Prancis Putus Asa Jelang Partai Hidup Mati
Di tengah konflik internal, Perancis diwajibkan menang atas tuan rumah Afsel. Jika kalah, Perancis pulang lebih awal karena tersingkir pada babak penyisihan Grup A.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Perancis akan ditantang tuan rumah Afrika Selatan (Afsel) yang juga butuh kemenangan untuk membuka peluang lolos di Stadion Free State, Bloemfontain, Selasa (22/6/2010). Akan tetapi, kalaupun Perancis atau Afsel menang, langkah mereka belum pasti.
Jika saat bersamaan Meksiko dan Uruguay ”main mata” dengan bermain imbang, Perancis dan Afsel tersingkir, apa pun hasil pertandingan mereka.
Dalam posisi terjepit, Perancis terlihat mulai putus asa. Ini tergambar pula dari komentar gelandang dan pengatur serangan Frank Ribery yang telah meminta maaf kepada pendukung mereka.
”Saat ini kami sedang menderita, saya ingin meminta maaf kepada seluruh rakyat Perancis,” kata Ribery.
Pertandingan antara Perancis dan Afsel, besok pukul 21.00 Wib, menjadi laga penentuan bagi kedua tim ini. Keduanya harus berlomba mengejar kemenangan.
Sebagai bagian Grup A, Perancis dan Afsel sama-sama baru mengantongi satu poin. Sementara itu, Uruguay dan Meksiko setingkat lebih unggul karena keduanya mampu mengumpulkan empat poin.
Pada pertandingan perdana, Jumat (11/6/2010), Afsel hanya dapat mengumpulkan satu poin karena bermain imbang melawan Meksiko, 1-1. Namun, perjuangan ”Bafana-Bafana” mulai tumpul ketika ditundukkan Uruguay pada laga keduanya, Rabu (16/6), dengan skor 0-3.
Sementara itu, Perancis justru diimbangi Uruguay tanpa gol pada laga perdana mereka, Jumat. Perancis kemudian dipermalukan Meksiko di pertandingan kedua dengan kekalahan 0-2. Kekalahan itu semakin memperparah langkah Perancis karena hari yang sama Uruguay menghantam Afsel.
Nasib sama juga menghantui Afsel yang dilibas Uruguay. Meski demikian, Pelatih Afsel Carlos Alberto Parreira tetap membakar semangat pemainnya untuk selalu siap dan tetap konsentrasi penuh menghadapi partai terakhir.
”Segala sesuatu akan ditentukan dalam pertandingan terakhir,” ujarnya. Terlepas dari keyakinannya, Parreira mengakui keunggulan Uruguay. (kompas cetak)