PMM, Apa yang akan Menjadi Tantangan Terbesar dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka
Berikut ini jawaban soal PMM, apa yang akan menjadi tantangan terbesar dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan Anda.
Penulis: Nurkhasanah
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Berikut jawaban soal apa yang akan menjadi tantangan terbesar dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan.
Bapak/Ibu Guru mungkin menemukan pertanyaan di atas dalam Platform Merdeka Mengajar (PMM).
Kunci jawaban dalam artikel ini hanya berfungsi sebagai panduan bagi Bapak/Ibu Guru yang kesulitan ketika menjawab pertanyaan serupa di PMM.
Pertanyaan:
Apa yang akan menjadi tantangan terbesar dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan Anda?
Contoh jawaban:
Tantangan terbesar dalam menerapkan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan diantaranya berasal dari:
- Kesiapan guru sebagai pembawa perubahan di kelas
Kurikulum Merdeka menuntut pergeseran besar dalam cara mengajar, dari pendekatan yang lebih terstruktur dan berorientasi pada materi (teacher-centered) menjadi pendekatan yang lebih fleksibel dan berpusat pada siswa (student-centered).
Guru yang sudah terbiasa dengan metode tradisional mungkin merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan model ini, terutama dalam hal mengelola pembelajaran yang lebih berbasis pada kompetensi dan pemecahan masalah.
- Dukungan sekolah dalam memberikan fasilitas penunjang
Banyak sekolah, terutama di daerah terpencil, belum memiliki akses yang memadai terhadap fasilitas dan teknologi yang diperlukan untuk mendukung pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka.
Baca juga: Jawaban PMM Modul 1, Apa Contoh Upaya Konkret yang Dilakukan Pemerintah dan Lembaga Pendidikan?
Fasilitas dan teknologi yang dimaksud seperti platform digital, ruang kelas yang nyaman, dan akses internet yang stabil.
- Keragaman siswa dalam suatu kelas
Kurikulum Merdeka menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa, yang berarti siswa lebih banyak diberikan kesempatan untuk mengambil peran aktif dalam belajar.
Namun, tidak semua siswa mungkin terbiasa dengan pendekatan ini.
Beberapa siswa mungkin merasa lebih nyaman dengan metode pengajaran yang lebih tradisional.
(Tribunnews.com/Nurkhasanah)