Wakil Ketua MPR Minta Kesejahteraan Dosen dan Insentif Riset untuk Ditingkatkan
Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menekankan pentingnya penguatan ekosistem riset di Indonesia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) menekankan pentingnya penguatan ekosistem riset di Indonesia.
Dirinya mengusulkan agar insentif yang lebih besar diberikan kepada dosen yang aktif dalam melakukan penelitian dan produktif dalam publikasi internasional.
“Kita ingin pendidikan kita berkualitas, tidak hanya formalitas. Dan kita juga ingin dosen, dunia pendidikan kita diperhatikan kesejahteraannya, tidak hanya sekedar diperas tenaga dan pikirannya karena dengan gaji yang terbatas. Setiap ada peningkatan pendapatan itu sangat berdampak dengan kemampuan, kebahagiaan, dan kesejahteraan keluarganya. Begitu juga dengan para dosen, betul ya?” kata Ibas.
Hal ini disampaikan Ibas dalam Diskusi Kebangsaan bertajuk “Dosen Sejahtera, Riset Bermakna, Pendidikan Berkualitas” yang diadakan di Gedung MPR RI, Jakarta.
Baca juga: Siap Hilirisasi, AII Paparkan 16 Invensi Hasil Riset GRS 2021-2023
Selain itu, Ibas menilai perlu ada harmonisasi regulasi antar kementerian.
“Kementerian Pendidikan Tinggi Sains Teknologi (Kemen Dikti Saintek) perlu melakukan harmonisasi regulasi dengan kementerian Agama dan Kementerian Keuangan agar alokasi anggaran tunjangan kinerja dosen dapat lebih transparan, tepat sasaran dan berkelanjutan,” kata Ibas.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI ini kemudian menekankan pentingnya penguatan ekosistem riset di Indonesia.
Dirinya mengusulkan agar insentif yang lebih besar diberikan kepada dosen yang aktif dalam melakukan penelitian dan produktif dalam publikasi internasional dengan skala Scopus Q1 dan Sinta 1.
“Hasil penelitian dan riset yang dihasilkan dikerjasamakan dengan semua lembaga dan sektor riil, agar tidak hanya sekadar ilmu riset, tetapi menjadi ilmu terapan yang bermanfaat,” katanya.
Ibas juga memberi contoh beberapa bidang riset yang krusial bagi kemajuan bangsa.
Dalam rumpun sains dan teknologi misalnya, beberapa riset dalam ilmu kesehatan, seperti penelitian vaksin COVID-19, malaria, dan terapi kanker.
Penelitian di bidang Teknologi tentang kecerdasan buatan (AI), pembelajaran mesin (machine learning), kendaraan otonom, serta penelitian 5G dan Internet of Things di bidang teknologi.
Ada pula dalam disiplin ilmu pertanian, seperti terkait tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim (kekeringan) padi tahan salinitas jagung tahan panas, pertanian presisi, serta penerapan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan pengurangan penggunaan pestisida dan pupuk.
Sementara dalam bidang energi, dapat pula meneliti energi terbarukan dan teknologinya, seperti PLT angin, PLT air, PLT panas, dan PLT sampah.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.