Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 8 Halaman 46: Ayo, Mencari Informasi

Kunci jawaban Pendidikan Pancasila kelas 8 halaman 46 dalam Bab 2 yang berjudul "Pedoman Negaraku": Ayo Mencari Informasi.

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 8 Halaman 46: Ayo, Mencari Informasi
Pendidikan Pancasila kelas 8 halaman 46
Kunci jawaban Pendidikan Pancasila kelas 8 halaman 46 dalam Bab 2 yang berjudul "Pedoman Negaraku": Ayo Mencari Informasi. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Pendidikan Pancasila kelas 8 halaman 46.

Soal halaman 46 ini berada dalam Bab 2 yang berjudul "Pedoman Negaraku".

Namun, sebelum melihat kunci jawaban Pendidikan Pancasila kelas 8 halaman 46, siswa diharapkan dapat mengerjakan soal secara mandiri.

Buku Pendidikan Pancasila untuk SMP/MTs Kelas 8 ini ditulis oleh Tudi Setiawan, Tia Setiawati, Muhammad Sapei, dan Prayogo.

Ayo, Mencari Informasi

Carilah profil/biodata lima orang tokoh yang merumuskan UUD NRI Tahun 1945, baik melalui internet maupun media lainnya! Kemudian, presentasikan hasilnya di depan kelas.

Jawab:

1. Ir. Soekarno

Soekarno atau Bung Karno lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dengan nama asli Koesno Sosrodihardjo.

Ia lahir dari keluarga yang cukup terpandang, ayahnya adalah seorang guru bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, sedangkan ibunya seorang bangsawan di Bali yang bernama Ida Ayu Nyoman Rai.

Berita Rekomendasi

Namun, karena mengalami sakit-sakitan semasa kecilnya, akhirnya namanya diganti menjadi Soekarno.

Pendidikan dan Karier:

Awalnya Soekarno bersekolah di Tulungagung kemudian pindah ke Eerste Inlandse School (EIS), Mojokerto. Dia kembali pindah ke Eoropeesche Lagere School (ELS) pada tahun 1911.

Kemudian melanjutkan ke Hoogere Burger School (HBS) Surabaya dan Technische Hoge School (THS), Bandung yang sekarang sudah berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung (ITB).

Di sana, Bung Karno lulus dengan gelar insinyur di Jurusan Teknik Sipil pada 25 Mei 1926.

Sebelum Indonesia merdeka, Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada 4 Juli 1927.

Setelah itu dia banyak terlibat dalam berbagai politik nasional hingga menjadi proklamator kemerdekaan Indonesia sekaligus terpilih sebagai presiden pertama. Dia kemudian meninggal dunia pada 21 Juni 1970.

Istri dan Anak Soekarno:

Selama hidupnya, Soekarno telah menikahi sembilan orang perempuan.

Istri pertamanya adalah Siti Oetari, anak gurunya sendiri, Cokroaminoto. Soekarno menikahi Oetari pada 1921, tetapi mereka bercerai pada tahun 1923.

Setelah berpisah dengan Oetari, Soekarno kemudian menikahi Inggit Ganarsih (1923-1943), Fatmawati (1943-1956), Hartini (1952-1979), Kartini Manoppo (1959-1968), Ratna Sari Dewi (1962-1970), Haryati (1963-1966), Yurike Sanger (1964-1968), serta Heldy Djafar (1966-1969).

2. Drs. Mohammad Hatta

Drs. H. Mohammad Hatta lahir pada Bukittinggi, 12 Agustus 1902 dan wafat di Jakarta, 14 Maret 1980.

Hatta dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jalan Raya Bintaro, RT.2/RW.10, Kby. Lama Sel., Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12240.

Pendidikan:

- ELS (Europeesche Lagere School), sekolah dasar untuk anak-anak Hindia/Eropa dan bangsawan

- 1913-1917: MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) Padang, sekolah menengah pertama zaman kolonial Belanda

- 1921-1932: Handels Hoge School, Rotterdam, Belanda

Karier:

Saat masih duduk di bangku sekolah Hatta aktif sebagai anggota perkumpulan Jong Sumatranen Bond.

Karier Hatta di dunia politik semaking berkembang ketika melanjutkan studinya ke Belanda. Dia mendaftarkan diri sebagai anggota Indische Vereniging yang akhirnya berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia (PI).

Minatnya yang besar dalam bidang politik membuatnya mengambil jurusan hukum negara dan hukum administratif.

Pada 17 Januari 1926, Hatta terpilih menjadi ketua PI. Hatta berturut-turut terpilih menjadi ketua PI sampai 1930.

Setelah menyelesaikan masa studinya di Belanda, pada 1932 Hatta kembali ke Indonesia.

Pulang ke Indonesia membuatnya makin aktif di dunia politik di mana dirinya sempat diasingkan oleh pemerintah kolonial hingga terpilih sebagai wakil presiden.

Pada 1956, Hatta mengundurkan diri dari jabatannya sebagai wakil presiden karena berselisih dengan Soekarno.

3. Mohammad Yamin

Mohammad Yamin lahir di Talawi Sawahlunto, Sumatera Barat pada 23 Agustus 1903.

Dia dikenal sebagai pemimpin kelompok pemuda Sumatera.

Yamin adalah anak dari pasangan Usman Baginda Khatib dan Siti Saadah yang merupakan keluarga terpelajar.

Pendidikan dan Karier:

Setelah mendapatkan pendidikan dasar di kampung halaman, Yamin melanjutkan pendidikan ke Pulau Jawa, tepatnya ke Algemene Middelbare School (AMS) di Surakarta.

Selanjutnya, Yamin menuju ke Jakarta dan masuk Sekolah Tinggi Hukum (Rechts Hooge School) di Jakarta.

Setelah aktif dan memimpin Jong Sumatranen Bond, Yamin mulai aktif mengemukakan gagasan tentang persatuan Indonesia.

Dia juga memiliki peran penting dalam Kongres Pemuda I dan Kongres Pemuda II.

Saat kongres tengah berlangsung, Yamin mulai menuliskan gagasan "Sumpah Pemuda" tersebut dalam suatu kertas. Kertas itu kemudian dia sodorkan kepada Soegondo Djojopoespito, yang saat itu menjabat Ketua Kongres.

Mohammad Yamin mempunyai rumusan resolusi yang elegan, rumus itu dikenal dengan "Sumpah Pemuda".

Sementara itu, jabatan-jabatan yang pernah dijabat Yamin dalam pemerintahan, antara lain, adalah Menteri Kehakiman (1951), Menteri Pengajaran, Pendidikan dan Kebudayaan (1953--1955), Ketua Dewan Perancang Nasional (1962), dan Ketua Dewan Pengawas IKBN Antara (1961--1962).

4. Soepomo

Prof. Dr. R. Soepomo lahir dari pasangan bangsawan, Raden Tumenggung Wignyodipuri dan Raden Ayu Renak Wignyodipuro di Sukoharjo pada 22 Januari 1903.

Ayahnya Soepomo adalah seorang Bupati Anom Inspektur Hasil Negeri Kesunanan Surakarta. Sedangkan ibunya adalah putri dari Raden Tumenggung Reksowardono, Bupati Anom Sukoharjo.

Dia menikahi seorang gadis keturunan ningrat Keraton Surakarta bernama Raden Ajeng Kushartati pada 20 Januari 1929.

Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai 6 orang anak, 3 perempuan, dan 3 laki-laki.

Soepomo meninggal dunia di Jakarta pada 12 September 1958. Jenazahnya dimakamkan di sebuah pemakaman di Kampung Yosoroto, Purwosari, Kecamatan Laweyan, Solo.

Dia pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman, kemudian Soepomo sempat menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada serta Akademi Polisi Jakarta. 

5. A. A. Maramis

Alexander Andries Maramis atau yang lebih dikenal dengan A.A. Maramis adalah pejuang kemerdekaan Indonesia dan pahlawan nasional yang lahir di Manado, Sulawesi Utara, 20 Juni 1897.

Dia menyelesaikan pendidikannya dalam bidang hukum pada tahun 1924 di Belanda.

Keponakan Maria Walanda Maramis ini pernah menjadi anggota KNIP dan BPUPKI serta menjadi Menteri Keuangan Indonesia setelah kemerdekaan.

A.A. Maramis juga menjadi pejabat yang menandatangani Oeang Republik Indonesia pertama.

Dia termasuk dalam golongan nasionalis yang menentang kewajiban syariat Islam dalam Piagam Jakarta atau Mukadimah UUD 1945.

Alexander Andries Maramis menghembuskan napas terakhirnya di Jakarta pada 31 Juli 1977, ketika usianya menginjak 80 tahun.

*) Disclaimer:

  • Kunci jawaban di atas hanya digunakan untuk memandu proses belajar siswa.
  • Siswa diharapkan mengerjakan latihan soal terlebih dahulu sebelum melihat kunci jawaban.

(Tribunnews.com/Deni)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas