TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembukaan resmi dari Asian Games 2018 baru akan dilakukan Sabtu, 18 Agustus mendatang, di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta.
Pesta olahraga antar-negara se-Asia ini akan tersaji hingga 2 September, di Jakarta dan Palembang.
Asian Games ke-18 akan dibuka dengan sebuah pertunjukan sebuah tontonan kolosal sebagai bukti kepada dunia bahwa Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan mampu menyelenggarakan sebuah event berskala internasional.
Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) sudah sekitar tiga bulan silam melakukan persiapan seremoni pembukaan dan penutupan Asian Games 2018 ini.
Panggung prosesi upacara pembukaan, pada Sabtu 18 Agustus itu, disebut-sebut akan menjadi salah satu acara termegah dibanding turnamen-turnamen sebelumnya.
Bahkan, panggung yang disiapkan tersebut disebut-sebut akan menjadi panggung terbesar yang pernah ada di dunia, juga dibanding Olimpiade apa pun. Pada pelaksanaannya nanti, acara akan melibatkan sekitar 6,000 artis, musisi, penari, tim kreatif, teknisi dan produksi.
Menariknya, usia dari pengisi acara pada pembukaan ini sangat beragam, yakni dari yang termuda 9 tahun hingga yang tertua 77 tahun.
Ribuan penari yang akan menunjukkan berbagai tarian khas Indonesia. Saking banyaknya, latihan para performer harus dilakukan di 18 tempat. Ini karena panitia kesulitan mencari tempat latihan yang ideal sehingga latihan dilakukan di 18 tempat. Baru pada setelah mendekati ke saaat pembukaan latihan disatukan, yakni di SUGBK Senayan.
Bicara tentang penari, khususnya dari jajaran penari usia dini, sosok RA Rahmadewi Hardjanti Taloputri
patut dikedepankan.
Rahma, begitu ia dipanggil, menjadi salah satu penari dari kategori usia dini, karena usianya memang baru 11 tahun. Siswi SD PB Sudirman, Cijantung, Jakarta Timur ini kelahiran 30 Maret 2007.
Putri dari pasangan Hardjo S dan Drg. Devi Kunti Taloputri ini memang sudah senang menari semenjak kecil. Tak mengherankan jika penari cilik yang piawai main piano serta suka bersepeda dan main PS4 ini sudah kenyang pengalaman menari dan menuai banyak prestasi.
Rahma, antara lain, meraih medali perunggu pada kegiatan The International English in Camp, yang diselenggarakan oleh Ministry of Education Malaysia di Langkawi.
Rahma juga pernah mengikuti pertukaran pelajar Indonesia-Malaysia. Menjadi penari dalam JDMU di Gedung Kesenian Jakarta, Rahma juga menjadi penari pada perayaan HUT RI ke-69 dan ke-72 di Istana Negara.
Pada prosesi pembukaan Asian Games XVIII/2018 ini Rahma berada di Grup S2 Sumbar, yang pertama keluar dari rombongan penari.
Rahma memang sudah terbiasa menari di depan orang banyak, namun tentu ini menjadi pengalaman pertama baginya. Bagaimana ia akan menari dihadapan sekitar 50.000 penonton, belum termasuk belasan ribu atlet dan ofisial dari 45 negara peserta, belum lagi ribuan perwakilan media.
Prosesi pembukaan Asian Games XVIII/2018 ini juga diperkirakan akan disaksikan ratusan juta pasang mata di seluruh dunia.
Rahma akan mengalami pengalaman yang mungkin sulit terulang lagi, mengingat Asian Games digelar empat tahun sekali, dan Indonesia entah kapan lagi menjadi tuan rumah.
Rahma tetunya sangat senang dan bangga, kebanggaan yang pastinya juga dirasakan oleh kedua orangtunya.