TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pertarungan Gulat Asian Games 2018 kemungkinan besar termasuk yang akan menyita perhatian.
Pasalnya, kompetisi cabor ini menghadirkan para pegulat yang biasa tampil di single event maupun multievent gulat internasional, termasuk juara-juara dunia.
Ini tidak mengherankan, karena sebagian besar dari para pegulat yang menyandang prestasi dunia berasal dari beberapa negara Asia. Iran, misalnya, memiliki sejumlah juara dunia di beberapa kelas.
Kompetisi gulat Asian Games XVIII/2018 digelar di Assembly Hall, Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, pada 19-22 Agustus.
Beberapa cabang olahraga beladiri lainnya juga dilangsungkan di sini, seperti sambo dan kurash.
Untuk gulat, ada sebannyak 255 pegulat yang akan berkompetisi, dari 30 negara termasuk Indonesia. Mereka memperebutkan 18 medali emas, 12 di kelompok putra dan enam putri.
Pada hari pertama kompetisi, 19 Agustus, diperebutkan lima medali emas dari gaya bebas putra kelas 57kg, 65kg, 74kg, 86kg dan 97 kg.
Di hari kedua, 20 Agustus, diperebutkan lima medali emas, yakni dari 50kg gaya bebas putri, 53kg gaya bebas putri, 57kg gaya bebas putri dan kelas 125 kg gaya bebas putra.
Empat medali emas diperebutkan di hari ketiga, yakni 68kg dan 76 kg gaya bebas putri serta kelas 60 kg dan 67 kg gaya grego putra.
Pada hari terakhir, 22 Agustus, diperebutkan empat medali emas dari kelas 77kg, 87kg, 97kg dan 130kg gaya grego putra.
Technical delegate (TD) cabor gulat, Akhroldjan Ruziev dari Uzbekistan, akan tiba di Jakarta pada 15 Agustus mendatatang. Akhroldjan Ruziev, yang juga wakil presiden UWW/Union World Wrestling, akan datang bersamaan dengan delegasi UWW lainnya.
"Kita akan mengadakan simulasi setelah TD dan delegasi UWW lainnya datang," ungkap Agus Pebrianto, Venue Manager (VM) dari cabor gulat Asian Games XVIII/2018, Kamis (9/8/2018).
Simulasi diadakan untuk melihat sejauh mana kesiapan panitia pelaksana (panpel) cabor gulat dalam melaksanakan event ini. Menurut rencana, simulasi akan diadakan selama dua hari, 16 dan 17 Agustus, sehingga dalam pelaksanaannya tidak ada kendala dan tersaji dengan baik.
"Tentu kita menghendaki semuanya berjalan baik, sempurna, apalagi TD kita dan orang-orang UWW umumnya sangat cermat dan detil melihat segala sesuatunya," kata Yahya Madjid, Competition Manager (CM) cabor gulat ini.
Agus Pebrianto dan Yahya Madjid selama sekitar tiga bulan ini bahu membahu dan bersinergi dalam upaya mementaskan kompetisi gulat Asian Games XVIII/2018. Termasuk melakukan koordinasi dengan Inasgoc, panitia penyelenggara Asian Games Indonesia.
Mendekati ke saat penyelenggaraan, fokus mereka sekarang adalah bagaimana venue dari cabor gulat ini sesuai dengan standar dari UWW. Namun, Agus Pebrianto mengisyaratkan bahwa terkait venue ini banyak permasalahan yang masih harus diselesaikan.
"Kita berharap venue bisa diselesaikan paling lambat 13 Agustus," tutur Agus Pebrianto, yang juga Wakil Ketua Umum PP PGSI itu.
Agus Pebrianto dan Yahya Madjid memuji tim intinya yang bekerja-keras dalam upaya penyelesaian pembuatan venue tepat waktu, walau mereka tak diberikan uang makan oleh Inasgoc.
"Mulai Kamis ini mereka standby di kantor sekretariat PP PGSI dan di JCC, mengingat banyak permasalahan yang harus diselesaikan," papar Agus Pebrianto.