Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Afriyani Garnis
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - "Bapaknya kan nganggur, ini kan lagi ramai makanya jualan stiker sama pita. Cari-cari buat makan sama beli beras aja, kemarin malah jualan di Cikarang" tutur Iyah membuka obrolan saat ditemui di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (25/8).
Iyah (47) seorang ibu tujuh orang anak yang bertempat tinggal di Kramat Sentiong, Senen, Jakarta Pusat.
Membawa serta anak bungsunya, Zikra (3). Iyah bersama Herman (40) suaminya, mencoba peruntungan dengan menjajakan stiker dan pita di kawasan Gelora Bung Karno (GBK).
Herman yang tidak memiliki pekerjaan tetap, membawa Iyah untuk berjualan stiker dan pita di GBK.
Hari ini Iyah mulai berdagang pukul 11.30, Ia menggunakan Tranjakarta menuju GBK.
Tidak banyak yang dipersiapkan Iyah, Pakaian sederhana seperti kaus dan celana pendek saja cukup baginya.
Beruntung, siang ini ada yang memberikan nasi kotak untuknya. Sehingga Zikra bisa makan tanpa harus membeli.
Tidak ada yang menjaga Zikra dirumah, itulah alasan Iyah nekat membawa anak bungsunya berdagang.
Keenam anaknya yang lain sudah bekerja, sehingga tidak pernah ada dirumah.
Iyah menghampiri pengunjung yang lalu lalang didekatnya, kemudian menawarkan stiker dan pita pada siapa saja yang menoleh kearahnya.
Sesekali ia duduk, dan mengelus kaki kirinya. Ia sulit berjalan karena asam urat dan reumatik yang dideritanya.
Bahkan, saat di Cikarang kemarin ia sempat jatuh kedalam selokan saat menggendong Zikra ketika tidak memperhatikan jalan.
Bersyukur Zikra tidak mengalami luka-luka dan hanya kaget, tuturnya.
Pita sepanjang satu meter ia jual Rp.2 ribu dengan untung Rp.500 permeternya. Sedangkan stiker kecil berukuran sekira 5x2 cm, Ia jual Rp.2 ribu tiga buah.
Iyah dapat mengumpulkan Rp.100 ribu sehari dari berjualan stiker dan pita.
Sayangnya, uang makan dan transportasi juga termasuk di dalamnya. Sehingga hanya sedikit yang bisa ia tabung.