Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deodatus Pradipto dari Moskow
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Saya sedang bersama rekan dari Kompas TV saat berada di Fan Fest Moskow di Lomonov Moscow State University, Rusia, Kamis (21/6/2018), saat matahari di musim panas perlahan tenggelam.
Rekan Radi Saputro kemudian memperlihatkan kepada saya unggahan Insta Stories seseorang dari Indonesia sedang membentangkan bendera Merah Putih di Fan Fest.
Radi Saputro kemudian mencari orang itu dan berhasil kami temui.
Orang itu adalah Febry yang datang bersama Salamun, ayahnya.
Mereka tinggal di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang Selatan (Tangsel), Banten.
Mereka tiba di Moskow pada Rabu (20/6/2018), sengaja untuk menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2018.
"Ini Piala Dunia pertama saya selama saya menonton sepak bola. Ini seperti mimpi yang jadi kenyataan," tutur Febry yang datang mengenakan seragam kandang Tim Nasional Indonesia.
Baca: Yaroslav, Warga Moskow yang Cinta Raja Ampat
Dia menuturkan, sejak awal tahun mereka memiliki rencana datang ke Piala Dunia 2018.
Awalnya Febry tidak tahu bagaimana cara menonton Piala Dunia dan rencananya ketika itu belum serius.
Suatu hari, sebulan lalu, dia bertemu teman-temannya.
Seorang teman kemudian memberitahu Febry bisa menyaksikan Piala Dunia 2018 di Rusia jika membeli tiket pertandingan.
Jika membeli tiket pertandingan, Febry bisa langsung masuk Rusia tanpa perlu mengurus visa karena telah memiliki Fan ID.
"Setelah itu saya coba cari informasi. Ternyata ada Fan ID, kita bisa masuk hanya pakai Fan ID," kata Febry.
Sejak mulai mencari informasi tersebut, Febry mencari tahu pertandingan-pertandingan apa saja yang ingin dia tonton.
Dia sempat ingin membeli tiket lewat agen tiket, namun dia tahu FIFA telah mengeluarkan pernyataan soal pembelian tiket lewat agen tertentu.
Suatu malam Febry menerima surat elektronik dari FIFA.
Lewat surat itu, FIFA mengabarkan pembukaan penjualan tiket pada 5 Juni 2018 pukul 23.00 waktu Moskow.
Baca: Pendukung Brasil Ini Cari Jodoh di Rusia Pakai Tinder
Jika pukul 23.00 di Moskow, maka sama dengan pukul 03.00 di Indonesia bagian barat.
"Saya buka jam tiga, ternyata masih ada antrean lagi satu jam. Sekitar jam empat atau setengah lima saya baru bisa masuk. Saya dikasih waktu 10 menit," ujar Febry yang pernah kuliah di Inggris selama lima tahun.
Febry sebenarnya mencari tiket pertandingan final Piala Dunia 2018.
Dia tidak bisa mendapatkan itu karena tiket telah ludes terjual.
"Saya memutuskan untuk beli tiket Inggris melawan Belgia. Saya menyukai tim nasional Inggris sejak dulu, sempat merantau di Inggris selama sekolah di situ. Inggris sudah seperti negara kedua buat saya," ujar Febry.
Bagi Febry dan Salamun, ini adalah pengalaman pertama mereka berkunjung ke Rusia.
Segala persiapan telah dilakukan termasuk persiapan mengatasi urusan perut.
"Kita bawa penanak nasi karena kita tahu makanan di Rusia tidak cocok untuk kita. Kita bawa beberapa lauk juga. Masih lidah rendang," kata Febry lalu tertawa. (*)