Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra kesuma
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Jafro Megawanto (20), makin dikenal oleh masyarakat luas, usai berhasil menyumbangkan dua medali emas serta satu medali perunggu untuk Indonesia di ajang Asian Games 2018.
Baca: Seusai Sekolah, Jafro Bantu Lipatkan Parasut Atlet Paralayang
Jafro berhasil meraih medali emas pertamanya dari cabang olahraga paragliding atau paralayang dalam nomor ketepatan mendarat perorangan, dan emas kedua dari nomor akurasi beregu putra.
Sementara medali perunggu, berhasil diraih Jafro bersama rekan-rekannya dari nomor beregu putra lintas alam.
Dibalik semua capaian dan prestasi yang berhasil diraih Jafro, ada kisah perjuangan Jafro yang memulai karir di dunia paralayang sebagai pelipat parasut.
Diwawancarai TribunJakarta.com di Rumah Indonesia yang beralamat di kawasan Rasuna Epicentrum Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (30/8/2018), secara senang hati Jafro pun menceritakan kisahnya ketika menjadi paraboy.
Baca: Kenapa Cina selalu Memborong Medali di Asian Games dan Olimpiade? Begini Jawabannya
“Dulu sebelum jadi atlet aku suka bantu melipat parasut setiap pulang sekolah, waktu itu aku kelas II Sekolah Menengah Pertama tahun 2011,” kata Jafro.
Dari setiap satu parasut yang dilipatnya, Jafro menerima upah sebesar Rp 5 ribu selama dua tahun menjadi seorang paraboy.
Uang dari hasil melipat parasut tersebut, ia gunakan untuk ongkos jajannya di sekolah, guna membantu meringankan beban orangtuanya yang berprofesi sebagai buruh tani.
“Persatu parasut yang aku lipat itu diupahin Rp 5 ribu, uangnya ya untuk ongkos jajan di sekolah, kalau ada sisa aku tabung,” ucap Jafro.