Pasokan Rudal Storm Shadow Ngadat, Hubungan Ukraina-Inggris Kini Hambar
Semenjak Keir Starmer dari Partai Buruh berkuasa di Inggris, negeri itu tidak mau lagi mengirimkan rudal jarak jauhnya ke Ukraina.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Semenjak Keir Starmer dari Partai Buruh berkuasa di Inggris, negeri itu tidak mau lagi mengirimkan rudal jarak jauhnya ke Ukraina.
Sebagai akibatnya, hubungan kedua negara pun kini memburuk.
The Guardian mengabarkan, sejumlah pejabat Kiev mengatakan kini hubungan kedua negara sudah hambar tak lagi seperti saat Rishi Sunak menjabat sebagai perdana menteri.
Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin: Netralitas Ukraina Penting untuk Mencapai Perdamaian
Keir Starmer telah empat bulan menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris, selama itu pula tidak ada kunjungan dari pemimpin negara yang tadinya sangat mendukung Ukraina.
Di zaman Rishi Sunak, Inggris terus memasok Storm Shadow ke Kiev. Rudal ini menjadi salah satu andalan militer Ukraina untuk menghancurkan fasilitas-fasilitas penting, diantaranya adalah memutuskan jembatan Kerch yang menghubungkan daratan Rusia dengan semenanjung Krimea.
"Ini tidak terjadi. Starmer tidak memberi kita senjata jarak jauh. Situasinya tidak sama seperti saat Rishi Sunak menjadi perdana menteri. Hubungan telah memburuk," kata pejabat Ukraina itu kepada Guardian.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa Storm Shadow sangat diharapkan oleh Ukraina. Dengan mampetnya pasokan rudal tersebut, jika pun Keir Starmer mengunjungi Ukraina maka akan terasa sia-sia.
Sebelumnya Starmer beberapa kali berencana untuk mengunjungi Kiev, namun rencana tersebut selalu batal. Kini para pejabat Ukraina menyatakan sudah tidak penting lagi dia bertemu Presiden Volodymyr Zelensky jika Storm Shadownya tidak dikirim.
Inggris sebenarnya merupakan salah satu pendukung terkuat Ukraina. Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 2022 lalu, Inggris telah memberikan bantuan sebesar 12,8 miliar poundsterling atau setara 258 triliun, termasuk bantuan militer sebesar 3 miliar poundsterling atau Rp 60 triliun.
Baca juga: Tanggapi Dukungan Korea Utara untuk Rusia, Presiden Korsel Pertimbangkan Kirim Senjata ke Ukraina
Pada masa Keir Starmer pun, Inggris tetap memberikan bantuan.
Menteri Pengadaan dan Industri Pertahanan Inggris, Maria Eagle pada Agustus lalu melakukan kerjasama Perjanjian Dukungan Ekspor Pertahanan Ukraina.
Perjanjian ini memungkinkan Ukraina untuk mendapat bantuan dana dan peralatan militer Inggris.
“Inggris bersatu dengan Ukraina. Pemerintah kami telah berjanji untuk meningkatkan dukungan, mengonfirmasikan 3 miliar poundsterling per tahun untuk mendukung Ukraina dan paket amunisi, rudal antitank, dan senjata artileri,” kata Eagle melansir Gov.uk.
Meski demikian, Inggris juga sempat mengeluhkan semakin berkurangnya stok senjata di dalam negeri. Negara itu terus memasok senjata ke Kiev juga para sekutu Ukraina di Eropa, sayangnya Ukraina dianggap terlalu boros menggunakan senjata sehingga cepat habis.