Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 211, 212, 213, 214, 215 Kegiatan 2
Simak inilah soal dan kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 halaman 211, 212, 213, 214, 215 pada Kegiatan 2 tentang Mengonstruksi Esai.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 halaman 211,212, 213, 214, dan 215.
Buku Bahasa Indonesia kelas 12 halaman 211 - 215 Kegiatan 2 tentang Mengonstruksi Esai.
Sebelum melihat kunci jawaban, ada baiknya siswa mencoba menjawab sendiri terlebih dahulu dengan bantuan orang tua.
Jika sudah, orang tua bisa mencocokkan jawaban yang ditulis anak dengan jawaban di bawah ini.
Kunci jawaban soal Bahasa Indonesia Kelas 12 SMP/MTs pada halaman 211 - 215:
Baca juga: Kunci Jawaban IPAS Kurikulum Merdeka Kelas 5 Halaman 31 32: Skema Bagaimana Telinga Mendengar
Kegiatan 2 Mengonstruksi Esai
Berbeda dengan kritik yang harus menyoroti sebuah karya. Hal yang disoroti dalam esai dapat juga berupa fenomena tertentu, misalnya bahasa, budaya, politik, dan agama.
Cermati contoh esai bahasa berikut "Aksara yang Membingungkan" oleh Jamal D. Rahman.
Berdasarkan contoh, topik yang dibahas dalam esai dapat diangkat dari hal-hal sederhana di lingkungan sekitar kita. Masalah yang diangkat acap kali diabaikan orang lain.
Dengan sudut pandang yang berbeda, dengan argumen yang kuat, topik yang sederhana akan menjadi bahasan yang nikmat dan memikat.
Tugas
1. Amatilah fenomena yang terjadi di lingkungan tempat tinggalmu, dari koran, majalah, televisi, atau internet tentang masalah yang sedang aktual!
2. Tentukanlah satu bagian saja dari fenomena tersebut yang menarik perhatianmu! Pastikan kamu memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang hal tersebut.
3. Buatlah pernyataan pribadimu terhadap hal yang kamu pilih tersebut!
4. Siapkan argumen untuk mendukung pernyataan pribadimu!
5. Tulislah sebuah esai berdasarkan hal yang kamu pilih dan argumentasi yang sudah kamu siapkan. Gunakanlah gaya bahasamu yang berbeda dengan gaya bahasa orang lain. Jangan terpengaruh dengan gaya bahasa orang lain!
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kurikulum Merdeka Kelas 4 SD Halaman 82 Unit 8: Look and Answer
Jawaban:
Fenomena sekitar: Kebersihan di Lingkungan Sekitar
Contoh esai: Pentingnya Kesadaran Masyarakat akan Kebersihan
Kesadaran Masyarakat terhadap kebersihan, dalam agama disebutkan bahwa kebersihan merupakan sebagian dari iman. Kebersihan adalah hal yang mutlak dibutuhkan oleh setiap orang yang tinggal di dalam lingkungan hidup. Lingkungan hidup yang bersih, menciptakan rasa kenyamanan serta kesehatan bagi setiap individu yang tinggal di dalamnya.
Bayangkan saja, seandainya lingkungan hidup yang Anda tinggali kotor, maka rasa tidak nyaman akan menghampiri. Kemungkinan timbulnya berbagai penyakit pun lebih besar dibandingkan dengan lingkungan hidup yang bersih.
Sebagai contoh, rumah Anda kotor. Banyak sampah dan genangan air di sekitar rumah. Maka, nyamuk-nyamuk demam berdarah dapat berkembang biak dengan subur. Menyebabkan anggota keluarga Anda, bahkan orang-orang yang tinggal di sekitar Anda memiliki peluang besar terkena penyakit demam berdarah.
Menjaga Kebersihan Dimulai dari Diri Sendiri
Kebersihan diri merupakan cermin kehidupan seseorang. Apakah orang tersebut tipe pemalas, atau tipe orang yang rajin. Orang yang malas membersihkan diri sendiri, bagaimana mungkin peduli terhadap kebersihan lingkungan hidup yang ada di sekitarnya?
Menjaga kebersihan diri sendiri merupakan hal yang sangat pribadi dan menjadi hak Anda untuk hidup bersih dan sehat, seperti mandi paling tidak dua kali sehari, selalu mengenakan pakaian bersih, mencuci tangan sebelum makan atau menyentuh makanan, serta hal lain yang dapat menimbulkan rasa nyaman dan sehat di diri kita sendiri.
Menjaga Kebersihan di Lingkungan Keluarga
Hal yang besar dimulai dari hal kecil, begitu juga dengan menjaga kebersihan. Setelah menjaga kebersihan dari diri sendiri, maka kebersihan di lingkungan keluarga pun dapat tercipta. Setiap anggota keluarga berperan dalam menjaga kebersihan dan kesehatan masing-masing anggota keluarganya.
Menjaga Kebersihan di Lingkungan Masyarakat
Tingkat kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan masih tergolong rendah. Meskipun mereka telah berhasil menjaga kebersihan dimulai dari diri sendiri dan lingkungan keluarga, tak sedikit orang yang mengabaikan kebersihan dalam lingkungan masyarakat.
Sebagai contoh, orang membuang plastik permen di sembarang tempat. Maka, perbuatan kecil tersebut akan memicu tindakan serupa yang akan dilakukan orang lain. Bayangkan jika di suatu jalan atau taman, ada sepuluh atau dua puluh orang membuang plastik permen sembarangan, alhasil tempat itu akan menjadi kotor.
Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah dalam menjaga kebersihan di lingkungan masyarakat, dapat dilihat dari cara mereka membuang sampah. Apakah masyarakat membuang sampah pada tempatnya, di pinggir-pinggir sungai, atau bahkan di pnggiran jalan raya.
Adanya petugas kebersihan hanyalah sebagai pembantu dalam menjaga kebersihan. Sedangkan faktor utama yang sangat berpengaruh agar lingkungan masyarakat terlihat bersih adalah kesadaran masyarakat itu sendiri.
Dampak Serius dari Kurangnya Kesadaran Masyarakat Menjaga Kebersihan
Dampak serius dari kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan akan sangat terasa. Secara fisik, lingkungan yang memiliki tingkat kesadaran rendah, akan terlihat kotor dan tidak nyaman untuk ditinggali. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, lingkungan kotor dapat menimbulkan berbagai penyakit, seperti misalnya demam berdarah.
Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan juga dapat menimbulkan bencana yang lebih besar. Seperti yang kita ketahui, bencana banjir tidak hanya disebabkan oleh hujan lebat. Tapi, karena orang-orang membuang sampah sembarangan di sungai. Mengakibatkan tidak lancarnya aliran sungai, sehingga volume air meluap ke pemukiman warga.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi setiap masyarakat menumbuhkan kesadaran dalam menjaga kebersihan. Tidak hanya kebersihan diri sendiri, dan keluarga, tapi sangat penting menjaga kebersihan di lingkungan masyarakat.
(Sumber: Dinas Lingkungan Hidup Kota Semarang)
*) Disclaimer: Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.
Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Latifah)