TRIBUNNEWS.COM - Lagi-lagi hasil mengejutkan terjadi di Piala Dunia.
Pada laga terakhir grup F kemarin, Jerman yang datang sebagai juara bertahan harus mengaku takluk atas Korea Selatan dengan skor 0-2.
Gol-gol kemenangan Korsel dicetak oleh Kim Young-gwon (90'+2) dan Son Heung-min (90'+6).
Tampil dominan sejak awal laga dengan penguasaan bola 76 persen, Jerman kalah lewat dua gol Korea Selatan di masa injury time babak kedua.
Hasil nadir yang diraih Die Manschaft grup F, di Kazan Arena, Kazan, pada Rabu (27/6/2018) ini pun membuat mereka tak lolos ke fase gugur.
Mengejutkannya lagi, terakhir kali Jerman tak lolos ke fase knock out Piala Dunia adalah pada tahun 1938 kala Adolf Hitler masih jadi pucuk pimpinan!
Publik pun bertanya-tanya, apa yang membuat Jerman tak tampil menggigit di Piala Dunia kali ini?
Berbicara untuk ESPN, analis sepakbola Taylor Twellman menyebut banyak faktor yang menyebabkan Jerman tersingkir dari gelaran Piala Dunia kali ini.
Selain mengkritik banyaknya pemain yang terlalu 'matang' dan bermain dengan tempo lamban dan intensitas minimal, mantan pemain timnas AS ini juga mengangkat topik yang tengah kontroversial.
Taylor mengatakan ada 2 topik besar yang menurutnya jadi biang kerok terkait bobroknya timnas Jerman di Piala Dunia kali ini.
Faktor pertama adalah tak dipanggilnya sosok Leroy Sane.
Bersama dengan Manchester City, Sane berkontribusi terhadap terciptanya 30 gol bagi sang jawara Liga Inggris.
Dalam 49 penampilannya, Sane mampu berikan kombinasi 14 gol dan 16 assist bagi rekan setimnya.
Faktor kedua adalah isu perpecahan dalam kubu timnas Jerman karena keberadaan Bling-Bling Gang.
Topik ini sendiri mulai menyeruak di media Jerman Sport Bild yang menyebut ada tensi panas di ruang ganti Timnas Jerman sejak Mei lalu.
Sport Bild menyebut ruang ganti timnas Jerman terbelah menjadi dua kubu karena kubu Bling-Bling Gang memiliki paham yang berseberangan dengan kubu Bavaria.
Bling-bling gang sendiri adalah kumpulan pemain Jerman yang merupakan keturunan dari para imigran.
Kabarnya grup ini diketuai oleh Mesut Ozil dan beranggotakan Sami Khedira, Ilkay Gundogan, Jerome Boateng, dan Julian Draxler.
Di satu sisi lainnya, ada pula kubu Bavaria yang merupakan kumpulan pemain Jerman dengan darah asli dari penduduk setempat.
Grup ini kabarnya diketuai oleh Manuel Neuer dan beranggotakan Mats Hummels, Thomas Muller dan Toni Kroos.
Kedua kubu ini diketahui kerap berselisih paham soal rasio komposisi timnas.
Bling-bling gang memiliki paham bahwa timnas Jerman harus memprioritaskan diversitas atau keragaman budaya dalam tim.
Di satu sisi lainnya, grup Bavaria memiliki paham bahwa orang-orang 'murni' Jerman-lah yang lebih pantas mendapatkan jatah untuk tampil di timnas.
Perselisihan kedua paham inilah yang ditengarai menjadi sumber tak harmonisnya timnas Jerman.
Menariknya, 2 faktor yang diungkap Taylor yakni Bling-Bling Gang dan Leroy Sane saling berkaitan dalam menimbulkan friksi di timnas Jerman.
Bentrokan paham ini dinilai Taylor menjadi lebih panas setelah Leroy Sane tak dipanggil timnas.
Bling-bling Gang mengaku kecewa berat karena pemain Manchester City yang tampil gemilang sepanjang musim itu tak dipanggil oleh timnas.
Mesut Ozil juga dikabarkan mempertanyakan keputusan Loew yang lebih memprioritaskan sosok Marco Reus dan Julian Brandt yang performanya tak segemilang Sane.
Isu rasisme pun kembali menyeruak karena Sane bukanlah pemain 'murni' Jerman
Sane sendiri lahir dengan darah Senegal dari sang ayah dan Jerman dari ibundanya.
Taylor yang pernah bermain di liga Jerman selama 3 tahun mengaku hingga kini isu rasisme masih menjadi momok yang diam-diam masih eksis di sana.
Apalagi banyak pemain Jerman keturunan imigran seperti Turki,Polandia, dan negara-negara lainnya yang dianggap 'menyingkirkan' pamor pemain asli Jerman.
Hal inilah yang menurut Taylor menjadi salah satu penyebab utama tim Jerman tak begitu padu di fase grup.
(Tribunnews.com/Bobby Wiratama)