Kunci Jawaban PKN Kelas 9 Halaman 66 dan 67: Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari NKRI
Simak kunci jawaban PKN kelas 9 SMP/MTs di halaman 66 dan 67. Menjawab soal Tugas Mandiri tentang Lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari NKRI.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Miftah
Dari kasus di atas, buatlah kajian mendalam dengan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Apa yang melatarbelakangi sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Malaysia?
Jawaban:
Yang melatarbelakangi sengketa Pulau Sipadan dan Ligitan antara pemerintahan Indonesia dengan pemerintah Malaysia adalah klaim kedua negara atas kepemilikan dan kedaulatan terhadap Pulau Sipadan dan Ligitan di lepas pantai pulau Kalimantan.
Hal ini karena batas wilayah kedua negara di sekitar pulau ini belum disepakati.
2. Langkah-langkah kongkret apa yang telah dilakukan Pemerintah Indonesia dalam mengatasi kasus tersebut?
Jawaban:
Langkah-langkah kongkrit ini antara lain adalah melakukan pendataan ulang atas pulau-pulau terluar Indonesia yang pada faktanya banyak yang belum bernama.
Langkah lainnya adalah melakukan kegiatan efektif di pulau-pulau terluar untuk menegaskan kedaulatan Indonesia secara mutlak di wilayah tersebut.
Baca juga: Kunci Jawaban Matematika Kelas 7 Halaman 147 148 149 Cara Menentukan Himpunan Bilangan dengan Benar
3. Mengapa Indonesia kalah dari Malaysia dalam kepemilikian pulau Sipadan dan Ligitan?
Jawaban:
Indonesia kalah dari Malaysia dalam kepemilikan pulau Sipadan dan Ligitan adalah karena Malaysia berhasil dalam menjaga kelestarian lingkungan pada kedua pulau yang dipersengketakan sebagai pelaksanaan fungsi administrasi pemerintahan negeri tersebut.
4. Berkaca dari kasus tersebut, coba kalian buat usulan konkrit agar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak lepas ke negara lain atau tidak melepaskan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
Jawaban:
- Pemerintah melaksanakan pemerataan pembangunan ke seluruh wilayah, terutama wilayah perbatasan dan terpencil.
- Pemerintah membangun pos-pos militer di wilayah perbatasan.
(Tribunnews.com/Yurika)