NUS Computing dan TZ Apac Kenalkan Platform Blockchain dan Komputasi Cloud Sejak Dini
TZ Apac dan NUS Computing mendirikan Center for Nurturing Computing Excellence untuk memperkenalkan platform blockchain sejak dini.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - TZ Apac dan National University of Singapore School of Computing (NUS Computing) mendirikan Center for Nurturing Computing Excellence untuk memperkenalkan platform blockchain sejak dini.
Colin Miles, CEO TZ Apac mengatakan, kerja sama ini akan memberdayakan siswa belajar dari pakar industri di bidang teknologi blockchain, komputasi cloud, dan data science.
"Kami membangun di Singapura karena negara itu karena memiliki peningkatan investasi sepuluh kali lipat dari tahun 2020 ke 2021, dengan 82 kesepakatan bernilai gabungan hingga S$1,48 miliar menurut KPMG," kata Colin dalam keterangan tertulis, Kamis (12/5/2022).
Dia mengatakan, selama beberapa tahun terakhir, Singapura telah memantapkan dirinya sebagai tujuan utama bagi perusahaan teknologi dalam industri terobosan.
"Di program ini siswa akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan manfaat dari para pakar selama masa pendidikan mereka,” kata Associate Professor Tan dari NUS Computing.
Baca juga: CoinEx Kenalkan Platform Penyokong Proyek Blockchain
Dengan mendirikan Center for Nurturing Computing Excellence ini diharapkan dapat meningkatkan standar pendidikan komputasi di negara dan seluruh kawasan diikuti dengan kehadiran generasi berbakat di bidang teknologi.
Baca juga: Bank di Rusia Ini Kembangkan Cloud Sendiri Setelah Keluhkan Kualitas Vendor China
Assoc Prof Tan juga bertanggung jawab melatih siswa yang berpartisipasi dalam kontes pemrograman terkenal internasional seperti International Olympiad in Informatics (IOI), National Olympiad in Informatics (NOI) dan International Collegiate Programming Contest.
Di tahun 2021 dia memimpin tim IOI Singapura untuk mencapai penampilan terbaik dengan memenangkan 3 medali emas dan satu medali perak.
Baca juga: Teknologi Blockchain Jadi Tren Baru untuk Berdonasi
IOI adalah kompetisi penting di seluruh ekosistem kripto, dengan banyak tokoh terkemuka di industri telah berpartisipasi. Khususnya, arsitek awal Tezos Arthur Breitman adalah kontestan IOI yang mewakili Prancis dan mendapatkan medali perunggu.
Di kerjasama dengan NUS Computing ini pihaknya berharap bisa memajukan dunia pendidikan, di mana pendidikan seputar blockchain bukan sesuatu yang terbatas pada komunitas pengembang khusus, tetapi bagian penting dari kurikulum komputasi di beberapa universitas terkemuka di kawasan ini.