Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lulusan Pendidikan Vokasi Jangan Hanya Kejar Gelar, Tapi Juga Skill dan Kompetensi

Lulusan pendidikan vokasi perlu memiliki kompetensi yang dapat dimanfaatkan di dunia kerja.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Lulusan Pendidikan Vokasi Jangan Hanya Kejar Gelar, Tapi Juga Skill dan Kompetensi
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati (kanan) meninjau salah satu hasil karya peserta pameran Mahakarya Vokasi. Kegiatan bertajuk VokasiLand Road To Hakteknas 2022 ini berlangsung pada 28-31 Juli 2022 di Grand City Mall, Kota Surabaya, Jawa Timur. Dalam Mahakarya Vokasi ini banyak berbagai aktivitas menarik dilakukan, mulai dari edukasi terkait pendidikan vokasi hingga pameran produk-produk inovasi dan teknologi dari satuan pendidikan vokasi yang merupakan hasil program Merdeka Belajar. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Kiki Yuliati mengatakan gelar bukanlah penentu utama keberhasilan seorang lulusan pendidikan vokasi.

Kiki mengatakan lulusan pendidikan vokasi harus memiliki kompetensi yang dapat dimanfaatkan di dunia kerja.

"Memang pendidikan vokasi tidak hanya mengejar gelar saja. Karena itu, saya tidak ingin dipanggil dengan gelar saya," ujar Kiki di Hotel Horison Ciledug, Tangerang, Banten, Rabu (31/5/2023).

Dia menilai lulusan vokasi harus memiliki portofolio yang dapat bermanfaat setelah lulus. Para peserta pendidikan vokasi harus memperbanyak pengalaman, karya, dan sertifikasi.

"Gelar tidak lagi nomor satu, betul. Portofolio sekarang yang ditanya. Output menjadi sangat penting," tutur Kiki.

Meski begitu, Kiki mengakui portofolio bisa didapatkan dari kegiatan akademik. "Walaupun demikian untuk mendapatkan portofolio itu, kesempatannya juga pakai ijazah," sebutnya.

Berita Rekomendasi

Siswa Lembaga Kursus Pelatihan (LKP), kata Kiki, harus turut mengambil studi di perguruan tinggi. Bahkan dorongan itu difasilitasi lewat skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).

"Jadi siswa LKP bisa studi di perguruan tinggi dengan RPL itu. Nanti kompetensinya di LKP dihitung kemudian ditentukan untuk bagaimana bisa masuk dan bisa meneruskan studi di perguruan tinggi," pungkas Kiki.

Baca juga: Jadwal Pendaftaran Jalur Mandiri UI Tahun 2023, Mulai dari Program Vokasi hingga Pascasarjana

Seperti diketahui, sebanyak 20 perguruan tinggi telah menjajaki perjanjian kerja sama dengan LKP dalam program RPL. Sementara itu, jumlah LKP yang ikut kerja sama ada 267 LKP yang sudah dikurasi.

Sebelumnya, Kemendikbudristek telah melakukan fasilitasi kerja sama antara 54 LKP dengan empat perguruan tinggi negeri, yaitu Universitas Negeri Jakarta, Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Surabaya, dan Universitas Terbuka. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas