TRIBUNNEWS.COM - Dibalik kesuksesan Eko Yuli Irawan meraih emas di nomor pertandingan 62 kilogram, ada sosok Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Eko Yuli Irawan tampil begitu percaya diri saat kontes memperebutkan koleksi keping emas kelima Indonesia di Hall B JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (21/8/2018).
Saat sedang tanding, Eko Yuli kerap kali melempar senyum kepada Jokowi.
Sebaliknya, Jokowi terus menundukkan kepala seraya berdoa diakhir usapan wajah dengan kedua tangan menutup doa.
Angkatan pertama snatch seberat 137 kg sukses diselesaikan Eko Yuli, Jokowi pun bangkit dari bangku kehormatan lalu bertepuk tangan.
Menpora Imam Nahrawi, Menteri PMK Puan Maharani, dan Menpan RB sekaligus CdM Kontingen Indonesia Syafrudin pun memberi salam kepada Presiden Jokowi yang mengenakan jaket merah.
Di angkatan kedua , Eko Yuli sanggup menaklukkan beban seberat 141 kg hingga di angkatan ketiga gagal di angka beban 145 kg.
Pria kelahiran Lampung itu menunjukkan permintaan maaf dengan cara membungkuk.
Ketegangan terjadi ketika angkatan clean&jerk, persaingan poin kian ketat antara Eko Yuli dengan kompetitor wakil Vietnam Van Vinh Trinh yang meraih emas di SEA Games 2017 Kuala Lumpur.
Jokowi kembali terlihat khusyuk memanjatkan doa, wajah tegang Capres 2019-2024 terpancar saat detik-detik penentuan medali emas.
Di angkatan penentu, Eko Yuli berhasil mengangkat beban seberat 170 kg, sedangkan Van Vinh Trinh berhenti di beban 166 kg.
"Ya, ini prestasi yang bagus. Kita kembali dapat emas," ucap Jokowi.
Jokowi mengaku menyempatkan diri hadir untuk memberikan semangat secara ril kepada atlet nasional.
"Saya pasti datang menonton kalau ada waktu. Nanti rencananya tanggal 24 ada silat, sepertinya di situ ada kans lagi," tambahnya.
Eko Yuli Terharu
Cabang olahraga angkat besi adalah ladang emas bagi Indonesia.
Bagi Eko Yuli ini adalah emas pertama di pentas olahraga elite tingkat Asia, sebelumnya pria berusia 29 tahun itu hanya meraih perunggu di Guangzhou 2010 dan Incheon 2014.
Anak tukang becak ini akhirnya mampu membuktikan kualitas setelah penantian delapan tahun.
"Ini sejarah pertama untuk angkat besi putra. Alhamdulillah sekarang pecah telor jadi medali emas. Mudah-mudahan jadi jenjang ke olimpiade," tuturnya.
Dendamnya yang terbalas atas lifter Vietnam, Eko Yuli merasa senang disertai perasaan haru.
"Kita lihat angkatan dia (Van Vinh Trinh) yang kedua tadi sudah mulai berat. Makanya kita coba 175, kalau itu kena, ya harus diatas. Strateginya kita harus lebih tinggiin di snatch, kita tinggalin jauh dulu lalu otomatis di clean and jerk bisa kita atur."