Lulusan Pendidikan Vokasi Jangan Hanya Kejar Gelar, Tapi Juga Skill dan Kompetensi
Lulusan pendidikan vokasi perlu memiliki kompetensi yang dapat dimanfaatkan di dunia kerja.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Choirul Arifin
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengatakan gelar bukanlah penentu utama keberhasilan seorang lulusan pendidikan vokasi.
Kiki mengatakan lulusan pendidikan vokasi harus memiliki kompetensi yang dapat dimanfaatkan di dunia kerja.
"Memang pendidikan vokasi tidak hanya mengejar gelar saja. Karena itu, saya tidak ingin dipanggil dengan gelar saya," ujar Kiki di Hotel Horison Ciledug, Tangerang, Banten, Rabu (31/5/2023).
Dia menilai lulusan vokasi harus memiliki portofolio yang dapat bermanfaat setelah lulus. Para peserta pendidikan vokasi harus memperbanyak pengalaman, karya, dan sertifikasi.
"Gelar tidak lagi nomor satu, betul. Portofolio sekarang yang ditanya. Output menjadi sangat penting," tutur Kiki.
Meski begitu, Kiki mengakui portofolio bisa didapatkan dari kegiatan akademik. "Walaupun demikian untuk mendapatkan portofolio itu, kesempatannya juga pakai ijazah," sebutnya.
Siswa Lembaga Kursus Pelatihan (LKP), kata Kiki, harus turut mengambil studi di perguruan tinggi. Bahkan dorongan itu difasilitasi lewat skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
"Jadi siswa LKP bisa studi di perguruan tinggi dengan RPL itu. Nanti kompetensinya di LKP dihitung kemudian ditentukan untuk bagaimana bisa masuk dan bisa meneruskan studi di perguruan tinggi," pungkas Kiki.
Baca juga: Jadwal Pendaftaran Jalur Mandiri UI Tahun 2023, Mulai dari Program Vokasi hingga Pascasarjana
Seperti diketahui, sebanyak 20 perguruan tinggi telah menjajaki perjanjian kerja sama dengan LKP dalam program RPL. Sementara itu, jumlah LKP yang ikut kerja sama ada 267 LKP yang sudah dikurasi.
Sebelumnya, Kemendikbudristek telah melakukan fasilitasi kerja sama antara 54 LKP dengan empat perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Terbuka.