Resmikan BBM 1 Harga di Kabupaten Nias, Pertamina Siap Capai Target BBM 1 Harga 2018
Dua lembaga penyalur di Sumatera Utara ini merupakan titik BBM 1 Harga ke-47 dan 48 yang diresmikan oleh Pertamina pada tahun 2018.
Editor: Content Writer
PT Pertamina (Persero) bersama dengan Kementerian ESDM meresmikan kembali SPBU Kompak 16.228.521 di Distrik Sitolu Ori – Kabupaten Nias Utara dan SPBU Kompak 16.228.810 di Distrik Hibala – Kabupaten Nias Selatan pada Kamis (6/12) siang waktu setempat.
Dua lembaga penyalur di Sumatera Utara ini merupakan titik BBM 1 Harga ke-47 dan 48 yang diresmikan oleh Pertamina pada tahun 2018.
Adapun pada Desember, Pertamina telah melakukan uji operasi di 67 SPBU yang menjalankan BBM 1 Harga , sesuai target dan roadmap yang ditugaskan pemerintah ke Pertamina.
Dengan demikian, dari target 150 titik BBM 1 Harga yang diberikan ke Pertamina selama 3 tahun 2017-2019, sudah terealisasi 121 titik.
Pada Kunjungan Kerja Menteri ESDM dalam rangka Peresmian BBM 1 Harga di Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Nias Selatan ini, Menteri ESDM dan jajaran juga membagikan LTSHE dan Konversi Minyak Tanah (Mitan) ke LPG 3kg.
Hadir dalam peresmian Menteri ESDM Ignatius Jonan, Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid, Bupati Kabupaten Nias Utara Marselinus Ingati Nazara, Walikota Gunung Sitoli Lakhomizaro Zebua.
Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam sambutannya pada saat peresmian BBM 1 Harga mengatakan, peresmian BBM 1 Harga ini merupakan realisasi komitmen Pemerintah dan Pertamina untuk menyediakan BBM dengan harga sama seperti wilayah lain di Indonesia.
“Program BBM Satu Harga merupakan visi Pemerintah untuk mewujudkan keadilan suplai energi bagi masyarakat Indonesia. Kami sangat mengapresiasi Pertamina yang sudah menjalankan mandat ini dengan sangat baik, dan berkomitmen untuk mencapai target BBM 1 Harga 2018 di 67 titik sebelum akhir Desember 2018,” ujarnya.
Direktur Pemasaran Retail Pertamina Mas’ud Khamid menambahkan, Pertamina akan meningkatkan pelayanan di Nias.
Tak hanya melalui program BBM Satu Harga, namun dalam waktu dekat akan memulai pembangunan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dan Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) di sekitar Bandara Binaka, Gunung Sitoli, Nias.
"Pada 31 Desember 2018, seluruh penugasan negara yang diberikan kepada Pertamina yakni program
BBM Satu Harga dan konversi mitan akan selesai. Ini merupakan kebanggaan bagi kami, Pertamina."
Mas'ud menjelaskan, SPBU Kompak 16.228.810 di Distrik Hibala – Kabupaten Nias Selatan akan menerima suplai BBM dari Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Gunung Sitoli.
Distribusi dari TBBM Gunung Sitoli ke SPBU Kompak 16.228.521 memakan waktu lebih dari 2 jam dengan moda perjalanan darat (sekitar 95 kilometer), atau lebih dari 6 jam apabila ditempuh melalui jalan laut (sejauh 64,3 kilometer). Pada SPBU ini akan disediakan BBM jenis Premium dan Solar.
“Sebelum dilakukan program ini, harga Premium di Distrik Sitolu Ori mencapai Rp12.000 per liter. Sedangkan, Biosolar Rp9.000 per liter. Saat ini, masyarakat Distrik Sitolu Ori bisa menikmati harga Premium Rp6.450 dan Rp5.150 untuk Solar,” jelas Mas’ud.
Sementara itu, SPBU Kompak 16.228.521 di Distrik Sitolu Ori – Kabupaten Nias Utara berjarak
41 kilometer dari TBBM Gunung Sitoli. Sebelum adanya BBM Satu Harga, masyarakat setidaknya membayar Rp7.500 per liter untuk Premium dan Rp7.000 per liter untuk Solar.
Selain peresmian BBM 1 Harga, Menteri ESDM dan jajaran juga membagikan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) dan Konversi Minyak Tanah (Mitan) ke LPG 3kg di Pulau Nias.
Konversi mitan ke LPG 3kg dilakukan oleh Pertamina melalui mitra PT Kogas Driyap Konsultan. Pada Desember 2018, direncanakan akan didistribusikan sebanyak 21.859 paket perdana di wilayah Kabupaten Nias Utara.
Melalui pemberian paket perdana LPG 3kg, Mas’ud menjelaskan, masyarakat akan lebih hemat karena setiap satu liter mitan setara dengan penggunaan 0,5 kg LPG.
Selain itu, pembakaran LPG lebih baik daripada mitan sehingga dapat memiliki nilai panas lebih tinggi dan pengalaman memasak lebih baik.
“LPG juga merupakan energi bersih, memiliki emisi Karbon yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan penggunaan Minyak Tanah sebagai bahan bakar,” ujarnya.
Secara nasional, Pertamina telah menjalankan program konversi mitan ke LPG sejak tahun 2007. Sejak saat itu hingga 3 Desember, tercatat pendistribusian paket perdana sudah mencapai 57,29 juta paket.
Estimasi potensi nilai penghematan Pemerintah dari awal berjalannya program ini hingga tahun 2018 diperkirakan mencapai lebih dari Rp 250 triliun.
Marketing Operation Region I Pertamina memiliki 11 Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU), 19 TBBM dan 5 Depot LPG, serta lebih dari 700 SPBU.
Sejak awal tahun 2018 hingga 30 November 2018, MOR I telah mendistribusikan 6,7 juta kiloliter (KL) BBM, yakni sebanyak 4,2 juta KL gasoline, 2,5 juta KL gasoil, dan sisanya kerosene.
Hingga Desember 2018, di wilayah Sumatera Utara telah terealisasi 22 titik BBM 1 Harga, diantaranya Aceh Singkil, Gayo Lues, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, dan Kabupaten Nias Utara.
Selain itu, Kepulauan Mentawai, Solok Selatan, Kabupaten Natuna, Bintan, dan Anambas.(*)