Tiongkok Berkembang Jadi Pusat Ekonomi dan Pendidikan Dunia, Kemampuan Bahasa Mandarin Makin Penting
Menguasai bahasa asing merupakan salah satu keterampilan yang banyak membantu siswa ketika memasuki dunia kerja.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dodi Esvandi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menguasai bahasa asing merupakan salah satu keterampilan yang banyak membantu siswa ketika memasuki dunia kerja.
Penguasaan bahasa Inggris, misalnya, seolah menjadi kewajiban karena bahasa Ratu Elizabeth ini menjadi bahasa internasional.
Selain bahasa Inggris, banyak siswa, guru, dan orangtua yang merasa para siswa perlu menguasai bahasa asing kedua.
Hingga tahun 1990-an, beberapa sekolah menengah di perkotaan mengajarkan bahasa Jerman sebagai bahasa asing kedua setelah bahasa Inggris.
Seiring perkembangan dunia, selain bahasa Inggris, Jerman, atau Jepang, bahasa Mandarin menjadi salah satu bahasa asing yang diajarkan mulai dari taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas di Indonesia.
Selain kemampuan bahasa Inggris, banyak siswa yang belajar bahasa Mandarin untuk menambah kemampuan berbahasa asing.
Ada banyak hal yang mendorong sekolah mengajarkan bahasa Mandarin kepada para siswa, di antaranya pemulihan hubungan diplomatik Indonesia dengan Tiongkok pada 8 Agustus 1990.
Baca juga: Kominfo Sebut Video Jokowi Pidato Pakai Bahasa Mandarin Hoaks, Minta Masyarakat Hati-hati: Tabayyun!
Kemampuan berbahasa Mandarin kian terasa penting seiring berkembangnya Tiongkok sebagai salah satu pusat perkembangan ekonomi dan pendidikan dunia.
Berpijak pada hal itu, konsultan pendidikan Tutoravel mengumumkan kerjasama eksklusif dengan Belt & Road Chinese Center (BRCC) Indonesia.
Kerjasama ini dilaksanakan dengan tujuan menghadirkan kemudahan dalam bentuk pelatihan bahasa, peningkatan kapabilitas, hingga subsidi untuk masyarakat Indonesia yang ingin melanjutkan perkuliahan ke Tiongkok.
Willy Chiandra, Direktur Tutoravel mengatakan Tiongkok tidak hanya menawarkan kesempatan pendidikan standar dunia, namun juga potensi melanjutkan jenjang karier di berbagai perusahaan asal Tiongkok berbasis Indonesia.
Saat ini, kata dia, terdapat market gap untuk tenaga kerja terampil dengan kemampuan bahasa Mandarin yang cukup besar di Indonesia.
"Kedua hal ini yang memotivasi kami untuk kemudian menjalin kerjasama dengan BRCC Indonesia, untuk membantu memudahkan jalan bagi masyarakat Indonesia dan membuat masyarakat Indonesia agar mulai membuka diri untuk kuliah ke Tiongkok dengan program subsidi Pemerintah Tiongkok yang sangat terjangkau dan pastinya mempermudah untuk mendapatkan pekerjaan,” kata Willy.
Selain itu kolaborasi ini juga bertujuan membantu meningkatkan kerjasama antar institusi Pendidikan di Tiongkok dan Indonesia.
Baca juga: Kominfo soal Video Presiden Jokowi Pidato Gunakan Bahasa Mandarin: Disinformasi
Kerjasama ini ditandai dengan pergelaran acara "The first Belt and Road Chinese University and Overseas Partner Exchange Conference".
BRCC Indonesia dan Tutoravel mengundang sejumlah institusi pendidikan seperti Universitas Mpu Tantular, Kepala Yayasan Universitas IBLAM, SMA Gloria Surabaya, Pelita School Jakarta, Yong Chun Chinese Language Center dan beberapa alumni Tutoravel yang mendapatkan program subsidi pemerintah Tiongkok untuk berkuliah di sana.
“BRCC Indonesia sebagai cabang BRCC global berkomitmen untuk terus mendukung pertukaran budaya dan bahasa Mandarin di Indonesia. Pertukaran budaya ini menjadi misi kami karena kami percaya dengan adanya pertukaran budaya ini bisa membantu meningkatkan kualitas dan kapabilitas, serta membantu masyarakat Indonesia untuk bisa melanjutkan pendidikan ke universitas Tiongkok, ataupun melanjutkan kareir di perusahaan Tiongkok," kata Direktur BRCC Indonesia, Veby Millian Kesuma.
Veby mengatakan BRCC Indonesia dan Tutoravel rencananya juga akan menjalin kerjasama dengan pengadaan ujian masuk untuk S2 dan S3 dengan Huazhong University of Science and Technology (HUST) pada bulan Januari 2024 nanti,
"Para peserta hanya perlu membayar uang pendaftaran ujian dan bagi mereka yang lulus akan mendapatkan subsidi spesial berupa uang kuliah gratis, fasilitas asrama gratis, dan uang saku hingga 3500 RMB/ bulan selama masa kuliah," katanya.