Sebanyak 44 dari 3.051 Wisudawan Pascasarjana UI Raih IPK 4
Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan upacara wisuda semester Genap 2022/2023 hari ketiga, khusus untuk para wisudawan pascasarjana di Balairung
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan upacara wisuda semester Genap 2022/2023 hari ketiga, khusus untuk para wisudawan pascasarjana di Balairung, Kampus UI Depok. Wisuda kali ini diikuti sebanyak 3.051 wisudawan yang berasal dari berbagai jenjang, seperti Profesi, Spesialis, Magister, dan Doktor. Di antara para wisudawan yang hadir, terlihat Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok Teuku Muhammad Yusufsyah Putra yang lulus dari Sekolah Kajian Stratejik dan Global (SKSG) UI.
Prosesi wisuda dipimpin oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro, dihadiri Ketua Dewan Guru Besar (DGB), Ketua Senat Akademik (SA), Ketua Majelis Amanat (MWA), Sekretaris Universitas, Para Wakil Rektor, Para Dekan, Para Direktur Sekolah, dan Direktur Program Pendidikan Vokasi.
“Alhamdulillah, hari ini saya hadir mengikuti wisuda Universitas Indonesia yang dalam penyelenggaraannya begitu baik. Mudah-mudahan alumni-alumni UI bisa bermanfaat dan berguna bagi bangsa dan negara. Tentunya, saya yakin keahlian yang dimiliki oleh para wisudawan bisa dipergunakan untuk membangun negara Indonesia. Saya bangga menjadi mahasiswa Universitas Indonesia. Ayo lebih baik, selalu semangat,” kata Teuku Muhammad Yusufsyah Putra.
Ia mengangkat topik penelitian tentang kebijakan pemerintah Kota Depok dan partisipasi masyarakat terhadap kawasan Cagar Budaya Depok Lama.
Di antara para orang tua dan pasangan yang datang pada upacara wisuda hari ketiga ini, tampak hadir Anggota DPR RI (Periode 2019-2024) Dapil Jateng V Aria Bima sebagai orang tua dari RA Yashinta Sekarwangi Mega yang merupakan lulusan dari Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI. Dalam wawancara singkat, Aria Bima menyampaikan rasa bangga atas kelulusan putrinya serta bisa menghadiri acara wisudanya.
Baca juga: Mentoring dan Misi Orientasi Kehidupan Kampus Universitas Indonesia
“Saya bangga dengan tagline UI yang tidak hanya ‘meng-Indonesia’ tapi juga harus meng-global. Tentunya, wisudawan UI siap berbakti untuk negeri. Ini adalah satu panggilan yang mana Indonesia ke depan membutuhkan kalangan intelektual dan kampus UI telah memiliki sejarah panjang tentang berbagai pergerakan politik ekonomi bahkan teknologi dan tentunya sebagai orang tua yang mempunyai anak lulusan S2 dari UI, saya merasa bangga dan hormat,” kata Aria.
Kebanggaan ini tentu tidak hanya dirasakan oleh Putra dan Aria, pada wisuda hari ini diumumkan bahwa terdapat 44 lulusan pascasarjana yang lulus dengan gelar Summa Cumlaude Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna 4. dr. Luthfi Saiful Arif, M.Pd.Ked., dari Fakultas Kedokteran (FK) dan Meriell Jade E. Tendean, S.T., M.Si., dari FISIP merupakan dua dari 44 wisudawan UI yang meraih nilai sempurna.
Selama menjalani masa perkuliahan, dr. Luthfi telah mencetak beberapa prestasi, di antaranya adalah meraih penghargaan Best Poster pada WONCA APRC 2022 di Bali bersama tim SEANUTS Indonesia. Selain itu, 3 Poster penelitiannya lolos dalam event Nutrition and Growth, London pada tahun 2023. Ia mengatakan, selain rajin membaca buku dan jurnal, pencapaiannya ini juga didapat berkat sering berdiskusi dengan teman seangkatan terkait isu-isu pendidikan kedokteran. Sehingga, memiliki lebih banyak sudut pandang dan opsi penyelesaiannya.
Baca juga: Wakil Presiden RI K.H. Ma’ruf Amin Hadiri Wisuda UI
Dalam tesisnya, dr. Luthfi melakukan penelitian yang berfokus pada pengembangan Virtual Reality (VR) untuk digunakan pada pendidikan dokter. Dalam penelitian tersebut, mendalami hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum memutuskan untuk mengembangkan VR sebagai media pembelajaran pada topik tertentu.
Sementara itu Meriell yang juga lulus dengan nilai sempurna, pada tesisnya ia melakukan penelitian terhadap metaverse dalam lingkup religi. “Saya mengamati situasi menarik di mana pada masa pandemi, beberapa gereja di Indonesia mulai menggunakan teknologi metaverse sebagai medium peribadatan. Maka, saya mencoba melakukan survei terhadap para jemaat gereja yang sudah pernah mengikuti ibadah di metaverse, terkait tanggapannya terhadap penggunaan teknologi tersebut dalam konteks komunikasi,” kata Meriell. (*)