Proses Pelaksanaan Kemerdekaan Indonesia, Pembentukan BPUPKI, PPKI, dan Peristiwa Rengasdengklok
Proses Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pembentukan BPUPKI, PPKI, peristiwa Rengasdengklok, perumusan teks proklamasi dan pembacaan.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Hasil propaganda yang dilakukan oleh Jepang dapat mempengaruhi masyarakat menjelang kemerdekaan.
Jepang memberikan janji manis untuk membebaskan bangsa Indonesia dan penjajahan Belanda sehingga Jepang mulai mendapat simpati rakyat.
Kebijakan pemerintahan Jepang menyebabkan ruang gerak perlawanan bangsa Indonesia semakin dibatasi.
Bahkan Jepang melarang dan membubarkan semua organisasi pergerakan politik yang pernah ada di masa kolonial Belanda.
Jepang memanfaatkan rakyat dan tokoh-tokoh Indonesia untuk dapat memberikan dukungan terhadap kekuasaan Jepang di Indonesia.
Namun, hal itu tidak berlangsung lama ketika Kota Hiroshima dan Nagasaki pada 6 dan 9 Agustus 1945 di bom oleh Sekutu.
Baca juga: Perubahan Masyarakat pada Masa Perkembangan Islam di Indonesia dalam Aspek Geografis
Peristiwa itu tentu memberikan pengaruh besar dalam tatanan dunia.
Salah satunya menjadi momen bersejarah bagi bangsa Indonesia.
Yaitu terjadi revolusi politik di Indonesia, yakni kemerdekaan Indonesia.
Berikut proses Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, dikutip dari Buku IPS kelas 8 SMP/MI Kurikulum Merdeka.
Persiapan Kemerdekaan Indonesia
- Pembentukan BPUPKI
Pada tanggal 1 Maret 1945, panglima pemerintahan di Jawa, Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosokai.
BPUPKI terdiri dari 63 orang, di dalamnya terdapat perwakilan Cina, Arab, dan Indo, serta 7 orang Jepang.
Pada tanggal 29 April 1945 pengurus BPUPKI dibentuk dengan ketuanya Dr. K.R.T. Radiman Wedyodiningrat.
Sidang BPUPKI bertujuan untuk merumuskan dasar negara dan Undang-Undang Dasar negara Indonesia.
Setelah diadakan sidang pertama dan kedua, BPUPKI dibubarkan pada 7 Agustus 1945.
Lalu dibentuklah Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Zyumbi Inkai sebagai ganti BPUPKI.
- Pembentukan PPKI
PPKI diketuai oleh Ir. Soekarno dengan tugas utamanya yaitu mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan pergantian kekuasaan.
Pada 9 Agustus 1945, Jenderal Terauchi memanggil 3 tokoh nasional yakni Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat.
Mereka bertiga dipanggil ke Saigon/Dalat Vietnam untuk menerima informasi tentang kemerdekaan Indonesia.
Wilayah Indonesia adalah seluruh wilayah bekas jajahan Hindia Belanda.
- Terjadinya peristiwa Rengasdengklok
15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu.
Peristiwa itu disambut haru oleh pejuang bangsa Indonesia.
Hingga memunculkan perbedaan pendapat di antara tokoh-tokoh setelah mendengar kabar Jepang menyerah.
Tokoh Pemuda tidak setuju terhadap tokoh pejuang kemerdekaan seperti Ir. Soekarno, Moh Hatta, dan Ahmad Subarjo.
Mereka mendesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Proklamasi kemerdekaan dianggap sebagai kekuatan bangsa Indonesia untuk terbebas dari pengaruh Jepang.
Baca juga: Perubahan Masyarakat Indonesia di Masa Penjajahan Jepang, dari Aspek Geografi hingga Budaya
- Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Perumusan teks proklamasi dilaksanakan di rumah Laksamana Maeda karena dianggap tempat yang aman dari ancaman militer Jepang.
Di kediaman Maeda itulah rumusan teks proklamasi disusun.
Sukarni, Mbah Diro, dan BM. Diah dari golongan muda hadir dalam pertemuan itu untuk menyaksikan perumusan teks proklamasi.
Berdasarkan pembicaraan antara Soekarno, Hatta, dan Ahmad Soebardjo, diperoleh rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Soekarno.
Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan
Upacara proklamasi dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tepat pada pukul 10.00 waktu Jawa, saat ini 10.10 WIB.
Bendera pusaka dijahit sendiri oleh Fatmawati, istri Soekarno.
Teks proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Melik.
Pelaksanaan upacara dilakukan di rumah Soekarno di Jl. Pegangsaan Timur nomor 56, Jakarta.
Kelompok pemuda yang cukup berperan dalam penyebarluasan berita proklamasi adalah kelompok Sukarni.
Seluruh alat komunikasi dipergunakan, seperti pengeras suara, pamflet, bahkan mobil-mobil dikerahkan ke seluruh Jakarta.
Penyebaran berita proklamasi tidak terbatas melalui udara, tetapi juga melalui pers dan selebaran-selebaran kertas.
Peran buruh kereta api sangat besar dalam membawa berita proklamasi melalui surat-surat selebaran.
(Tribunnews.com/ Muhammad Alvian Fakka)