Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sejarah Perkembangan Sistem Suara dalam Bioskop: Mulai dari Fotokinema hingga Dolby Atmos

Sejarah singkat perkembangan sistem suara yang digunakan dalam bioskop dari masa ke masa mulai dari Fotokinema, Vitaphone hingga Dolby Atmos.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Sejarah Perkembangan Sistem Suara dalam Bioskop: Mulai dari Fotokinema hingga Dolby Atmos
TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Pengunjung dalam bioskop - Sejarah singkat perkembangan sistem suara yang digunakan dalam bioskop dari masa ke masa. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut mengenal sejarah singkat perkembangan sistem suara dalam bioksop.

Pembuatan film pertama kali dengan menggunakan suara telah dimulai sejak 90 tahun yang lalu.

Penggunaan sistem suara di ruang bioskop akan membuat film terasa lebih nyata secara virtual dan membawa penonton seolah berada dalam film itu.

Dikutip dari laman 21cineplex.com, sistem audio perusahaan bioskop terus mengembangkan kualitasnya hingga saat ini.

Inovasi terbarunya adalah sistem suara Dolby Atmos yang digunakan oleh berbagai film besar seperti Gravity, The Hobbit dan Life of Pi.

Lalu bagaimana sejarah perkembangan penggunaan sistem suara pada bioskop?

Baca juga: Cara Beli Tiket Nonton Film Bioskop di Shopee

Simak ulasan selengkapnya berikut ini mengenai perkembangan sistem suara bioskop, dilansir laman 21cineplex.

Berita Rekomendasi

Sejarah perkembangan sistem suara Bioskop

Pengunjung dalam ruang bioskop.
Pengunjung dalam ruang bioskop. (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Fotokinema (1921)

Berbentuk rekaman suara pada CD yang mirip dengan kualitas gramopon, yang dimainkan bersamaan dengan film.

Gramopon adalah alat produksi suara dan musik yang berbentuk piringan hitam.

Movietone (1926)

Salah satu sistem suara pertama kali digunakan dalam sebuah film.

Alat ini digunakan pada awal feature film dan berita hingga 1939.

Vitaphone (1926)

Sistem ini digunakan oleh penyanyi jazz, sistem suara ini sukses akhirnya mengakhiri pemutaran film bisu atau tanpa suara.

Sistem suara jenis ini terakhir direkam dengan menggunakan suara dari gramopon.

Era Talkie

Eksperimen dilakukan dengan menambahkan suara ke film melalui 2 metode.

Dua metode itu yaitu merekam langsung suara pada film atau merekamnya ke CD yang nantinya diputar secara simultan saat film diputar.

Fantasound (1940)

Sistem suara ini diciptakan untuk Disney Fantasia.

Namun hanya digunakan di 14 bioskop Amerika Serikat karena adanya kewajiban militer untuk Perang Dunia Kedua.

CinemaScope (1953)

Ketimbang trek optikal, demi menciptakan 4 saluran suara.

Mereka akhirnya membuat soundtrack dengan jalur magnetis.

Sensurround (1974)

Penggunaan sistem suara frekuensi yang rendah, secara umum mengejutkan jaringan bioskop kala itu.

Salah satu contohnya adalah atap yang bergetar di langit-langit.

Era Mono

Hingga tahun 1970-an, hampir semua film menggunakan sistem mono yang kualitasnya agak lebih baik dari saluran telepon.

Pihak studio terus bereksperimen dengan suara yang lebih baik tapi kebanyakan hasilnya adalah film pendek.

Dolby Stereo (1975)

Encoding 4 saluran suara untuk turun menjadi 2 saluran dalam merekam sebuah film.

Kemudian di rekam kembali ke 4 saluran sehingga memunculkan suara stereo di bidang yang terbatas dalam sebuah film.

Era Stereo

Ketika penonton bioskop di tahun 1977 mendengar pesawat luar angkasa yang sangat besar melintas di atas kepala di film Star Wars.

Film itu direkam dengan Dolby Stereo, pengalaman itu kemudian mengubah ekspektasi sistem suara di masa depan.

Baca juga: Gedung Bioskop Tua di Pasar Senen Dibakar Massa

Dolby Stereo 70 mm (1978)

Pada tahun ini telah menggunakan sistem Dolby untuk teknik pengurangan suara kasar pada magnetic soundtraks di film 70 mm.

Penggunaannya dimulai pertama kali digunakan jenis 5.1 surround dengan suara secara penuh.

THX (1983)

Penggunaan sistem suara ini digunakan bukan untuk merekam.

Melainkan membuat kualitas standar demi terciptanya keakuratan ketika film tersebut kembali diputar di bioskop ataupun di tempat lain.

Dolby Digital (1991)

Pada Tahun ini penggunakan sistem suara yang canggih yang mendukung sistem 5.1 soundtrack digital dan cadangan analog.

DTS (1993)

Pada tahun ini telah menempatkan soundtrack bukan pada filmnya melainkan terpisah di CD-ROM.

Sony Dynamic Digital Sound (SDDS) (1993)

Penggunaan sistem suara ini sudah dapat semaksimal mungkin 8 saluran suara.

Lima di depan, dua saluran surround di sisi kiri kanan dan saluran bass.

Beberapa film besar sempat menggunakan sistem ini.

Dolby Surround 7.1 (2010)

Sistem suara ini telah menggunakan luas bidang tersisa dari transisi digital sinema.

Caranya dengan menambahkan dua saluran surround yang terpisah di belakang bioskop.

Barco Auro 11.1 (2012)

Tahun 2012 biosko menambah 5 saluran suara dari sistem 5.1 untuk menambah ketajaman.

Era Sistem suara Multichannel

Penggunaan sistem suara multichannel dimulai dengan 5.1

Terletak pada kiri, kanan, tengah, kiri surround, kanan surround dan subwoofer dengan menggunakan Dolby Stereo 70mm.

Dolby Atmos (2012)

Penggunaan sistem suara ini menciptakan suara 3D untuk memberikan pengalaman menyaksikan yang nyata.

Pada suatu ketika ada penonton yang mengatakan ia sempat menunduk karena ada suara melintas di depan mukanya.

Sistem ini sudah digunakan lebih dari 70 judul film besar studio Hollywood.

(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas