Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 30 31 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: Perlawanan Abad ke-19

Kunci jawaban Sejarah Kelas 11 halaman 30 31 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: contoh perlawanan sebelum dan setelah Abad ke-19, Bab 1.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Sri Juliati
zoom-in Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 30 31 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: Perlawanan Abad ke-19
Buku Sejarah kelas 11 Kurikulum Merdeka
Soal buku Sejarah Kelas 11 halaman 30 31 Kurikulum Merdeka - Kunci jawaban Sejarah Kelas 11 halaman 30 31 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: contoh perlawanan sebelum dan setelah Abad ke-19, Bab 1. 

TRIBUNNEWS.COM - Kunci jawaban Sejarah Kelas 11 halaman 30 31 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 4: contoh perlawanan sebelum dan setelah Abad ke-19.

Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 halaman 30 31 Kurikulum Merdeka terdapat pada Buku Sejarah SMA/SMK Kelas XI, Bab 1 Kolonialisme dan Perlawanan Bangsa Indonesia.

Buku Sejarah Kelas 11 halaman 30 31 Kurikulum Merdeka tersebut merupakan karya dari Martina Safitry, Indah Wahyu Puji Utami, dan Zein Ilyas.

Artikel berikut akan menjelaskan kunci jawaban Sejarah soal Aktivitas 4: contoh perlawanan sebelum dan setelah Abad ke-19 halaman 30 31.

Kunci jawaban Sejarah Kelas 11 halaman 30 31 Kurikulum Merdeka ini dapat ditujukan kepada orang tua atau wali untuk mengoreksi hasil belajar.

Sebelum menengok hasil kunci jawaban pastikan siswa harus terlebih dahulu menjawab soal yang disiapkan.

Cover buku Sejarah kelas 11 Kurikulum Merdeka.
Cover buku Sejarah kelas 11 Kurikulum Merdeka. (Buku Sejarah kelas 11 Kurikulum Merdeka)

Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 68 69 Kurikulum Merdeka, Aktivitas 1: Pentingnya Persatuan

Lalu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

Berita Rekomendasi

Kunci jawaban Buku Sejarah Kelas 11 halaman 30 31 Kurikulum Merdeka

Aktivitas 4

Buatlah identifikasi peristiwa perjuangan melawan kolonialisme pada gambar di berikut ini.

Tuliskan di mana peristiwa tersebut terjadi dan siapa tokoh yang berperan dalam peristiwa tersebut!

Kunci Jawaban:

  • Contoh Perlawanan Sebelum Abad ke-19

1. Perang Sisingamagaraja di Sumatera Utara

Perang Sisingamangaraja XII terjadi pada tahun (1870-1907)

Perang ini terjadi di Kerajaan Batara, Tapanuli, Sumatera Utara dan dipimpin oleh Sisingamangaraja XII.

Penyebab nya adalah Belanda yang hendak menguasai Tapanuli, namun ditentang masyarakat setempat.

Pada 1907, pasukan Belanda menyerbu pertahanan pasukan Sisingamangaraja XII di Pakpak. Ia pun gugur dalam pertempuran itu.

2. Perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830)

Pangeran Diponegoro dikenal secara luas karena memimpin Perang Diponegoro atau disebut sebagai Perang Jawa.

Perang Jawa merupakan salah satu pertempuran terbesar yang pernah dialami oleh Belanda selama masa pendudukannya di Nusantara.

Hal itu terjadi bermula karena Pangeran Diponegoro tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan.

Serta sejak tahun 1821, para petani lokal menderita akibat penyalahgunaan penyewaan tanah oleh warga Belanda, Inggris, Prancis, dan Jerman.

Van der Capellen mengeluarkan dekrit pada tanggal 6 Mei 1823 yang menyatakan bahwa semua tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada pemiliknya per 31 Januari 1824.

Namun, pemilik lahan diwajibkan memberikan kompensasi kepada penyewa lahan Eropa.

Pangeran Diponegoro membulatkan tekad untuk melakukan perlawanan dengan membatalkan pajak Puwasa agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan.

Kekecewaan Pangeran Diponegoro juga semakin memuncak ketika Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak-tonggak untuk membuat rel kereta api melewati makam leluhurnya.

Ia kemudian bertekad melawan Belanda dan menyatakan sikap perang.

Penyerangan di Tegalrejo memulai perang Diponegoro yang berlangsung selama lima tahun.

Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh.
Lukisan Penangkapan Pangeran Diponegoro karya Raden Saleh. (Gramedia)

Baca juga: Contoh Perlawanan Bangsa Indonesia Sebelum Abad ke-19, Beserta Ciri-Cirinya

Diponegoro memimpin masyarakat Jawa, dari kalangan petani hingga golongan priyayi yang menyumbangkan uang dan barang-barang berharga lainnya sebagai dana perang, dengan semangat “Sadumuk bathuk, sanyari bumi ditohi tekan pati”;

Artinya “sejari kepala sejengkal tanah dibela sampai mati”.

Perang Diponegoro yang terjadi selama lima tahun (1825 – 1830) telah menelan korban tewas sebanyak 200.000 jiwa penduduk Jawa.

Sementara korban tewas di pihak Belanda berjumlah 8.000 tentara Belanda dan 7000 serdadu pribumi.

3. Perlawanan Sultan Ageng Tirtayasa (Tahun 1650-an)

Tak hanya Kesultanan Mataram, Kesultanan Banten juga melakukan perlawanan terhadap VOC.

Di bawah kepemimpinan Sultan Ageng Tirtayasa sekitar tahun 1650-an, Banten mulai mengalami perkembangan pesat dan menjadi daerah yang populer.

Hal ini didorong oleh penguasaan VOC terhadap Batavia sehingga timbul persaingan untuk menjadi bandar dagang internasional di kawasan Selat Sunda.

Selain itu, VOC terlihat berupaya menggoyahkan kekusaan dan pengaruh politik Kesultanan Banten.

Banten di bawah pimpinan Sultan Ageng Tirtayasa lalu melawan dan bekerja sama dengan Inggris untuk menyerang VOC.

Kapal-kapal VOC di perairan Banten pada 1658-1659 diserang, di lain sisi kekuasaan Kesultanan Banten diserahkan ke Sultan Haji.

VOC kembali memanfaatkan momentum ini untuk melakukan politik adu domba yang akhirnya bisa melumpuhkan kesultanan Banten dan menjadikan VOC jadi kongsi dagang penguasa di pesisir Jawa.

Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 164 165 166 Kurikulum Merdeka: Asesmen Bab 4

  • Contoh Perlawanan Setelah Abad ke-19

1. Perlawanan Tuanku Imam Bonjol (1821-1837)

Perlawanan Tuanku Imam Bonjol terjadi di Sumatera Barat.

Tuanku Imam Bonjol adalah seorang pemimpin Minangkabau yang memimpin perlawanan melawan Belanda.

Ia mengorganisir pasukan dan mempertahankan Pagaruyung dari serangan-serangan Belanda.

Perlawanan rakyat Sumatera Barat dikenal dengan Perang Padri.

Perang ini terjadi di wilayah Kerajaan Pagaruyung akibat adanya konflik internal antara kaum adat dan kaum Padri (Ulama).

Kaum Padri menginginkan agar kaum adat berhenti berjudi sabung ayam hingga mabuk-mabukan.

Konflik antara dua kaum ini sudah terjadi sejak awal abad ke-19 dan berlangsung selama dua dekade.

Belanda lalu melancarkan politik adu domba dengan mengajak kerja sama Kaum Adat untuk melawan kaum Padri.

Perang Padri berlangsung selama tujuh belas tahun dan pada akhirnya Tuanku Imam Bonjol berhasil merangkul kaum adat untuk melihat bahwa Belanda berusaha memecah belah rakyat.

2. Perlawanan Sultan Mahmud Badaruddin (1819-1821)

Perlawanan rakyat pada Belanda di Sumatera terjadi di Palembang di bawah pimpinan Sultan Mahmud Badaruddim.

Ambisi Belanda untuk menguasai Palembang dan Kepulauan Bangka Belitung didasari oleh kekayaan alam melimpahnya.

Pergantian kekuasaan akibat Perjanjian Tuntang membuat Inggris fokus untuk mengurus Pulau Jawa.

Serangan dilakukan ke sisa garnasium Belanda yang ada di Palembang sampai akhirnya Belanda berhasil menangkap Sultan Mahmud Badaruddin dan mengasingkannya ke Ternate.

Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 8 Kurikulum Merdeka: Mengenal Rempah Asli Indonesia

3. Perlawanan Kartini (1899-1904)

Perlawanan Kartini terjadi di Jepara, Jawa Tengah.

Kartini adalah seorang tokoh perempuan yang memimpin perlawanan terhadap tradisi patriarki dan mendukung pendidikan bagi perempuan.

Meskipun bukan perlawanan fisik, perjuangannya melalui tulisan dan pemikiran memberikan inspirasi besar bagi perempuan Indonesia.

4. Indische Partij

Organisasi Indische Partij (IP) berdiri pada tahun 1912 oleh 3 orang tokoh yang memiliki julukan tiga serangkai yaitu meliputi Dr. Cipto Mangunkusumo, R. M. Suwardi Suryaningrat dan E.F.E. Douwes Dekker.

Berdirinya Indische Partij membuat pemerintah Hindia Belanda khawatir karena ini merupakan organisasi politik murni.

Hal ini membuat pemerintah Hindia Belanda melakukan tindakan dengan mengasingkan ketiga tokoh IP.

Dr. Cipto Mangunkusumo ditangkap kemudian diasingkan/dibuang ke Pulau Banda, sementara itu R.M. Suwardi Suryaningrat dibuang ke Belanda dan E.F.E Douwes Dekker diasingkan ke NTT yakni di Kupang.

Pendiri organisasi Boedi Oetomo.
Pendiri organisasi Boedi Oetomo. (kemdikbud.go.id)

Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 186 187 Kurikulum Merdeka: Asesmen Bab 4, Esai

5. Perjuangan Budi Utomo

Budi Utomo didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 dan merupakan organisasi politik yang didirikan bangsa Indonesia di masa penjajahn Belanda. Budi Utomo didirikan oleh Soetomo, Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T Ario Tirtokusumo serta Wahidin Soedirohoesodo. Budi Utomo menyelenggarakan kongres pertamanya pada bulan Mei 1908.

Awalnya Budi Utomo hanya menerima anggot dari kalangan Priyayi (Bangsawan) saja, namun pada tahun 1920, seiring dengan semangat pergerakan Nasional, Budi Utomo menerima anggota dari kalangan biasa.

Tujuan utama Budi Utomo adalah awalnya bukan politik, dan lebih banyak bergerak di bidang pendidikan dan kebudayaan. Misalnya dengan membentuk Dana Pelajar (Studiefonds) untuk para pelajar Indonesia. Dengan dana ini, para pelajar daat belajar di lembaga pendidikan seperti STOVIA

Namun, secara berangsur-angsur Budi Utomo bergeser ke arah tujuan politik dengan menempatkan perwakilan di Volksraad atau “Dewan Rakyat”, lembaga perwakilan di Hindia Belanda, yang di bentuk tahun 1918. Wakil Budi Utomo di Volksraad adalah Mas Ngabehi Dwidjosewojo, dan Raden Sastrowidjono.

Dengan mengirim perwakilannya ke Volksraad ini Budi Utomo mengambil jalan kooperatif atau kerjasama, dengan pemerintah Hindia Belanda dalam tujuannya mencapai kemerdekaan.

Volksraad ini hanya bersifat “basa-basi” karena tidak seperti parlemen sesungguhnya tidak berwenang mengambil keputusan dan kebijakan. Wewenang ini sepenuhnya dipegang Gubernur Jenderal yang diangkat langsung oleh Belanda. Karena itu Volksraad ini tidak populer dikalangan pergerakan kemerdekaan Indonesia.

Selain ikut dalam Volksraad, Budi Utomo mendorong pemerintah kolonial Hindia-Belanda memberlakukan milisi bumiputera, yaitu wajib militer bagi warga pribumi.

Pada tahun 1935, akhirnya Budi Utomo bergabung ke dalam Partai Indonesia Raya (Parindra).

6. Indische Social Democratische Vereeniging (ISDV)

ISDV didirikan pada tanggal 9 mei 1914, oleh Sneevliet (anggota partai buruh Sosial Demokrat Belanda) dan rekan-rekannya di Surabaya.

Organisasi ini menganut paham Marxisme, yang kemudian berganti nama menjadi Partai Komunis Hindia pada 23 Mei 1920.

Tidak lama kemudian diubah menjadi Partai komunis Indonesia (PKI) pada desember 1920.

PKI diketuai oleh Semaun dengan Darsono sebagai wakil ketua dan Bergsma sebagai sekretaris partai.

Baca juga: Kunci Jawaban Sejarah Kelas 11 Halaman 130 Kurikulum Merdeka: Asesmen Bab 3 Esai

Tokoh yang tergabung dalam organisasi ini adalah Alimin Prawirodirdjo dan Musso.

Pada tanggal 13 November 1926 PKI melancarkan pembrontakkan di jawa dan sumatera yang kemudian di tumpas oleh pemerintah Belanda.

Akibat aksi ini, PKI dianggap sebagai partai terlarang serta tokoh-tokohnya ditangkap dan diasingkan ke Tanah Merah dan Boven Digul.

*) Disclaimer: Artikel ini hanya ditujukan kepada orangtua untuk memandu proses belajar anak.

Sebelum melihat kunci jawaban, siswa harus terlebih dahulu menjawabnya sendiri, setelah itu gunakan artikel ini untuk mengoreksi hasil pekerjaan siswa.

(Tribunnews.com/ Muhammad Alvian Fakka)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas