Laporan Wartawan Tribunnews.com, Deodatus Pradipto dari Moskow
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Rusia jadi destinasi bepergian favorit di dunia selama Juni sampai Juli 2018.
Itu terjadi karena Rusia menjadi negara penyelenggara Piala Dunia 2018.
Bagi orang Indonesia, berkunjung ke Rusia mungkin hal yang langka.
Rusia bukan destinasi wisata favorit orang-orang Indonesia meski terletak di Benua Eropa.
Oleh karena itu, banyak hal yang mungkin belum orang Indonesia pahami soal panduan berkunjung ke negara besar ini.
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah menyiapkan dokumen-dokumen perjalanan, seperti paspor.
Warga negara Indonesia membutuhkan visa untuk memasuki Rusia.
Baca: Pendukung Jepang Ini Berharap Timnas Indonesia Bisa Tembus Piala Dunia
Bagi pemegang tiket pertandingan Piala Dunia 2018 dan Fan ID tidak memerlukan visa lagi untuk masuk ke Rusia.
Namun demikian, bagi Anda yang ingin datang ke Rusia dan sekadar merasakan atmosfer Piala Dunia 2018, Anda harus mendapatkan visa.
Kunci untuk mendapatkan visa Rusia, dalam konteks visa turis, adalah hotel.
Pastikan Anda telah membayar biaya penginapan selama di Rusia sewaktu di Indonesia.
Anda bisa menggunakan kartu kredit untuk melakukan hal ini.
Setelah itu, Anda harus meminta kepada tempat menginap Anda di Rusia untuk memberikan voucher visa atau visa support.
Jika tempat tersebut sulit dihubungi atau tidak bisa memberikan visa support, Anda bisa mencari agen-agen daring yang bisa memberikan visa support seperti bronevik.com dan ivisia.ru.
Lengkapi juga tiket pesawat Anda ke dan dari Rusia.
Saat tiba di bandara di Rusia, Anda harus menyerahkan paspor tanpa sampul dan boarding pass di passport control.
Setelah petugas imigrasi selesai melakukan pemeriksaan, petugas akan memberikan kertas imigrasi untuk ditandatangani.
Baca: Tiket Piala Dunia 2018 di Moskow dan St Petersburg Ludes, yang Masih Butuh Bisa Beli Lewat Calo
Mereka akan menyimpan sepotong kertas itu, sisanya diberikan kepada Anda.
"Kertas putih itu jangan sampai hilang. Anda menyerahkan itu kepada petugas imigrasi saat meninggalkan Rusia. Kalau hilang bisa menjadi masalah," ujar Sekretaris I KBRI di Federasi Rusia dan Belarusia, Enjay Diana, Jumat (22/6/2018).
Kadang kala wisatawan Indonesia kerap membawa makanan dari tanah air saat bepergian ke luar negeri.
Tipe wisatawan seperti ini memang ada.
Jika akan ke Rusia, wisatawan tipe seperti ini tidak perlu khawatir.
Anda bisa membawa makanan khas Indonesia masuk ke Rusia.
"Selama tidak menyalahi aturan seperti diperjualbelikan, bisa saja. Jadi kalau misalnya mau bawa makanan dari Indonesia, seperti rendang, bisa saja," kata Enjay Diana.
Terkait keuangan, di Rusia transaksi dapat dilakukan secara tunai maupun nontunai.
Untuk nontunai, hanya kartu kredit atau debit Visa atau Master Card yang berlaku di Rusia.
Itu juga tergantung mesin EDC.
Baca: Febry, dari Tangsel Bawa Penanak Nasi ke Rusia
Untuk tunai, Rusia menggunakan mata uang rubel.
Semua transaksi di negara ini menggunakan kurs rubel sehingga Anda tidak bisa melakukan transaksi menggunakan mata uang negara lain seperti dollar Amerika Serikat.
Anda bisa menukarkan mata uang asing yang Anda miliki dengan rubel.
Caranya mudah, cukup tukarkan di money changer yang tersebar di kota-kota besar seperti Moskow.
"Kalau di bandara harganya relatif lebih rendah. Sebaiknya tukarkan di hotel atau bank karena faktor keamanan," ujar Enjay Diana.
Enjay Diana juga mengimbau kepada warga negara Indonesia yang berkunjung ke Rusia untuk tidak melakukan penukaran mata uang di money changer yang beroperasi 24 jam.
Selain karena harga yang lebih rendah, Anda berpotensi menjadi korban kejahatan, seperti perampasan atau penipuan.
Baca: Yaroslav, Warga Moskow yang Cinta Raja Ampat
Jika menjadi korban tindakan kriminal di Rusia sehingga kehilangan uang atau paspor, Anda harus melapor kepada polisi dan KBRI.
Untuk paspor yang hilang, KBRI bisa bantu membuatkan surat keterangan pengganti paspor.
Laporan Anda kepada kepolisian akan melengkapi surat keterangan itu karena ini terkait dokumen visa yang Anda dapatkan dari pemerintah Rusia. (*)