TRIBUNNEWS.COM - Asisten pelatih tinju Indonesia, Bonyx Saweho melihat peluang Indonesia belum sepenuhnya tertutup.
Hal itu diutarakan usai pertandingan anak didiknya Libertus Gha yang kalah melawan wakil Jepang Daisuke Narimatsu di kelas 64 kilogram.
"Kalau kita lihat pertarungan tadi imbang, tinggal bagaimana hakim wasit menilai karena mereka memiliki sudut pandang yang berbeda," kata mantan atlet olimpiade itu di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (27/8/2018).
Meskipun tidak terjadi Technical Knock-Out (TKO), Libertus tetap dinyatakan kalah telak dengan skor 0-5.
"Kalau wasit nilai pukulan tidak masuk, kami mau bikin apa, menurut saya tadi seimbang. Indonesia tadi seharusnya bisa. Permainan Libertus tadi masih kurang lepas, kurang banyak mukul," koreksi Bonyx untuk Libertus.
Persatuan Tinju Amatir Nasional (Pertina) menargetkan paling tidak satu medali emas dari atletnya.
Bonyx mewakili para pelatih lainnya mengamini target yang diminta itu.
Apalagi Indonesia sudah memastikan satu petinjunya Mario Blasius Kali yang melaju ke perempat finai di kelas terbang ringan putra (49 kg).
Serta masih ada dua petarung lagi yakni Sunan Agung dan Brama Hendra yang bakal tanding malam ini.
"Semua atlet masih ada peluang. Selama di atas ring tidak ada yang tidak mungkin," pungkas Bonyx.