupakan contoh larutan asam, larutan basa, atau garam yang banyak dijumpai setiap hari.
Larutan asam dan basa dimanfaatkan secara luas untuk industri, pertanian, kesehatan, dan penelitian di laboratorium.
Oleh karena itu, dalam memahami sifat-sifat asam dan basa merupakan hal yang sangat penting untuk memahami berbagai macam jenis larutan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
(1) Asam
Asam banyak ditemukan dalam buah dan sayuran, contohnya adalah jeruk, lemon, dan tomat.
Pada saat memasak di dapur, terdapat salah satu bahan penambah rasa makanan, yaitu cuka dapur yang mengandung asam asetat.
Sementara itu, aki pada kendaraan bermotor mengandung asam sulfat.
Kemudian, asam dalam lambung yaitu asam klorida berfungsi membantu proses pencernaan bahan makanan.
Ciri atau tanda dari larutan asam:
(a) Rasanya masam (tidak boleh dicoba kecuali dalam makanan).
(b) Dapat menimbulkan korosi.
(c) Mengubah kertas lakmus biru menjadi merah.
Selain banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, larutan asam dapat menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, contohnya terjadinya hujan asam.
Di beberapa wilayah tertentu, terjadi hujan asam yang menyebabkan kerusakan pada bangunan gedung dan patung-patung dalam kota.
Apabila terdapat kadar gas belerang dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NO) di atmosfer sangat tinggi, maka gas ini akan bereaksi dengan air di atmosfer dan membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan senyawa asam lainnya.
Ketika terjadi hujan, air yang dihasilkan bersifat lebih asam dari keadaan normal.
Air hujan inilah yang dikenal dengan hujan asam.
Gas belerang dioksida dan gas nitrogen oksida dihasilkan dari pembakaran minyak bumi yang berasal dari buangan industri dan kendaraan bermotor.
Selain merusak gedung dan patung-patung, hujan asam tersebut dapat merusak tumbuh-tumbuhan dan dapat menyebabkan kematian pada makhluk hidup yang ada di sungai apabila hujan asam tersebut masuk ke sungai.
(2) Basa
Basa merupakan larutan yang banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh benda yang mengandung basa ialah sabun mandi, sabun cuci, sampo, pasta gigi, obat mag, dan pupuk.
Dalam penggunaan sehari-hari, umumnya basa dicampur dengan zat lain.
Sifat-sifat basa:
a. Mempunyai rasa agak pahit (tidak boleh dicoba).
b. Terasa licin di kulit.
c. Mengubah kertas lakmus merah menjadi biru.
Dalam kehidupan sehari-hari, larutan asam sering direaksikan dengan larutan basa untuk menghasilkan senyawa netral atau dikenal dengan reaksi netralisasi.
Pada reaksi netralisasi ini akan dihasilkan garam dan air.
Contoh penerapan reaksi netralisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk pengobatan bagi penderita sakit mag.
Sakit mag dengan kondisi kadar asam lambung yang tinggi membutuhkan obat mag berupa senyawa yang bersifat basa (kandungannya magnesium hidroksida atau aluminium hidroksida).
Contoh lainnya adalah pengobatan akibat sengatan serangga, perlindungan terhadap kerusakan gigi, dan pengolahan tanah pertanian.
b) Indikator
Larutan asam dan larutan basa memiliki sifat-sifat yang khas.
Salah satu cara untuk membedakan asam atau basa dapat menggunakan indikator.
Suatu indikator asam-basa adalah suatu senyawa yang dapat menunjukkan perubahan warna apabila bereaksi dengan asam atau basa.
Indikator asam-basa dapat dibedakan menjadi indikator alami dan indikator buatan.
(1) Indikator alami
Berbagai jenis tumbuhan dapat digunakan sebagai indikator alami.
Tumbuhan yang termasuk indikator alami akan menunjukkan perubahan warna pada larutan asam ataupun basa.
Beberapa contoh tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator alami adalah kunyit, bunga mawar, kubi merah, kubis ungu, dan bunga kembang sepatu.
Ekstrak kunyit akan memberikan warna kuning cerah pada larutan asam dan dalam larutan basa akan memberikan warna jingga.
Kubis (kol) merah mengandung suatu zat indikator, yaitu antosianin.
Zat ini berwarna merah pada asam, berwarna hijau pada basa lemah, dan berwarna kuning pada basa kuat.
Ekstrak bunga kembang sepatu akan memberikan warna merah cerah jika diteteskan dalam larutan asam.
Jika diteteskan dalam larutan basa akan dihasilkan warna hijau.
(2) Indikator buatan
Salah satu jenis indikator buatan yang bukan dalam bentuk larutan cair adalah kertas lakmus.
Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu lakmus biru dan lakmus merah.
Warna kertas lakmus biru akan menjadi merah dalam larutan asam.
Warna kertas lakmus merah akan menjadi biru dalam larutan basa.
c) Garam
Jenis senyawa garam yang paling dikenal adalah garam dapur atau nama senyawa kimianya natrium klorida (NaCl).
Garam ini banyak digunakan dalam pengolahan makanan.
Salah satu reaksi yang dapat membentuk garam adalah reaksi asam dan basa atau reaksi netralisasi.
Pada reaksi netralisasi tersebut akan dihasilkan garam dan air.
Asam + Basa > Garam + Air
Garam secara luas digunakan dalam kehidupan sehari-hari, antara lain untuk industri pupuk, obat-obatan, pengolahan makanan, dan bahan pengawet.
Contoh reaksi asam dan basa yang membentuk berbagai jenis garam adalah:
HCl + NaOH > NaCl + H2O
Asam klorida + Natrium hidroksida > Garam NaCl + air
2) Campuran heterogen
Berbeda dengan larutan gula, pada campuran pasir dan air, tentu dapat dibedakan antara pasir dan air.
Campuran pasir dan air merupakan salah satu contoh dari campuran heterogen.
Campuran heterogen terjadi karena zat yang tidak dapat bercampur satu dengan lain secara sempurna sehingga dapat dikenali zat penyusunnya.
Dengan demikian, pada campuran heterogen, seluruh bagiannya tidak memiliki komposisi yang sama (tidak serba sama).
B. Cara memisahkan campuran
Campuran terdiri atas dua zat atau lebih.
Untuk memperoleh zat murni, penyusun campuran tersebut harus dipisahkan.
Zat-zat dalam campuran tersebut dapat dipisahkan secara fisika.
Prinsip pemisahan campuran didasarkan pada perbedaan sifat-sifat fisis zat penyusunnya, seperti wujud zat, ukuran partikel, titik leleh, titik didih, sifat magnetik, kelarutan, dan lain sebagainya.
Metode pemisahan campuran banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari seperti untuk penjernihan air dan pembuatan garam.
Beberapa metode pemisahan campuran yang sering digunakan antara lain penyaringan (filtrasi), sentrifugasi, sublimasi, kromatografi, dan distilasi.
1. Filtrasi (penyaringan)
Salah satu metode pemisahan yang paling sederhana adalah metode filtrasi (penyaringan).
Penyaringan adalah metode pemisahan campuran yang digunakan untuk memisahkan cairan dan padatan yang tidak larut berdasarkan pada perbedaan ukuran partikel zat-zat yang bercampur.
2. Sentrifugasi
Metode jenis ini sering dilakukan sebagai pengganti filtrasi jika partikel padatan yang terdapat dalam campuran memiliki ukuran sangat halus dan jumlah campurannya lebih sedikit.
Metode sentrifugasi digunakan secara luas untuk memisahkan sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih dari plasma darah.
Dalam hal ini, padatan adalah sel-sel darah merah dan sel-sel darah putih yang akan mengumpul di dasar tabung reaksi, sedangkan plasma darah berupa cairan yang berada di bagian atas.
3. Distilasi (penyulingan)
Tidak hanya dalam kehidupan sehari-hari, prinsip ini juga digunakan dalam dunia industri pada penyulingan minyak bumi.
Minyak bumi terdiri atas atau terbagi atas berbagai macam komponen minyak bumi yang berbeda titik didihnya.
Pemisahan campuran dengan cara penyulingan digunakan untuk memisahkan suatu zat cair dari campurannya.
Prinsip kerjanya didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat cair yang bercampur, sehingga saat menguap setiap zat akan terpisah.
4. Kromatografi
Kromatografi merupakan metode pemisahan campuran yang didasarkan pada perbedaan kecepatan merambat antara partikel-partikel yang bercampur dalam suatu medium diam ketika dialiri suatu medium gerak.
Metode pemisahan dengan cara kromatografi digunakan secara luas dalam berbagai kegiatan.
Metode ini digunakan untuk memisahkan berbagai zat warna dan tes urine untuk seseorang yang dicurigai menggunakan obat terlarang atau seorang atlet yang dicurigai menggunakan doping.
Pemisahan campuran dengan cara kromatografi pada umumnya digunakan untuk mengidentifikasi suatu zat yang berada dalam suatu campuran.
Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi kandungan zat tertentu dalam suatu bahan makanan, mengidentifikasi hasil pertanian yang tercemar oleh pestisida, dan masih banyak lagi penggunaan pemisahan campuran dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis kromatografi yang paling banyak digunakan adalah kromatografi kertas.
Perlu diketahui, jenis kromatografi lain adalah kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas.
5. Sublimasi
Prinsip kerja metode pemisahan campuran dengan cara sublimasi didasarkan pada campuran zat yang memiliki satu zat yang dapat menyublim (perubahan wujud padat ke wujud gas), sedangkan zat yang lainnya tidak dapat menyublim.
Contohnya, campuran iodin dengan garam dapat dipisahkan dengan cara sublimasi.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Materi Sekolah