Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 104 105 Kurikulum Merdeka: Penyebar Islam di Afrika Selatan

Berikut merupakan kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 104 dan 105 Kurikulum Merdeka.

Penulis: Ifan RiskyAnugera
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 104 105 Kurikulum Merdeka: Penyebar Islam di Afrika Selatan
Tangkapan layar Kemdikbud
Kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 104 dan 105 Kurikulum Merdeka. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut kunci jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas 7 halaman 104 dan 105 Kurikulum Merdeka.

Pada soal IPS kelas 7 halaman 104 dan 105, siswa diminta untuk mempelajari penyebar Islam di Afrika Selatan.

Sebelum melihat kunci jawaban IPS kelas 7 halaman 104 dan 105, siswa diharapkan dapat terlebih dahulu menjawab soal secara mandiri.

Kunci jawaban ini digunakan sebagai panduan dan pembanding oleh orang tua untuk mengoreksi pekerjaan anak.

Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 104

1. Siapa Syekh Yusuf yang menjadi penyebar Islam di Afrika Selatan?

Jawaban:

Syekh Yusuf berasal dari keluarga bangsawan tinggi di kalangan suku bangsa Makassar dan memiliki pertalian kerabat dengan raja-raja Banten, Gowa dan Bone.

BERITA REKOMENDASI

Syekh Yusuf lahir pada 8 Syawal 1036 Hijriah atau 3 Juli 1626 Masehi di Desa Parang Loe (Tallo).

Nama lengkapnya adalah Syekh al-Haj Yusuf bin Abdullah bin Abi Khayri al-Munjalawy al-Makassary atau Tuanta Salamaka ri Gowa.

Yang artinya Guru Kami yang Agung dari Gowa.

Nama tersebut merupakan pemberian dari Sultan Alauddin, Raja Gowa ke XIV, yang mentasbihkan Syekh Yusuf menjadi anak angkat raja.

Syekh Yusuf belajar bahasa Arab, ilmu fiqh dan ilmu-ilmu syariat lainnya di padepokan Bontoala yang diasuh oleh Syekh Sayyid Ba’Alwi bin Abdullah al-Allamah Thahir.

Syekh Yusuf merantau ke Aceh untuk bertemu Syekh Nuruddin Hasanji al-Raniri yang dikenal dengan nama Nuruddin Ar Raniri.

Pada 1672, Banten juga tengah gigih melawan Belanda. Syekh Yusuf berada di pihak Sultan Ageng bersama pasukan Makassar.

Karena kekuatan yang tidak sebanding, maka Banten menyerah pada tahun 1682.

Setelah itu, Syekh Yusuf menjalani hidup dalam masa pembuangan. Awalnya ia ditahan di Cirebon dan Batavia.

Namun, pemerintah Belanda masih merasa terancam dengan pengaruhnya sehingga Syekh Yusuf dan keluarga diasingkan ke Srilanka pada September 1684.

Belanda masih tetap merasa terancam karena Syekh Yusuf dapat dengan mudah mempengaruhi pengikutnya untuk memberontak.

Pada Juli 1693, Syekh Yusuf kembali dibuang ke Afrika Selatan bersama dengan 49 pengikutnya.

Di sana, Syekh Yusuf kembali melakukan dakwah. Ia tinggal di Tanjung Harapan hingga wafat pada 23 Mei 1699 dalam usia 73 tahun.

Ia juga mendirikan sebuah komunitas muslim di Cape Town..

Setelah kematiannya, jasad Syekh Yusuf baru dikembalikan ke Indonesia enam tahun kemudian pada 1705.

Keranda yang dibawa dari Cape Town kemudian ditempatkan di Istana Raja Gowa selama sehari semalam untuk memberikan kesempatan kepada sanak keluarga dan penghulu adat mengucapkan doa perpisahan.

Atas jasanya, Syekh Yusuf mendapat dua penghargaan sebagai pahlawan nasional dari Indonesia pada 9 November 1996 dan dari pemerintah Afrika Selatan pada 23 September 2005.

2. Bagaimana peran beliau di Indonesia?

Jawaban:

Syekh Yusuf memiliki peran sebagai ulama yang menyebarkan Islam di Indonesia.

Beberapa buku keagamaan berbasis tasawuf ditulisnya untuk masyarakat Indonesia.

Selain menyebarkan Islam, Syekh Yusuf juga berperan sebagai penasihat kerajaan dan berperan terhadap perlawanan kepada Belanda.

Baca juga: Kunci Jawaban IPS Kelas 7 Halaman 195-199 Kurikulum Merdeka, Evaluasi: Potensi Ekonomi Lingkungan

Halaman 105

- Bagaimana perbedaan orang-orang Indonesia yang merantau ke Malaysia
pada masa lalu dan masa kini?

Jawaban:

Masa lalu:

Orang Indonesia merantau ke Malaysia sebagai budak perkebunan.

Banyak tenaga kerja dari Indonesia, khususnya dari Jawa yang dikirim untuk bekerja di Semenanjung Malaya sebagai buruh perkebunan kelapa sawit dan karet.

Karena orang Jawa dikenal pekerja yang baik, mereka direkrut pemerintahan kolonial Inggris dengan membuka kantor perekrutan di kota besar di Jawa.

Tak hanya orang Jawa, orang Indonesia dari suku lain, seperti dari Pulau Sumatera juga berimigrasi ke negeri Jiran tersebut.

Mereka mendirikan pemukiman yang dikenal dengan Kampung Padang Jawa.

Masa kini:

Pada masa kini, orang-orang Indonesia merantau ke Malaysia untuk bekerja. Jenis pekerjaan yang tentunya berbeda dari masa lalu.

Pekerjaan yang dilakukan saat ini pun sangat beragam, tidak terbatas pada seorang buruh perkebunan saja.

Selain karena pekerjaan, orang-orang Indonesia merantau ke Malaysia untuk mengenyam pendidikan.

*) Disclaimer:

Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com/Ifan)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas