Mengenal Kalor dan Perubahan Suhu Benda, Kalor pada Perubahan Wujud Benda, serta Teknologi Pendingin
Berikut penjelasan mengenai kalor dan perubahan suhu benda, kalor pada perubahan wujud benda, serta teknologi pendingin.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Kita menggunakan kilokalori untuk makanan karena kalori terlalu kecil untuk dipakai mengukur energi pada makanan yang dimakan (agar bilangan yang dikomunikasikan tidak terlalu besar).
Zat gizi makanan mengandung energi kimia yang dapat diubah menjadi energi panas atau energi bentuk lain.
Sebagian energi ini digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh.
Saat sedang kedinginan, manusia akan menggigil untuk mempercepat metabolisme tubuh sehingga suhu tubuh tetap terjaga.
Setiap makanan kemasan harus tercantum kandungan energinya.
1. Kalor dan perubahan suhu benda
Secara umum, suhu benda akan naik jika benda itu mendapatkan kalor.
Sebaliknya, suhu benda akan turun jika kalor dilepaskan dari benda itu.
Air panas jika dibiarkan lama-kelamaan akan mendingin mendekati suhu ruang.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian kalor dilepaskan benda tersebut ke lingkungan.
Kenaikan suhu oleh kalor dipengaruhi massa benda.
Untuk menaikkan suhu yang sama, air bermassa 200 g memerlukan kalor yang lebih besar daripada air bermassa 100 g.
Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda hingga suhu tertentu dipengaruhi juga oleh jenis benda.
Besaran yang digunakan untuk menunjukkan hal ini adalah kalor jenis.