Sejarah Hari Kereta Api Indonesia dan Terbentuknya KAI, Dimulai dari Rute Solo-Yogyakarta
Berikut ini sejarah singkat perkeretaapian Indonesia hingga menjadi PT KAI seperti sekarang
Penulis: Muhammad Renald Shiftanto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Hari Kereta Api Indonesia diperingati tiap 28 September.
Jika ditarik mundur, perkeretaapian Indonesia bermula ketia dimulainya dibuka jalur kereta api Semarang-Vorstenlanden (Solo-Yogyakarta) di Desa Kemijen.
Pembuatan jalur pertama tersebut dibuka oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele tanggal 17 Juni 1864.
Mengutip kai.id, pembangunannya sendiri dilaksanakan oleh Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM) yang merupakan perusahaan swasta.
Kala itu, pembangunan menggunakan lebar sepur 1435 mm.
Lalu, pemerintah Hinda Belanda juga membangun jalur kereta api negara melalui Staatssporwegen (SS) pada 8 April 1875 dengan rute pertama Surabaya-Pasuruan-Malang.
Baca juga: Kumpulan Link Twibbon Hari Kereta Api 2022, Beserta Cara Buat dan Cocok Dibagikan di Media Sosial
Kesuksesan NISM dan SS mendorong banyak investor swasta untuk membangun jalur kerta api lainnya.
Berikut nama-nama investor kereta api pertama di Indonesia (1864-1942):
- Nederlansch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM)
- Staatssporwegen (SS)
- Semarang Joana Stoomtram Maatschappij (SJS)
- Semarang Cheribon Stoomtram Maatschappij (SCS)
- Serajoedal Stoomtram Maatschappij (SDS)
- Oost Java Stoomtram Maatschappij (OJS)
- Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (Ps.SM)
- Kediri Stoomtram Maatschappij (KSM)
- Probolinggo Stoomtram Maatschappij (Pb.SM)
- Modjokerto Stoomtram Maatschappij (MSM)
- Malang Stoomtram Maatschappij (MS)
- Madoera Stoomtram Maatschappij (Mad.SM)
- Deli Spoorweg Maatschappij (DSM)
Tak hanya membangun sarana kereta api di Jawa, pembangunan kereta api juga dilakukan di:
- Aceh (1876)
- Sumatera Utara (1889)
- Sumatera Barat (1891)
- Sumatera Selatan (1914)
- Sulawesi (1922)
Studi soal kemungkinan pemasangan jalan rel juga pernah dilakukan di Kalimantan, Bali, dan Lombok.
Namun, studi tersebut tak sampai ke tahap pembangunan.
Perjalanan perkeretaapian berlanjut di tahun 1942 setelah Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa syarat pada Jepang.
Saat itu, perkeretaapian di Indonesia diambil alih oleh Jepang dan berganti nama menjadi Rikuyu Sokyuku (Dinas Kereta Api).
Kereta api hanya diutamakan untuk kepentingan perang saat dikuasai jepang.
Lalu setelah kemerdekaan, dilakukan pengambilalihan stasiun dan kantor pusat kereta api yang dikuasai Jepang.
Lalu pada 28 September 1945, Kantor Pusat Kereta Api Bandung diambil alih ke pemerintah Indonesia.
Di tanggal tersebut, juga menandai berdirinya Djawatan Kereta Api Indonesia Republik Indonesia (DKARI).
Ketika Belanda kembali ke Indonesia tahun 1946, Belanda membentuk kembali perkeretaapian di Indonesia bernama Staatssporwegen/Verenigde Spoorwegbedrif (SS/VS), gabungan SS dan seluruh perusahaan kereta api swasta (kecuali DSM).
Tiga tahun kemudian, melalui Konferensi Meja Bundar (KMB), aset-aset milik pemerintah Hindia Belanda diambil alih.
Pengalihan dalam bentuk penggabungan antara DKARI dan SS/VS menjadi Djawatan Kereta Api (DKA) tahun 1950.
Perjalanan Ganti Nama
Seletah menjadi DKA di tahun 1950, perkeretaapian Indonesia berganti menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA).
Lebih lengkapnya, berikut proses ganti nama perkeretaapian Indonesia:
- Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) 1945-1950
- Djawatan Kereta Api (DKA) 1950-1963
- Perusahaan Nasional Kereta Api (PNKA) 1963-1971
- Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA) 1971-1991
- Perusahaan Umum Kereta Api (PERUMKA) 1991-1998
- PT Kereta Api Indonesia (Persero) 1998-sekarang
Kumpulan Link Twibbon Hari Kereta Api Indonesia
(Tribunnews.com, Renald)