Pengertian Mobilitas Sosial, Bentuk, Faktor, dan Dampaknya
Berikut pengertian Mobilitas Sosial, lengkap dengan bentuk mobilitas sosial, faktor mobilitas sosial, dan dampak mobilitas sosial, sebagai bahan ajar.
Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Febri Prasetyo
Kondisi ekonomi atau keuangan yang serba kekurangan yang dialami oleh sebuah keluarga membuat anggota keluarga tersebut akan sulit melakukan mobilitas sosial.
Hal ini karena terbatasnya sumber daya yang dimiliki.
Contohnya ketika seorang anak yang tidak melanjutkan sekolahnya karena keterbatasan biaya yang dimiliki orang tuanya.
5. Perbedaan Jenis Kelamin
Faktor penghambat mobilitas sosial ini terjadi karena masih adanya anggapan bahwa laki-laki lebih cocok untuk menduduki jabatan tertentu,
Terutama karena kaum laki-laki dipandang lebih memiliki kemampuan.
Contohnya adanya pandangan miring ketika perempuan menggeluti dunia pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh kaum laki-laki.
6. Perbedaan Kepentingan
Perbedaan kepentingan yang melekat pada setiap orang pada suatu organisasi sering menimbulkan gesekan-gesekan yang tidak sehat.
Sehingga sering terjadi tindakan saling menghalangi yang lain untuk maju.
Contohnya ketika konflik antar anggota dalam sebuah organisasi dalam memperebutkan posisi ketua umum dengan cara saling memberikan fitnah dan menyebarkan kebencian kepada anggota lainnya.
Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
Biasanya masyarat Indonesia di daerah setelah cukup umur mereka merantau ke kota-kota Besar, seperti merantau ke ibu kota Jakarta.
Salah satu fenomena tersebut dalam kajian sosiologi merupakan salah satu faktor pendorong mobilitas sosial.
Terjadinya mobilitas sosial pada individu atau kelompok didorong oleh beberapa faktor berikut:
1. Status Sosial
Adanya status tinggi dalam masyarakat membuat setiap individu atau kelompok melakukan berbagai macam cara dan usaha untuk mengejar status yang diinginkan.
Contohnya seseorang harus berkompetisi dengan calon lainnya dalam pemilihan umum untuk menjadi seorang presiden maupun wakil presiden.
2. Kondisi Ekonomi
Faktor pendorong mobilitas yang kedua adalah kondisi ekonomi.
Di mana setiap orang memiliki keinginan untuk hidup serba berkecukupan, namun pada kenyataannya kita menemukan orang-orang yang hidupnya serba kekurangan.
Hal ini mendorong seseorang untuk melakukan perubahan dalam hidupnya dengan cara mencari penghidupan yang lebih baik.
Seperti melakukan transmigrasi mencari pekerjaan yang baru ataupun membuka usaha sendiri.
Contohnya ketika orang yang bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia.
Atau yang kita kenal dengan sebutan TKI di luar negeri untuk memperbaiki nasib keluarganya.
3. Situasi Politik
Keadaan politik suatu negara yang tidak aman mendorong seseorang melakukan migrasi.
Sebaliknya situasi politik yang aman akan mendorong seseorang untuk mencapai prestasi atau kedudukan dalam sebuah organisasi.
Contohnya saat kehidupan yang masyarakatnya damai sejahtera demokratis yang diupayakan oleh pemerintah Republik Indonesia akan membuat setiap orang dapat berusaha mencapai cita-citanya.
4. Pertambahan Penduduk
Selanjutnya faktor pendorong mobilitas adalah pertambahan penduduk suatu wilayah.
Jumlah penduduk yang semakin padat akan menyebabkan orang mencari tempat alternatif bagi kehidupannya.
Hal ini menyebabkan persaingan ekonomi yang semakin berat, sehingga seseorang akan berusaha mencari penghidupan yang lebih baik.
Sekalipun harus meninggalkan daerah asalnya.
Contohnya ketika bertambahnya jumlah penduduk yang tidak diimbangi dengan tersedianya lahan pertanian.
Kondisi ini membuat orang-orang merantau ke kota-kota untuk mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak.
5. Keinginan Melihat Daerah Lain
Pada masyarakat tertentu, merantau menjadi suatu hal yang biasa, baik untuk kepentingan pendidikan, perdagangan, maupun keinginan untuk melihat kehidupan daerah lain.
Keinginan-keinginan tersebut menyebabkan seseorang untuk pergi meninggalkan daerah asalnya.
Serta mencari penghidupan di daerah baru yang dipandang lebih baik.
Contohnya ketika orang-orang dari pedesaan merantau ke Jakarta ke Jogja atau ke kota-kota lainnya untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi.
Dampak Mobilitas Sosial
Sering kita jumpai ketika seseorang apabila awal ditunjuk sebagai pemimpin ketika berpidato seringkali terlihat grogi atau bahkan terpeleset.
Dalam kajian sosiologi, fenomena tersebut merupakan salah satu dampak mobilitas sosial.
Terjadinya mobilitas sosial pada individu atau kelompok memiliki dampak positif sebagai berikut:
- Dampak Positif Mobilitas Sosial -
1. Mendorong Seseorang untuk Maju
Seseorang yang berhasil naik ke kelas sosial yang lebih tinggi akan lebih termotivasi atau terdorong untuk lebih berprestasi lagi.
Contoh: Tsubasa yang mendapatkan juara pertama di kelas saat ujian kenaikan kelas 11 akan berusaha lagi untuk meningkatkan belajarnya.
Tujuannya agar mendapatkan juara pertama atau nilai tertinggi diantara siswa-siswa kelas 11 pada ujian akhir semester 1 di SMA Nankatsu.
2. Mempercepat Perubahan Sosial
Perubahan sosial adalah perubahan struktur sosial yang meliputi lembaga-lembaga tempat individu yang menjadi bagiannya melalui mobilitas sosial.
Maka dalam hal ini seseorang akan termotivasi untuk melakukan perubahan pola perilakunya.
Contoh: Munculnya beberapa perusahaan startup di Indonesia dan adanya usulan dari Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo untuk kampus-kampus di Indonesia membuka jurusan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Hal ini membuat beberapa perguruan tinggi negeri seperti Unpad, UNJ, ITS, UPI dan perguruan tinggi negeri lainnya membuat sebuah kebijakan untuk membuka jurusan bisnis digital.
- Dampak Negatif Mobilitas Sosial -
Selain ada dampak positif mobilitas sosial juga memiliki dampak negatif antara lain:
1. Konflik Sosial
Akibat dari gejala mobilitas sosial ditandai dengan adanya benturan nilai dan kepentingan atau disebut konflik sosial.
Biasanya benturan akan terjadi karena suatu masyarakat ada sebagian yang belum belum siap menerima perubahan yang disebabkan oleh mobilitas sosial.
Konflik yang terjadi dapat berbentuk konflik antar kelas konflik antar kelompok dan konflik antar generasi.
Contoh: Adanya konflik antara golongan muda dan golongan tua dalam pemilihan ketua RT yang didasari oleh adanya perbedaan pandangan terkait kriteria ketua RT.
Dimana golongan muda menginginkan ketua RT dipilih berdasarkan kemampuannya dalam memimpin.
Sementara golongan tua menginginkan ketua RT dipilih berdasarkan senioritas dan lamanya tinggal di daerah tersebut.
2. Keretakan Hubungan dalam Kelompok Primer
Seseorang apabila mengalami kenaikan status maka dia akan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai yang ada di kelompok yang baru.
Hal itu biasanya ber bertentangan dengan kelompok primer.
Contoh: seseorang yang mengalami kenaikan jabatan sebagai manajer secara otomatis akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup rekan kerjanya yang cenderung mewah.
Hal tersebut sering kali bertentangan dengan gaya hidup keluarganya yang cenderung sederhana.
Sehingga sering terjadi konflik diantara dia dengan keluarganya yang membuat adanya keretakan diantara mereka faktor penghambat mobilitas sosial.
3. Post Power Syndrome
Post Power Syndrome adalah sebuah gejala psikologis yang terjadi setelah seseorang berhenti atau keluar dari jabatan atau kekuasaan mereka.
Contoh: seorang pejabat publik yang sudah mengalami penurunan tugas seringkali menceritakan prestasi-prestasi atau jasa-jasa saat ia menjabat yang cenderung meremehkan pejabat publik yang menjadi penerusnya.
4. Ketegangan Peran
Kondisi dimana individu belum siap untuk menempati posisi yang baru.
Contohnya ketika diminta pidato di depan banyak orang cenderung grogi dan terpeleset lidahnya.
Selain pengertian Mobilitas Sosial, bentuk, faktor, dan dampaknya, masih banyak bahasan tentang materi Sosiologi kelas 11 SMA yang dapat dipelajari.
Jika ingin belajar mengenai materi mobilitas sosial lebih lanjut atau materi Sosiologi lainnya.
Pembaca dapat belajar di mana saja dan kapan saja melalui aplikasi Skolla.
Dalam aplikasi Skolla pembaca dapat melihat ribuan konten pelajaran Fisika, Matematika, Biologi, Kimia, hingga Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris hanya dengan sekali berlangganan saja!
Segera berlangganan aplikasi belajar di aplikasi Skolla sekarang juga, untuk mengakses materi pembelajaran lainnya.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)