Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 6 SD Halaman 14, 15, 16, 17, 19 Subtema 1 Pembelajaran 3
Berikut kunci jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 6 SD halaman 14, 15, 16, 17, 19 subtema 1 pembelajaran 3.
Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Warganya berasal dari berbagai daerah padat penduduk di Pulau Jawa.
Kondisi tersebut membuat warga di kampung Wonorejo memiliki perbedaan suku, agama, dan budaya.
Di Kampung Wonorejo, posisi rumah warga bersebelahan.
Semua warga akrab tak terkecuali anak-anak.
Setiap hari, anak-anak di kampung Wonorejo pergi ke sekolah bersama.
Itu sebabnya mereka sangat akrab.
Mereka suka bermain bersama dan sering menghabiskan waktu di rumah satu sama lain.
Meskipun berbeda suku, kebersamaan begitu kental terlihat dalam keseharian mereka.
Setiap akhir minggu, anak-anak Kmapung Wonorejo berkumpul di balai utama kampung.
Biasanya, mereka olahraga bersama atau sekadar bermain-main.
Bagi anak-anak yang menginjak usia remaja akan mendapat penyuluhan tentang menjaga kebersihan diri saat pubertas dari tenaga kesehatan.
Kadang-kadang mereka juga membantu orang tua yang sedang bekerja bakti membersihkan lingkungan.
Semua warga di Kampung Wonorejo hidup rukun.
Mereka menyadari bahwa para pahlawan telah meraih kemerdekaan dengan semangat perjuangan tinggi.
Dalam meraih kemerdekaan, para pejuang tidak memandang perbedaan daerah, agama, dan suku bangsa.
Mereka bersatu padu untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah.
Oleh sebab itu, semua warga Kampung Wonorejo ingin menjaga persatuan di daerah mereka sebagai wujud menjaga kesatuan NKRI.
Mereka hidup rukun dalam perbedaan.
Potret Kampung Wonorejo, Arso Timur, Papua, menunjukkan kepada kita tentang kerukunan dalam keagamaan.
Semua warga kampung hidup rukun walaupun berbeda asal usul suku bangsa, agama, dan budaya.
Keragaman suku bangsa menjadi modal sosial dalam pembangunan.
Keberadaan berbagai suku bangsa yang ada di Kampung Wonorejo ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah tentang transmigrasi.
Program transmigrasi dimulai sejak peemrintahan Orde Baru pada tahun 1961.
Pemerintah Orde Baru menggalakkan program transmigrasi sebagai upaya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera.
Melalui program ini, membuktikan bahwa setelah mengikuti transmigrasi, masyarakat memiliki rumah, laahn pertanian, dan keterampilan sebagai bekal hidup di lokasi transmigrasi.
Program tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Hal ini berlandaskan pada hak setiap warga negara untuk mendapatkan penghidupan dan pendidikan yang layak dari negara.
Saat ini latar belakang kehidupan warga di Kampung Wonorejo sudah mengalami percampuran budaya dan agama.
Sebagian warga Kampung Wonorejo sudah melakukan pernikahan antarsuku.
Bagi warga Kampung Wonorejo, keragaman adalah kekayaan mereka.
Dalam perkembangannya, ada beberapa yang harus diperhatikan antara Kampung Wonorejo dan kampung-kampung sekitarnya, misalnya Kampung Kibay.
Penduduk asli Kibay terdiri atas 121 kepala keluarga.
Sebagian dari mereka tersebar di Distrik Arso.
Wilayah Kibay memiliki potensi sumber daya alam seperti hutan dan hasil pertanian.
Warga di Kampung Kibay menanam sayur dab umbi-umbian untuk dikonsumsi sebagai makanan pengganti beras.
Para wanita di kampung ini juga terampil menganyam noken dari kulit pohon.
sebagian warga bekerja serabutan penebang kayu, tukang bangunan, dan buruh harian di perkebunan sawit.
Potret Kampung Kibay memberi gambaran kepada kita tentang mata pencaharian sebagian besar penduduk asli Papua dan para transmigran, seperti di Kampung Wonorejo.
Di Kampung Wonorejo, kehidupan masyarakat cukup harmonis.
Mereka hidup berdampingan dengan penduduk asli Papua.
Apabila terjadi peristiwa yang menyangkut hukum, seperti pencurian atau gangguan keamanan dan ketertiban, masyarakat akan diproses secara hukum.
Namun, sebelumnya mereka harus menyelesaikan masalah tersebut melalui paguyuban adat.
Jika ada kerusuhan di kampung, paguyuban selalu berperan penting dalam proses penyelesaian masalah.
Para perempuan di Kampung Wonorejo dan Kampung Kibay juga juga saling bertukar pengetahuan antara perempuan Papua dan perempuan transmigrasi yang berasal dari Jawa.
Para perempuan Jawa mengajarkan perempuan Papua cara membuat kue dari bahan tepung singkong dan cara membuat sayur dari batang pohon pisang.
Sebelumnya, orang Papua selalu membuang batang pohon pisang yang sudah ditebang.
Berkat pengetahuan dari perempuan Jawa, kini mereka memanfaatkan batang pohon pisang menjadi sayur yang lezat.
Penduduk asli Papua dan warga transmigran saling bertoleransi.
Mereka saling menghormati perbedaan agama maupun budaya.
Mereka menganggap bahwa perbedaan budaya dan agama merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang harus dijaga.
Para penduduk bisa hidup rukun berdampingan sebagai satu bangsa yaitu bangsa indonesia.
warga Kampung Kibay dan warga Kampung Wonorejo tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Mereka juga menjaga persatuan dan kesatuan serta selalu menjunjung tinggi semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam segala perbedaan yang ada.
Mereka memiliki jati diri sebagai bangsa Indonesia yang beretika dan santun, serta mempunyai jiwa gotong royong dan toleransi tinggi.
Mereka ingin menciptakan kehidupan di bumi Indonesia yang damai, tenteram, dan hidup rukun berdampingan.
Kunci jawaban halaman 19
Ayo Berlatih
A. Jawab secara lisan
1. Apa judul bacaan di atas?
Jawaban: Kerukunan di Kampung Wonorejo, Papua
2. Apa kata kunci pada judul bacaan di atas?
Jawaban: Kerukunan.
3. Apakah informasi dari bacaan berdasarkan kata kunci pada judul?
Jawaban: Mengenai kerukunan antara warga asli Papua dengan warga transmigran.
Semmua warga kampung hidup rukun walaupun berbeda asal usul suku bangsa, agama, dan budaya.
B. Jawab secara tertulis
1. Apa yang dapat kamu lakukan sebagai warga masyarakat dalam memaknai kemerdekaan?
Jawaban: Saling menghormati dan menghargai antara sesama, rajin beribadah sesuai agama, belajar dengan giat, dan tidak melupakan nilai-nilai Pancasila.
2. Bagaimana pelaksanaan kewajibanmu sebagai warga masyarakat?
Jawaban: Menjaga kebersihan lingkungan, menaati peraturan di lingkungan tempat tinggal, dan menjaga fasilitas umum.
Disclaimer:
- Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
- Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Artikel lainnya terkait Buku Tematik