Drama Musikal dan Tari 'Gugah Jiwa Nusantara' Refleksikan Generasi Tangguh Hadapi Tantangan Zaman
Pergelaran drama musikal dan tari bertema “Gugah Jiwa Nusantara” ini dipentaskan oleh ebanyak 516 Beswan Djarum angkatan 2023/2024
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Drama Musikal dan Tari Gugah Jiwa Nusantara Refleksikan Generasi Tangguh Hadapi Tantangan
TRIBUNNEWS.COM - Sebanyak 516 Beswan Djarum angkatan 2023/2024 tampil dalam pergelaran Malam Dharma Puruhita sebagai puncak kegiatan Nation Building yang digelar oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation melalui program Djarum Beasiswa Plus.
Pergelaran drama musikal dan tari bertema “Gugah Jiwa Nusantara” ini menjadi refleksi sekaligus upaya membentuk generasi muda Indonesia yang berkarakter tangguh, kolaboratif, dan kreatif sehingga mampu menyongsong masa depan Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Beasiswa Djarum Plus akan Ditutup 30 Mei 2024, Simak Syarat Pendaftarannya
Beswan Djarum 2023/2024 yang tampil merupakan para penerima Djarum Beasiswa Plus, yang berasal dari 97 perguruan tinggi di 35 provinsi di Indonesia.
Deputy Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation, Felicia Hanitio, mengatakan bahwa tema Gugah Jiwa Nusantara ini memperlihatkan keresahan generasi muda Indonesia menghadapi berbagai problematika dan tantangan zaman.
“Namun, dengan bekal soft skills, karakter yang tangguh, serta pola pikir growth mindset, para Beswan Djarum akan mampu menjawab tantangan, berjiwa kepemimpinan, berpikir kritis, dan mencari solusi dari berbagai permasalahan yang ada, serta memiliki sikap welas asih,” ungkap Felicia Hanitio dikutip dari Kompas.com, Rabu (4/12/2024).
Pergelaran Malam Dharma Puruhita turut menampilkan pula sejumlah karakter Nusantara dan tokoh pendiri bangsa, seperti Gunadharma, arsitek Borobudur dari zaman Dinasti Syailendra; Ki Hajar Dewantara; dan Presiden pertama RI Ir. Soekarno.
Mereka dikisahkan sebagai sosok nyata anak bangsa yang mampu bertahan dari berbagai tekanan dan justru menjadi pionir peradaban bangsa dalam bidangnya masing-masing.
Felicia menjelaskan, kisah para tokoh ini kemudian menjadi refleksi penting dan inspirasi yang relevan dengan berbagai persoalan struktural yang dihadapi Generasi Z saat ini.
“Persoalan itu seperti tekanan sandwich generation, adu eksistensi di media sosial, persaingan tak sehat, hingga ancaman teknologi artificial intelligence,” tambahnya.
Sementara itu, sutradara Malam Dharma Puruhita, Ronald Soe, menuturkan, pementasan ini merupakan salah satu wujud ujian ketangguhan dan resilience yang telah dijawab oleh semua Beswan Djarum.
Padahal, imbuhnya, para Beswan Djarum hanya memiliki waktu terbatas untuk berlatih dan menyesuaikan diri dengan konsep produksi yang kompleks dalam pementasan ini.
“Semangat mereka benar-benar enggak ada matinya. Meskipun bukan professional performer dan hanya punya waktu H-4 untuk berlatih intensif, mereka bisa mencari solusi dari masalah yang dihadapi,” terang Ronald Soe.
Adapun Beswan Djarum dari Universitas Katolik Atma Jaya, Razeska Sarah, mengaku bangga didaulat memerankan salah satu tokoh utama yang bernama Karin.