Kunci Jawaban Sejarah Indonesia Kelas 12 Halaman 76 Kurikulum 2013: Latihan Uji Kompetensi Bab 2
Berikut kunci jawaban mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas 12 halaman 76 Kurikulum 2013.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Di masa awal kemerdekaan, Indonesia memiliki keragaman ideologi dan golongan yang kuat, sehingga muncul banyak partai yang mewakili berbagai kepentingan dan pemikiran.
Mohammad Hatta pernah berpendapat bahwa Indonesia membutuhkan demokrasi yang sesuai dengan kepribadian bangsa, termasuk sistem multi partai yang memungkinkan perbedaan pendapat namun tetap bisa bekerja sama.
Namun, Hatta juga menyadari bahwa sistem ini membawa tantangan dalam hal stabilitas politik, mengingat banyaknya perbedaan pandangan yang sering menyebabkan ketidakstabilan kabinet.
3. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara pemilu pertama tahun 1955 dengan pemilu tahun 2014!
Jawaban:
Persamaan:
- Kedua pemilu ini dilaksanakan sebagai bagian dari proses demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di parlemen.
- Pemilu ini bertujuan untuk memperkuat legitimasi pemerintahan dengan melibatkan partisipasi rakyat.
Perbedaan:
- Pemilu 1955 merupakan pemilu pertama di Indonesia, yang diadakan dengan tujuan memilih anggota Dewan Konstituante dan DPR. Pada saat itu, pemilu dilakukan dalam sistem multi partai yang sangat luas, di mana partai-partai kecil pun bisa ikut serta.
- Pemilu 2014 sudah menggunakan sistem presidensial yang lebih stabil dengan jumlah partai yang lebih terbatas karena adanya ambang batas parlemen (parliamentary threshold), sehingga partai-partai kecil yang tidak mencapai ambang batas tidak memperoleh kursi.
4. Jelaskan tujuan diberlakukannya kebijakan ekonomi Benteng.
Jelaskan pula mengapa program ekonomi Benteng ini akhirnya mengalami kegagalan!
Jawaban:
Tujuan:
Kebijakan ekonomi Benteng yang diberlakukan pada awal 1950-an bertujuan untuk menguatkan sektor ekonomi pribumi dengan memberikan bantuan dan kemudahan kepada pengusaha pribumi agar mampu bersaing dengan pengusaha asing, khususnya Tionghoa yang mendominasi sektor perdagangan dan industri.
Kegagalan:
Program ini mengalami kegagalan karena kurangnya pengalaman dan kemampuan manajerial di kalangan pengusaha pribumi, sehingga mereka tidak bisa memanfaatkan bantuan secara efektif.