TRIBUNNEWS.COM, STOKHLOM - Semua peserta Piala Dunia 2018 telah memastikan nama-nama pemainnya yang akan dibawa ke Rusia.
Sejumlah negara membuat kejutan dengan tak menyertakan beberapa pemainnya yang dianggap banyak pihak tampil apik, setidaknya musim lalu.
Jerman misalnya, tak membawa Leroy Sane dan lebih memilih Julian Brandt. Demikian pula dengan Prancis yang tak menyertakan Anthony Martial, Alexandre Lacazette, maupun Karim Benzema.
Namun, di luar itu, ada hal unik lain yang menyertai beberapa negara ihwal pemilihan skuatnya. Untuk satu ini, Swedia patut diberi perhatian. Musababnya, mereka tak membawa satu pun pemain yang mentas di klub liga lokal di masing-masing negara tersebut.
Dari 23 pemain yang telah didaftarkan oleh pelatih Janne Andersson, semuanya bermain di luar Allsvenskan, nama lain dari liga utama Swedia, musim 2017/2018.
Bila dijabarkan lebih lanjut lagi, para pemain Blagult (Biru dan Kuning) di Rusia nanti kebanyakan dari Inggris (5 pemain), Italia (4), Prancis (3), Jerman (3), Rusia (2), dan Spanyol, Denmark, Skotlandia, Belgia, Amerika Serikat, serta Uni Emirat Arab masing-masing 1.
Dari total 23 pemain itu, tak ada nama Zlatan Ibrahimovic. Untuk lini depan, Andersson lebih percaya kepada kuartet Marcus Berg (bermain di Al-Ain), Ola Toivonen (Toulouse), John Guidetti (Celta Vigo), Isaac Kiese-Thelin (Waasland-Beveren).
Pertanyaannya, sampai sejauh mana Andersson mampu membawa timnya di Rusia nanti? Setidaknya, itu yang ditanyakan oleh The Local, media Swedia.
Bukan apa-apa, Pengalaman Andersson melatih timnas Swedia terhitung minim. Ia baru diangkat sebagai pelatih pada 23 Juni 2016. Sebelumnya, pengalaman melatih pria berusia 55 tahun itu lebih banyak dihabiskan di kompetisi kasta kedua Liga Swedia.
Kalaupun dia dipilih menangani timnas, tak lepas dari prestasinya membawa IFK Norrkoping promosi ke Allsvenskan pada 2011 . Lalu, empat tahun kemudian, dia membawa klub itu juara Allsvenskan.
”Dapatkah Janne Andersson membawa Swedia kembali ke masa kejayaannya?” tulis judul The Local.
Capaian terbaik Swedia di pesta sepak bola terakbar di kolong langit itu terjadi pada 1953, saat mereka menjadi runner-up di bawah Brasil.
Masalahnya, itu sudah terlalu lama. Enam dekade lebih bukan waktu yang sebentar. Pada dua Piala Dunia terakhir (2010 dan 2014), Swedia bahkan tak lolos ke putaran final di Afrika Selatan dan Brasil.(tribunnews/dod)