TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo memposisikan desa sebagai fokus utama pembangunan.
Salah satu wujudnya adalah pemberian Dana Desa langsung dari APBN untuk dikelola dan dimanfaatkan masyarakat berupa kegiatan yang bersifat padat karya, antara lain melalui Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Saat ini eksistensi Bumdes kian hari kian mendapatkan pengakuan publik. Terbaru, salah satu program unggulan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) ini mampu memasok kebutuhan beras selama penyelenggaraan Asian Games dan Para Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
Bumdes yang memasok beras untuk konsumsi para atlet, official, dan relawan tersebut adalah Bumdes Maju Bersama dari Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang.
Diprediksi untuk memasok kebutuhan Asian Games dan Para Games 2018 tersebut dibutuhkan hingga 60 ton beras.
“Ini sebuah prestasi yang membanggakan karena Bumdes yang baru kita dorong dalam tiga tahun terakhir ini produknya mampu meyakinkan publik untuk menggunakannya, bahkan bisa turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan Asian Games dan Para Games 2018 dengan memasok kebutuhan beras untuk para atlet, official, hingga relawan,” ujar Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo, di Jakarta, Selasa (15/8/2018).
Lebih lanjut Eko menjelaskan bahwa produk beras dari Cilamaya Wetan merupakan salah satu produk unggulan kawasan pedesaan dari Karawang.
Menurutnya saat ini Bumdes Maju Bersama, yang merupakan gabungan dari Bumdes dari beberapa desa ini, telah mempunyai sarana pendukung untuk meningkatkan skala ekonomi produk unggulan mereka dari pengeringan padi, gudang, hingga sarana packaging.
“Sarana dan prasana ini juga didukung dengan jaminan serapan pasar yang merupakan buah dari Memorandum of Undestanding (MoU) Kemendesa dengan para off-taker dari kalangan dunia usaha,” katanya.
General Manager PT Asia Niaga Sinergi Aulia Bariyang merupakan off-takeratau pendamping Bumdes Maju Bersama mengatakan bahwa upaya pendampingan ke petani Cilamaya Wetan baru berlangsung dalam enam bulan terakhir.
Dalam kurun waktu tersebut petani diberikan pendampingan dalam bentuk teknis industri dan marketing. Di situ petani diberikan bimbingan bagaimana mengelola produk mereka agar bisa diserap oleh pasar.
“Kami juga memberikan pendampingan terhadap penyediaan sarana dan prasana yang dibutuhkan oleh petani untuk meningkatkan kualitas produk mereka,” ujarnya.
Aulia mengungkapkan selama pendampingan, petani maupun manajemen Bumdes Maju Bersama sangat antusias untuk mengembangkan produk unggulan kawasan perdesaan mereka.
Menurutnya antusiasme ini penting karena memudahkan komunikasi dan kerja sama antara petani, pengelola bumdes, serta perusahaan sebagai off-taker.
Dia berharap agar produk dari Bumdes Maju Bersama bisa bersaing secara nasional.
“Saat ini selain memasok kebutuhan untuk Asian Games dan Para Games 2018, beras produksi Bumdes Maju Bersama dengan nama dagang LARISST juga menjadi beras Bumdes pertama yang masuk ke modern retail market melalui Indomaret di pelosok tanah air. Karena itu kami yakin kerjasama ini akan kian berkembang di masa mendatang di mana keberadaan Prukades, Bumdes, hingga kami sebagai off-taker akan memberikan nilai lebih bagi peningkatan kesejahteraan petani dan warga desa,” kata Aulia.