Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Halaman 121 Kurikulum Merdeka Bab 4: Seren Taun

Simak kunci jawaban Pendidikan Agama Katolik kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 121 pada bagian Ayo Kita Dalami.

Penulis: Katarina Retri Yudita
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Kunci Jawaban Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Halaman 121 Kurikulum Merdeka Bab 4: Seren Taun
Tangkapan layar Buku Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Halaman 121
Kunci jawaban Pendidikan Agama Katolik kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 121 Bab 4: Ayo Kita Dalami. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Pendidikan Agama Katolik kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 121.

Dalam buku Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka halaman 121, terdapat 5 soal pada bagian Ayo Kita Dalami.

Pada Bab 4 Doa sebagai Tanggapan atas Kehadiran Allah Sub Bab Ungkapan Syukur Tokoh-Tokoh Perjanjian Lama ini, siswa mampu memahami ungkapan syukur tokoh-tokoh Perjanjian Lama serta mewujudkan semuanya itu melalui sikap dan tindakan dalam hidup sehari-hari.

Sebelum mengerjakan 5 soal di bagian Ayo Kita Dalami, sebaiknya siswa memahami Bab 4 terlebih dahulu.

Baca juga: Kunci Jawaban Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Halaman 110 Kurikulum Merdeka Bab 3: Pengemis Buta

Kunci Jawaban Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka Halaman 121

Ayo Membaca

Seren Taun Cigugur

BERITA REKOMENDASI

Upacara Seren Taun AKUR adalah upacara syukuran masyarakat petani Cigugur Kuningan, yang dilaksanakan pada bulan Rayagung penghujung tahun menurut perhitungan kalender saka sunda, bertempat di Paseban Tri Panca Tunggal selama 7 hari berturut-turut.

Rayagung secara simbolis berarti merayakan keagungan Tuhan.

Rangkaian upacara Seren Taun ini dimulai dengan ritual damar sewu di malam hari pertama yang dilaksanakan di halaman depan Gedung Paseban Tri Panca Tunggal.

Prosesi ritual damar sewu ini memiliki makna menyalakan kembali dan menebarkan spirit kasilihwangian.

Pada hari kedua dilaksanakan prosesi upacara pesta budak angon yang juga disebut pesta dadung, yaitu prosesi upacara para gembala yang pada masa lalu memiliki kearifan memperlakukan makhluk-makhluk hidup di lingkungan mereka.

Para gembala tidak membunuh hama tanaman, tetapi hanya membuang hama tanaman dari wilayah pertanian mereka.

Prosesi ini dilaksanakan di Situ Hyang.

Pada hari ketiga hingga hari kelima diisi dengan kegiatan pertunjukan berbagai macam seni tradisional, baik tarian, musik, dialog kebudayaan, pameran hasil karya seni dari berbagai wilayah di Jawa Barat.

Pada hari keenam dilaksanakan doa kidung spiritual, berupa persembahan doa dan lagu rohani dari berbagai keyakinan yang ada di Nusantara dan diakhiri dengan prosesi ritual ngawinkeun pare yang dilakukan oleh perwakilan masyarakat Kanekes.

Pada hari ketujuh sebagai puncak upacara adat ritual Seren Taun, dimulai dari pagi hingga sore hari, dengan rangkaian acara ngajayak pare (menyambut persembahan padi) berupa berkumpulnya iringan rombongan pembawa hasil bumi dari empat mata penjuru angin menuju ke pusat pelaksanaan upacara adat Seren Taun di depan halaman Paseban Tri Panca Tunggal.

Rombongan pembawa hasil bumi tersebut terdiri dari rombongan angklung Buncis, pasukan jagabaya, penari buyung, penari jamparing apsari, rombongan
kamonesan atau memeron, 11 pasang muda-mudi yang membawa hasil bumi, rombongan ibu-ibu yang menyunggi padi, dan rombongan bapa-bapa yang memikul padi dengan rengkong.

Rombongan tersebut selama menuju tempat upacara diiringi oleh pertunjukan gamelan gong renteng.

Setelah berkumpul di lokasi upacara, pertunjukan pertama dimulai dengan tari buyung yang dilanjutkan dengan tari jamparing apsari, pertunjukan angklung baduy, angklung buncis, pertunjukan tarian jagabaya gebang kinatar, yang diakhiri dengan pertunjukan memeron.

Setelah pertunjukan memeron, 11 pasang muda-mudi, ibu-ibu dan bapa-bapa menuju ke pusat lokasi paseban, sedangkan para tamu undangan memasuki ruang Jinem di dalam gedung paseban untuk menerima persembahan hasil bumi.

Pada kesempatan tersebut 11 muda mudi selanjutnya menyerahkan hasil bumi kepada perwakilan tamu undangan.

Pada saat penyerahan hasil bumi ini, diiringi dengan lagu Babarit Bumi mengunakan iringan gamelan Keprabon Monggang.

Setelah acara berbagai sambutan, dilanjutkan dengan pelaksanaan rajah pamunah oleh ketua adat AKUR yang juga diiringi dengan gamelan Keprabon Monggang.

Setelah rajah pamunah selesai, ketua adat AKUR memberikan sejumlah halu (alu) kepada perwakilan tamu undangan yang kemudian bergerak menuju kepanutuan yang berlokasi di halaman utara Paseban untuk melaksanakan prosesi menumbuk padi sebagai puncak acara adat Seren Taun.

Pelaksanaan prosesi menumbuk padi ini juga melibatkan seluruh tamu yang menghadiri upacara Seren Taun.

Apabila dilihat dari proses pelaksanaan upacara Seren Taun, sudah sangat jelas bahwa kegiatan ini memiliki nilai dan makna kebersamaan, gotong royong, dan juga penanaman rasa kebangsaaan.

Hal ini dapat dilihat dari berbagai tenaga seluruh masyarakat dari mulai persiapan hingga pelaksanaan Seren Taun, demikian pula hasil bumi yang dikumpulkan berasal dari semua pelaku upacara Seren Taun.

Ayo Kita Dalami

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!

1. Kapan dan di manakah tradisi upacara adat Seren Taun dilaksanakan?

Jawaban: Upacara adat Seren Taun digelar setiap penghujung tahun (kalender saka sunda) di Cigugur Kuningan, Jawa Barat.

2. Apa tujuan utama dari pelaksanaan upacara adat Seren Taun?

Jawaban: Untuk mengungkapkan rasa syukur kaum petani atas panenan atau hasil bumi yang mereka peroleh dari kemurahan Tuhan sepanjang tahun.

3. Apa acara yang menjadi puncak dari rangkaian upacara adat Seren Taun?

Jawaban: Puncak rangkaian acara adalah menjemput hasil bumi, khususnya padi yang dipersembahkan oleh 11 pasang muda-mudi untuk ditumbuk menjadi beras dan dibagi-bagikan kepada warga masyarakat yang membutuhkan.

4. Apakah di daerahmu ada upacara adat yang serupa dengan upacara adat Seren Taun?

Jawaban: Upacara adat di kotaku, yaitu Yogyakarta terdapat upacara bersih desa yang dilakukan oleh petani pada waktu selesai mengerjakan sawah atau setelah seluruh panenan selesai dipanen.

5. Mengapa kita perlu untuk mengungkapkan rasa syukur dan permohonan?

Jawaban: Karena ucapan syukur membantu kita untuk tetap menjaga hati kita tetap fokus dalam Tuhan.

Baca juga: Kunci Jawaban Pendidikan Agama Katolik Kelas 4 SD Halaman 101 Kurikulum Merdeka Bab 3: Anak Hilang

Disclaimer:

- Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

- Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

(Tribunnews.com/Katarina Retri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas