Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jenis-jenis Lapisan Atmosfer Matahari dan Karakteristiknya: Fotosfer, Kromosfer, dan Korona

Jenis-jenis lapisan atmosfer Matahari dan karakteristiknya: Fotosfer, Kromosfer, dan Korona. Matahari di tata surya berusia 4,5 miliar tahun.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Inza Maliana
zoom-in Jenis-jenis Lapisan Atmosfer Matahari dan Karakteristiknya: Fotosfer, Kromosfer, dan Korona
Designed by brgfx / Freepik
Ilustrasi - Lapisan atmosfer Matahari dan karakteristiknya: Fotosfer, Kromosfer, dan Korona. 

Cahaya dari kromosfer biasanya terlalu lemah untuk dilihat langsung, dibandingkan fotosfer yang lebih terang.

Kromosfer mungkin berperan dalam menghantarkan panas dari bagian dalam matahari ke lapisan terluarnya, korona.

Junwei Zhao, seorang ilmuwan surya di Stanford University di Stanford, California, pernah meneliti Kromosfer.

Dalam penelitiannya, beberapa jenis gelombang seismik matahari mengalir ke atas ke atmosfer yang lebih rendah, yang disebut kromosfer, dan dari sana, ke korona.

Baca juga: Mengenal Jenis Gerhana Matahari Total, Cincin, dan Sebagian, serta Gerhana Bulan Total dan Penumbra

Korona

Lapisan ketiga dari atmosfer matahari adalah korona, yang berada di atas lapisan kromosfer.

Dikutip dari UCAR, korona matahari hanya dapat dilihat selama gerhana matahari total (atau dengan Observatorium Dinamika Surya NASA).

Berita Rekomendasi

Korona muncul sebagai pita putih atau gumpalan gas terionisasi yang mengalir ke luar angkasa.

Suhu di korona lebih dari satu juta derajat, yaitu jauh lebih panas daripada suhu di permukaan Matahari yang sekitar 5.500 °C (9.940° F atau 5.780 kelvin).

Meski demikian, panas lapisan korona yang mencapai 300 kali lebih panas daripada fotosfer, masih menjadi misteri.

Materi di lapisan korona adalah plasma yang sangat panas tetapi sangat lemah.

Tekanan dan kepadatan di korona jauh termasuk rendah daripada di atmosfer bumi.

Daerah yang relatif sempit, yang disebut daerah transisi, memisahkan korona dari kromosfer.

Kemudian, suhu meningkat tajam di wilayah transisi, mulai dari ribuan derajat di kromosfer hingga lebih dari satu juta derajat di korona.

Kepadatan plasma turun dengan cepat melalui daerah transisi yang bergerak ke atas dari kromosfer ke korona.

Kemudian, saat gas mendingin, lapisan korona menjadi angin matahari.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Artikel lain terkait Materi Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas