Seberapa Penting Peranan Orang Tua dalam Implementasi Kurikulum Merdeka?
Kesadaran orang tua melakukan kolaborasi dengan sekolah untuk mengembangkan potensi anak diberi peluang besar melalui Kurikulum Merdeka.
Editor: Content Writer
Eltri Enggar, salah seorang orang tua murid dari KB Bintang Ceria, Kab. Malang, Prov. Jawa Timur yang juga menerapkan Kurikulum Merdeka mengungkapkan bahwa dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka setiap orang tua harus siap terkejut dengan berbagai hal yang diminta dan diungkapkan anak. Sebab menurutnya butuh upaya tambahan ketika melakukan pendampingan pada anak saat pembelajaran.
“Banyak orang tua berpikir bahwa proses pembelajaran anak hanya merupakan tanggung jawab sekolah dan pendidikan anak diserahkan sepenuhnya ke sekolah. Padahal tujuan dari Kurikulum Merdeka hanya akan tercapai bila ada kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan anak itu sendiri,” terang Eltri.
Eltri menceritakan bagaimana perkembangan anaknya saat masuk TK dan menerima pembelajaran yang menerapkan Kurikulum Merdeka. Ia merasa banyak hal mengejutkan yang terjadi terkait dengan perkembangan kreatifitas anaknya.
“Anak saya bukan tipikal yang terlalu aktif pada awalnya. Tapi saya melihat perkembangannya, ia mulai membuat boneka kertas sendiri dari potongan kertas dan kaus kaki. Saya sendiri tidak pernah mengajarkan cara membuat boneka kertas. Selain boneka, dia juga menyusun kasur, selimut, infus, alat kejut jantung. Bagi saya untuk anak seusia ini dengan pemikiran sejauh itu cukup luar biasa,” terangnya terkait praktik baik dari implementasi Kurikulum Merdeka yang dilihatnya dari anaknya.
Senada dengan Eltri, Hayu Hartanti, orang tua salah seorang murid dari SDIT Al Furqan Palangkaraya mengungkapkan terkait pola perkembangan anak yang mengejutkan karena Kurikulum Merdeka sudah mengikuti perkembangan zaman. Ia merasa bahwa Kemendikbudristek sudah menyediakan serangkaian panduan berdasarkan tahapan-tahapan kesiapan anak dalam mengikuti Kurikulum Merdeka.
“Tugas orang tua di rumah adalah memperbanyak komunikasi dengan anak. Peran orang tua sangat penting bagi anak, terutama saat anak kita kesulitan,” tegasnya.
Hayu juga merasa bahwa Kurikulum Merdeka sudah disesuaikan dengan minat dan bakat anak. Menurutnya, apabila minat dan bakat anak sudah ditemukan sedari dini, orang tua dapat merefleksikan pembelajaran untuk mendukung masa depan anak. Orang tua, terang Hayu, turut bertugas untuk mendukung agar anak kita menjadi penerus generasi yang lebih hebat.
Bagi orang tua murid, inilah saatnya menceritakan pengalaman bermakna dan menyenangkan dalam mendampingi anak dalam pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka. Kemendikbudristek mengajak orang tua dari murid yang bersekolah di jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, SDLB, SMPLB, SMALB, PKBM dan SKB untuk dapat menceritakan pengalaman nyata orang tua dalam mendampingi anak belajar dengan Kurikulum Merdeka melalui #CeritaKurikulumMerdeka.
Para orang tua murid dapat mengikuti #CeritaKurikulumMerdeka dari 20 Oktober hingga 3 November 2023. Peserta terpilih dari kegiatan ini berkesempatan mendapatkan hadiah menarik berupa laptop, tablet dan uang pembinaan.
Informasi selengkapnya mengenai ajakan ini dapat disimak melalui https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/potretcerita/ dan simak informasi terbaru di kanal media sosial Instagram @kurikulum.merdeka. Mari serentak bergerak ciptakan pembelajaran berkualitas bagi semua karena #SemuaMuridIstimewa.