Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 150 Kurikulum Merdeka: Laporan Analisis Puisi Laut

Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs halaman 150 pada buku Kurikulum Merdeka: membuat laporan analisis puisi Laut karya Amal Hamzah.

Penulis: Sri Juliati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
zoom-in Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 9 Halaman 150 Kurikulum Merdeka: Laporan Analisis Puisi Laut
Buku Bahasa Indonesia Kelas 9 Kurikulum Merdeka
Kunci jawaban Bahasa Indonesia kelas 9 SMP/MTs halaman 150 pada buku Kurikulum Merdeka: membuat laporan analisis puisi Laut karya Amal Hamzah. 

Majas personifikasi misalnya pada bait : Ombak pulang, memecah berderai

4. Kata yang tidak dipahami: 

Keribaan = pangkuan. Arus = gerak air yang mengalir, Segara = laut

5. Keterkaitan puisi dengan pengetahuan saya:

Laut merupakan  perairan asin yang membentang luas di permukaan bumi dan dikelilingi oleh daratan. Laut juga memiliki ombak atau gelombang, dari riak kecil hingga dinding air besar setinggi 30 meter.

6. Parafrasa: 

Aku berdiri di tepi pantai dan memandang ke tengah laut. Ombak bergulung ke tepi pantai dan kembali ke tengah laut. Aku takjub dan termenung, ternyata begini rupanya permainan waktu. Hatiku seperti ombak yang bergelombang, kadang membawa sukacita dan kadang menyisakan duka.

BERITA REKOMENDASI

7. Latar waktu dan tempat terjadinya puisi:

Latar waktu siang hari dan latar tempat adalah di tepi pantai

Peristiwa yang terjadi saat itu: Saat itu aku berdiri ditepi pantai memandang laut yang berombak

8. Latar belakang penulisnya:

Amal Hamzah adalah pengarang dan penerjemah karya sastra pada masa Jepang. Ia lahir di Binjai, Langkat, Sumatra Utara, 31 Agustus 1922. Ia merupakan putra Tengku Muhammad Adil dan merupakan adik Amir Hamzah. Ia meninggal dunia di Duisdorf, Jerman Barat, 30 Juli 1987. Amal Hamzah memasuki HIS, Fakultas Hukum dan Sastra. Ia pernah bekerja di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bonn, Jerman Barat (1953--1985). Ia pernah mengajar di Boston, Amerika Serikat.

Semasa muda, Amal Hamzah banyak dipengaruhi oleh bacaan yang diberikan oleh orang tuanya. Orang tuanya gemar membaca dan sangat mendukung anak-anaknya. Bacaan yang sangat disenangi oleh Amal Hamzah adalah karangan Rabindranath Tagore. Dia juga membaca keseluruhan karangan Amir Hamzah. Karena pengaruh Rabindranath Tagore dan Amir Hamzah, Amal Hamzah dalam menulis karya sastra cenderung bersifat romantik. Akan tetapi, ketika Jepang melakukan tekanan-tekanan pada isi kesusastraan, Amal Hamzah mengubah sifat karangannya menjadi karangan materialistis yang kasar, bersifat sinis.

Amal menulis puisi, prosa, drama, dan banyak menerjemahkan karya asing. Bukunya yang sudah terbit adalah Pembebasan Pertama (1949); Buku dan Penulis (1950); dan Pakistan (1952). Hasil terjemahan adalah Gitanjali (1946, karya Rabindranath Tagore); Bunga Seroja dari Gangga (1949, kumpulan puisi karya Rabindranath Tagore); dan Ankara (1952, karya J.K. Karaosmanoglu).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas