Peringkat Inggris di FIFA Terburuk Sepanjang Sejarah
Buruknya penampilan Gerrard Cs di Piala Dunia 2010 membuat peringkat timnas Inggris di daftar FIFA mengalami penurunan drastis.
Editor: Juang Naibaho
Prestasi Inggris di Piala Dunia Afrika Selatan, menurut FIFA, merupakan yang terburuk dalam penampilannya di Piala Dunia.
Dalam peringkat yang dikeluarkan FIFA setelah Piala Dunia, tim asuhan Fabio Capello ini berada di posisi 13 dari 32 tim yang lolos ke putaran filnal. Peringkat terendah Inggris sebelumnya adalah posisi 11 pada tahun 1958.
Posisi Inggris setelah Piala Dunia Afrika Selatan ini lebih rendah tujuh peringkat dari dua Piala Dunia sebelumnya. Inggris berada di peringkat enam berdasarkan penampilan di Piala Dunia 2006 dan 2002, walau dalam peringkat FIFA sebelumnya berada di posisi delapan.
Juara Piala Dunia 2010, Spanyol, berada di peringkat satu disusul Belanda, Jerman, dan Uruguay
Di Afrika Selatan, Inggris berada di grup ringan, bersama Amerika Serikat, Slovenia, dan Aljazair. Namun, Inggris hanya mampu berada di peringkat dua grup dan di babak perdelapan final dibantai oleh Jerman dengan skor 1-4. Kekalahan ini merupakan yang terburuk bagi Inggris sepanjang keikutsertaan mereka di Piala Dunia.
Peringkat yang disusun FIFA didasarkan pada hasil di babak penyisihan grup, keberhasilan ke babak berikutnya, dan kualitas lawan yang dihadapi.
Selain empat besar yang dipegang oleh para semifinalis, peringkat lima dipegang oleh Argentina, disusul Brasil, Ghana, dan Paraguay.
Sementara Jepang, Cile, Portugal, dan Amerika Serikat mendapat posisi lebih tinggi dari Inggris.
Dua juara Piala Dunia juga mengalami penurunan peringkat yang drastis. Italia berada di peringkat 26, sedangkan Juara Piala Dunia 1998, Prancis, berada di peringkat 29.
Presiden FIFA Sepp Blatter mengatakan, buruknya penampilan Inggris mungkin bisa disebabkan oleh banyaknya para pemain asing di Liga Primer. Namun, Baltter tak menampik bila kekuatan sepakbola negara-negara yang tidak diperhitungkan sebelumnya, mengalami peningkatan yang mengagumkan.
"Inggris dipertimbangkan sebagai ibu pertiwi sepakbola dan Brasil adalah detak jantung sepakbola, namun tidak ada lagi tim nasional yang kecil," tutur Blatter, Selasa (14/7/2010).
"Ada negara-negara kecil, namun tim nasional mereka amat kuat sejalan dengan perkembangan sepakbola.".(BBC)
