Materi Apresiasi Drama, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Referensi materi Apresiasi Drama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 Bab 7 Kurikulum Merdeka.
Penulis: Lanny Latifah
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Simak inilah materi Apresiasi Drama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 Kurikulum Merdeka.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Bab 7 membahas tentang materi Mengembangkan Apresiasi Drama Bertema Pendidikan.
Para siswa diminta untuk memahami materi Apresiasi Drama tersebut.
Materi dalam artikel ini, dapat menjadi referensi atau panduan siswa dalam belajar.
Baca juga: Materi Apresiasi Puisi, Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Kelas 11 Kurikulum Merdeka
Apresiasi Drama
Apresiasi drama adalah kegiatan bersastra untuk mengenali, menikmati, menghargai, menafsirkan, mengevaluasi, dan mencipta drama.
Menurut Efendi (2002: 3), apresiasi drama merupakan kegiatan membaca, menonton, menghayati, memahami, atau menghargai karya drama.
Mengaparesiasi drama pentas ataupun drama film (film) yang disimak memiliki kesamaan dengan mengapresiasi drama yang dibaca.
Mengapresiasi drama pentas ataupun film dapat berupa memberikan penghargaan terhadap kelebihan atau kekuatan drama.
Adapun kegiatan apresiasi drama meliputi apresiasi reseptif dan apresiasi produktif.
Apresiasi drama reseptif berkaitan dengan keterampilan (1) membaca atau memirsa teks drama dan (2) menyimak teks drama.
Apresiasi drama produktif berkaitan dengan keterampilan (1) menulis teks drama dan (2) berbicara dan mempresentasikan teks drama.
Baca juga: Materi Sekolah: Pengertian Kata Sifat atau Adjektiva, Berikut 3 Fungsinya
Ditinjau dari aktivitas batiniahnya, terdapat tiga tahapan pokok dalam mengapresiasi drama, yaitu:
1. Keterlibatan jiwa sang apreisator;
2. Pemahaman dan penghargaan terhadap cara-cara penulisan yang digunakan oleh sang penulis;
3. Pendialogan antara hasil pemahamannya terhadap drama yang dibaca dengan hasil pengamatan, penghayatan, dan pemahamannya terhadap kehidupan sekitarnya.
Keterlibatan jiwa sang apresiator ini penting agar sang apresiator dapat merasakan dengan baik ucapan tokoh, pemikiran tokoh, tindakan, dan sikap tokoh dalam menghadapi perubahan karakter tokoh, dan nasib yang dialami oleh seorang tokoh.
Pengahayatan yang mendalam terhadap segala yang terjadi dan terdapat dalam karya drama sebaiknya tidak membuat sang apresiator larut.
Jika terjadi, hal tersebut akan membuat sang apresiator tidak bisa bersikap kritis terhadap apa yang dibacanya.
Baca juga: Materi Soal Teks Eksplanasi: Pengertian, Struktur, dan Unsur Kebahasaannya
Larutnya kejiwaan hanya akan membuat sang apresiator menangis, tertawa, sedih, atau jengkel, tetapi tidak mampu memberikan penilaian terhadap drama yang dibacanya secara kritis dan objektif.
Sikap objektif dan kritis hanya bisa dilakukan oleh sang apresiator, jika apresiator tetap bisa menjaga kesadarannya selama membaca drama tersebut.
Dengan kesadaran penuh, sang apresiator dapat menggunakan pengetahuan, pengalaman, dan pikirannya untuk menilai dan mengkritisi segala hal yang ditemukan dalam drama yang dibacanya.
Sumber:
Buku Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut Cakap Berbahasa dan Bersastra Indonesia SMA Kelas 11 Kurikulum Merdeka oleh Rahmah Purwahida dan Maman (2021).
Diktat Kuliah Telaah Drama oleh Anwar Effendi (2002), Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta.
*) Disclaimer: Materi soal di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak dan materi hanya digunakan untuk referensi belajar anak.
(Tribunnews.com/Latifah)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.