Surat Asy-Syams Ayat 1-15: Tulisan Arab, Latin, Terjemahan dan Tafsir
Berikut bacaan surat Asy-Syams dalam tulisan Arab, latin, serta terjemahan bahasa Indonesia.
Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Sri Juliati
"(Kaum) Samud telah mendustakan (Rasul-Nya) karena mereka melampaui batas (zalim),"
12. إِذِ انۢبَعَثَ أَشْقٰىهَا
izimba'asa asyqoohaa
"ketika bangkit orang yang paling celaka di antara mereka,"
13. فَقَالَ لَهُمْ رَسُولُ اللَّهِ نَاقَةَ اللَّهِ وَسُقْيٰهَا
fa qoola lahum rosuulullohi naaqotallohi wa suqyaahaa
"lalu Rasul Allah (Salih) berkata kepada mereka, "(Biarkanlah) unta betina dari Allah ini dengan minumannya.""
14. فَكَذَّبُوهُ فَعَقَرُوهَا فَدَمْدَمَ عَلَيْهِمْ رَبُّهُمْ بِذَنۢبِهِمْ فَسَوّٰىهَا
fa kazzabuuhu fa 'aqoruuhaa fa damdama 'alaihim robbuhum bizambihim fa sawwaahaa
"Namun mereka mendustakannya dan menyembelihnya, karena itu Tuhan membinasakan mereka karena dosanya, lalu diratakan-Nya (dengan tanah)."
15. وَلَا يَخَافُ عُقْبٰهَا
wa laa yakhoofu 'uqbaahaa
"Dan Dia tidak takut terhadap akibatnya."
Baca juga: Bacaan Surat Yasin Ayat 1-83, Tulisan Arab, Latin, dan Artinya
Tafsir Asy-Syams, ayat 1-15 dari Kemenag
Ayat 1
Allah bersumpah dengan matahari dan cahayanya pada waktu duha yang sangat terang dan kontras dengan sesaat sebelumnya di mana kegelapan menutup alam ini.
Penciptaan matahari, peredarannya pada poros dan orbitnya membuktikan kuasa Allah.
Menurut kajian ilmiah, cahaya di pagi hari adalah yang paling lengkap kekayaan panjang gelombangnya.
Oleh karena itu, cahaya matahari pagi paling baik khasiatnya bagi manusia.
Ayat 2
Lanjutan ayat pertama, setelah Allah bersumpah dengan Matahari, Allah juga bersumpah dengan bulan.
Bulan bertolak belakang dengan matahari, sebab ia bukan sumber cahaya tetapi hanya menerima cahaya dari matahari
Bulan muncul dalam bentuk bulan sabit, kemudian seiring pergantian hari berubah menjadi purnama, dan kembali ke bulan sabit lagi pada akhir bulan.
Ayat 3-4
Selanjutnya Allah bersumpah dengan siang dan malam. Siang menampakkan matahari, sedangkan malam menyembunyikan matahari.
Dengan ini, Allah memberikan isyarat tentang sistem perputaran bulan dan bumi terhadap matahari sebagai penanda waktu bagi manusia.
Perputaran bumi terhadap matahari menimbulkan sistem penanda waktu syamsiah sedang perputaran bulan terhadap bumi menimbulkan penanda waktu qomariyah.
Pergerakan ketiga benda langit ini yang begitu terstruktur tersebut menunjukkan betapa kuasa Allah
Ayat 5-6
Selanjutnya lagi, Allah bersumpah dengan langit dan bumi. Langit, yaitu kosmos beserta segala isinya, menyangga langit itu sehingga tetap berfungsi sebagai atap bumi.
Dan bumi itu terhampar sehingga menyediakan potensi-potensi yang dapat dimanfaatkan manusia untuk hidup di atasnya.
Ayat 7-8
Terakhir, Allah bersumpah dengan diri manusia yang telah Ia ciptakan dengan kondisi fisik dan psikis yang sempurna.
Setelah menciptakannya secara sempurna, Allah memasukkan ke dalam diri manusia potensi jahat dan baik.
Ayat 9-10
Dalam ayat-ayat ini, Allah menegaskan pesan yang begitu pentingnya sehingga untuk itu Ia perlu bersumpah.
Pesan itu adalah bahwa orang yang membersihkan dirinya, yaitu mengendalikan dirinya sehingga hanya mengerjakan perbuatan-perbuatan baik, akan beruntung, yaitu bahagia di dunia dan terutama di akhirat.
Sedangkan orang yang mengotori dirinya, yaitu mengikuti hawa nafsunya sehingga melakukan perbuatan-perbuatan dosa, akan celaka, yaitu tidak bahagia di dunia dan di akhirat masuk neraka.
Ayat 11
Kaum Samud adalah umat Nabi Saleh. Mereka telah mendustakan dan mengingkari kenabian dan ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Saleh dari Allah.
Nabi Saleh diberi mukjizat oleh Allah sebagai ujian bagi kaumnya, yaitu seekor unta betina yang dijelmakan dari sebuah batu besar, untuk menandingi keahlian kaum itu yang sangat piawai dalam seni patung dari batu.
Bila mereka piawai dalam seni patung sehingga patung itu terlihat bagaikan hidup, maka mukjizat Nabi Saleh adalah menjelmakan seekor unta betina yang benar-benar hidup dari sebuah batu.
Akan tetapi, mereka tidak mengakuinya, dan berusaha membunuh unta itu.
Ayat 12
Awal kecelakaan bagi kaum Samud adalah ketika tampil seorang yang paling jahat dari mereka, yaitu Qudar bin Salif.
Ia adalah seorang yang sangat berani, perkasa, dan bengis. Ia datang memprovokasi kaumnya untuk membunuh unta betina mukjizat Nabi Saleh.
Ayat 13
Nabi Saleh memperingatkan kaumnya agar tidak mengganggu unta itu.
Ia memperingatkan bahwa unta itu adalah mukjizat dari Allah, dan haknya untuk memperoleh minum berselang hari dengan mereka, harus dihormati.
Ia memperingatkan pula bahwa bila mereka mengganggunya, mereka akan mendapat bahaya.
Ayat 14
Akan tetapi, kaumnya memandang Nabi Saleh bohong, begitu juga unta itu sebagai mukjizat, dan menganggap sepi peringatan Nabi Saleh tersebut.
Unta itu mereka tangkap beramai-ramai, lalu Qudar bin Salif membunuhnya dengan cara memotong-motongnya.
Akhirnya Allah meratakan negeri mereka dengan tanah, dengan mengirim petir yang menggelegar yang diiringi gempa yang dahsyat, sebagai balasan pembangkangan dan dosa-dosa mereka.
Ayat 15
Allah tidak peduli bencana yang Ia timpakan kepada mereka dengan korban yang begitu besar.
Hal itu karena pembangkangan mereka yang sudah sangat keterlaluan, yaitu membunuh unta betina (mukjizat) yang diturunkan-Nya kepada nabi-Nya.
(Tribunnews.com/Tio)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.