Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 SD Halaman 94 95 96 97 98 Subtema 2 Pembelajaran 3

Berikut ini kunci jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 SD halaman 94 95 96 97 98 Subtema 2 Pembelajaran 3. Kehidupan Nelayan Pemburu Paus.

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Kunci Jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 SD Halaman 94 95 96 97 98 Subtema 2 Pembelajaran 3
Freepik
ilustrasi - Berikut ini kunci jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 SD halaman 94 95 96 97 98 Subtema 2 Pembelajaran 3. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kunci jawaban Buku Tematik Tema 6 Kelas 5 SD/MI Subtema 2 Pembelajaran 3 halaman 94, 95, 96, 97, 98.

Kunci jawaban di artikel ini hanya berfungsi sebagai pembanding jawaban dari orangtua maupun anak terhadap materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Kunci jawaban ini berdasarkan soal terbuka dan merupakan jawaban optional.

Sebaiknya, orangtua dan anak membaca terlebih dahulu setiap soal dan mencoba mengerjakan terlebih dahulu.

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 3 SD Halaman 199 201 208 209 Buku Tematik Subtema 4 Pembelajaran 3-4

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 6 Halaman 46 47 49 Pembelajaran 6 Subtema 1

Bacaan Halaman 92 - 93

Ayo Membaca

Bacalah artikel berikut untuk memahami salah satu sisi kehidupan nelayan dalam membangun kesejahteraan hidupnya.

Berita Rekomendasi

Kehidupan Nelayan Pemburu Paus

Desa Lamalera, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu desa nelayan tradisional yang menjadikan laut sebagai ladang kehidupan mereka. Laut adalah ibu yang memberikan kehidupan sejak zaman nenek moyang mereka. Dari hasil laut, masyarakat di desa ini telah berhasil mengirimkan anak-anak mereka untuk bersekolah dan pada akhirnya bekerja.

Masyarakat nelayan di desa Lamalera, memiliki tradisi berburu paus yang telah diturunkan bertahun-tahun oleh nenek moyang mereka. Tidak sembarang paus yang mereka buru, hanya paus yang sudah tua saja yang mereka buru. Jika mereka menemukan paus muda, masyarakat nelayan di desa ini akan mengembalikannya ke laut lepas. Mereka pun bersepakat secara adat bahwa dalam setahun, tidak boleh lebih dari 15 paus yang mereka buru. Dengan demikian, mereka tetap menjaga agar paus tidak punah.

Untuk berburu paus, para nelayan melakukan pemantauan dari bibir pantai dan dari atas bukit. Ada beberapa orang yang senantiasa berada di bukit itu untuk memantau, sambil melakukan kegiatan lainnya seperti memperbaiki jala, menganyam atap perahu dari daun lontar, memasak, atau membaca buku. Jika mereka melihat paus, mereka akan berteriak “baleo” yang berarti paus. Teriakan itu, membuat para nelayan yang berada di bibir pantai segera bersiap melaut. Mereka akan mengirimkan sebuah perahu untuk mengamati jenis dan umur paus. Jika mereka melihat paus itu layak ditangkap, mereka akan akan memanggil perahu-perahu lain untuk mendekat.

Daging dan minyak paus yang berhasil ditangkap kemudian akan dibagi ke seluruh warga desa. Pembagian diutamakan bagi janda dan yatim piatu, baru kemudian kepada penangkap paus, pemilik perahu, lalu kepada masyarakat lainnya. Daging dan ikan paus ini dapat ditukar dengan jagung, umbi-umbian, buah-buahan, dan sayuran dari masyarakat pegunungan. Kegiatan barter ini dilakukan di Pasar Wulandoni, sekitar 3 km dari Lamalera.

Kunci Jawaban Halaman 94 - 95

Ayo Menulis

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas