Unsur Kebahasaan dan Struktur Pantun, Gurindam, dan Syair
Berikut unsur kebahasaan dan struktur Puisi Rakyat yang berupa pantun, gurindam, dan syair.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah materi sekolah terkait unsur kebahasaan dan struktur Puisi Rakyat (pantun, gurindam, dan syair).
Pada puisi rakyat terdapat struktur dan unsur kebahasaan yang sering digunakan.
Unsur kebahasaan puisi rakyat diuraikan berupa kalimat perintah, saran, ajakan, hingga larangan.
Puisi rakyat yang berupa pantun, syair, dan gurindam juga terikat oleh struktur seperti jumlah kata dalam tiap baris, jumlah baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau rima.
Unsur Kebahasaan Puisi Rakyat
Unsur kebahasaan dalam Puisi Rakyat, sebagai berikut:
Baca juga: Apa Itu Puisi Rakyat? Ini Pengertian, Ciri-Ciri, dan Unsur Puisi Rakyat
a. Kalimat Perintah
Kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung makna suruhan atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penutur atau penulisnya.
Contoh:
Tutup pintu itu!
Ambilkan aku air minum!
Buanglah sampah pada tempatnya!
b. Kalimat Saran
Kalimat saran adalah kalimat yang bermakna menyuruh atau meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dengan cara memberikan saran. Kalimat ini ditandai dengan kata-kata "seharusnya, sebaiknya, seyogyanya".
Contoh:
Sebaiknya kamu datang tepat waktu esok hari!
Sebaiknya kamu jangan pernah mengganggunya!
Demi keputusan yang tepat, sebaiknya ....
c. Kalimat Ajakan
Kalimat ajakan adalah kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk
melakukan suatu perbuatan (ayo dan mari).
Contoh:
Ayo belajar dengan giat!
Marilah berbuat baik satu sama lain!
Marilah kita jaga agar lestari!
d. Kalimat Seru
Kalimat seru adalah kalimat yang mengungkapkan rasa hati, seperti kagum, heran, senang, dan sedih (alangkah, betapa, dan bukan main).
Contoh:
Alangkah indahnya alam Indonesia ini.
Wahai, pemuda Indonesia teruslah berjuang melestarikan budaya kita.
e. Kalimat larangan
Kalimat larangan adalah kalimat yang berisi larangan agar orang lain tidak melakukan kegiatan (jangan, hidari).
Contoh:
Janganlah berprasangka buruk kepada sesama.
Jangan berjalan di atas rumput!
f. Pernyataan Sopan
Kalimat ini seperti kalimat perintah biasa namun terdengar lebih sopan. Agar menjadi kalimat yang sopan kalimat tersebut perlu ditambah dengan menggunakan kata-kata permohonan seperti, "mohon", "tolong".
Contoh:
Mohon jangan berisik di ruangan ini!
Tolong berbicara dengan jujur!
Baca juga: Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka Kelas 7 Halaman 42 Soal Puisi Rakyat
Kata penghubung yang sering digunakan pada Puisi Rakyat:
a. Kata penghubung tujuan
Kata penghubung tujuan merupakan kata penghubung modalitas yang menjelaskan maksud dan tujuan suatu acara atau tindakan (supaya, untuk, agar, dan guna).
b. Kata penghubung sebab (kausal)
Kata penghubung sebab (kausal) menjelaskan bahwa suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab tertentu (sebab, sebab itu, karena, dan oleh karena itu).
c. Kata penghubung akibat
Kata penghubung akibat adalah konjungsi yang menggambarkan suatu peristiwa atau tindakan terjadi atas sebab peristiwa lain. Konjungsi yang dipakai adalah sehingga, sampai, dan akibatnya.
d. Kata penghubung syarat
Konjungsi syarat yang menjelaskan suau hal bias terpenuhi apabila syarat yang ada dipenuhi, atau dijalankan. Contoh kata yang digunakan adalah jika, jikalau, apabila, asalkan, kalau, dan bilamana.
Struktur Puisi Rakyat
a. Struktur Pantun, terdiri atas:
1) Dua larik sampiran dan dua larik isi.
2) Dua larik pertama merupakan pengantar, sedangkan dua larik berikutnya merupakan isi.
3) Makna larik 1 dan 2 serta 3-4 tidak berhubungan.
4) Berdasarkan jenis kalimatnya, larik 1 dan 2 berdiri sendiri dan larik 3 serta 4 adalah saran.
b. Struktur Syair, terdiri atas:
1) Setiap bait terdiri dari empat baris.
2) Pola rima sama a-a-a-a.
3) Keempat larik syair dan merupakan bait-bait yang saling terkait.
4) Menggunakan kalimat menyapa.
5) Larik ke 2 dan 3 biasanya ditujukan kepada generasi muda.
6) Larik keempat merupakan akibat jika menjalankan yang ke 2 dan 3.
7) Kata yang digunakan bersifat simbolik.
c. Struktur Gurindam, terdiri dari:
1) Mempunyai dua larik yang saling berhubungan.
2) Kalimat yang digunakan merupakan pola hubungan syarat.
Sumber:
Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2017 oleh Titik Harsiati dkk.
Modul Pembelajaran SMP Terbuka Bahasa Indonesia Kelas VII: Modul 7 Puisi Rakyat oleh Seni Asiati dan Fatwa Amalia.
(Tribunnews.com/Latifah)