TRIBUNNEWS.COM - Like father like son.
Kalimat itu mungkin tepat untuk menggambarkan kiprah seorang Kasper Schmeichel di laga Babak 16 Besar Piala Dunia 2018 menghadapi Kroasia, Senin (2/7/2018).
Nama kiper timnas Denmark, Kasper Schmeichel, yang banyak jadi bahan pembicaraan setelah laga ini usai.
Bagaimana tidak, dia berhasil melakukan hat-trick alias tiga penyelamatan tendangan penalti.
Yang hebat, satu penyelamatan dia buat ketika laga memasuki masa kritis.
Kasper Schmeichel berhasil menghadang tendangan penalti Luka Modric saat babak extra waktu.
Aksi Schmeichel ini begitu fenomenal, sehingga para penggemar bola lantas mulai mengingat sosok ayah Schmeichel, yakni kiper legendaris Manchester United, Peter Schmeichel.
Satu momen menarik di laga Denmark vs Kroasia pun sempat viral di media sosial.
Momen itu adalah reaksi sekaligus ekspresi Peter Schmeichel, ketika melihat anaknya, menggagalkan tendangan Modric.
Peter Schmeichel, terlihat begitu emosional, sehingga melompat dan berteriak saat anaknya secara sempurna menangkap tendangan Modric.
"A proud Dad", atau "seorang ayah yang bangga," demikian tulis akun Troll Football di Twitter.
Postingan ini kemudian mendapat reaksi dari netizen, yang mulai mereply postingan itu dengan kekaguman maupun foto-foto masa kecil Kasper Schmeichel ketika bersama ayahnya.
Netizen makin terharu, setelah melihat postingan Peter Schmeichel setelah laga usai.
"Tak bisa berkata-kata. Tak bisa lebih bangga pada negaraku, anakku, teman-teman setimnya, semua staff dan pelatih kami yang hebat, Age Hareide. Ketika semua air mata sudah kering, kami sadar betapa hebatnya kami," tulis Schmeichel.
Nasib Nestapa
Nasib Kasper Schmeichel memang nestapa.
Bagaimana tidak, menggagalkan 3 tendangan penalti tapi toh negaranya tetap gagal melaju ke Perempatfinal Piala Dunia 2018.
Denmark harus angkat koper dari panggung Piala Dunia 2018 setelah ditaklukkan Kroasia di babak 16 besar.
Pertandingan tersebut harus memasuki babak tendangan penalti setelah kedua tim bermain imbang 1-1 hingga waktu normal plus 30 menit babak perpanjangan selesai.
Pada akhirnya, Kroasia yang berhak tampil di fase delapan besar setelah menang adu penalti dengan skor 3-2.
Meskipun timnya tumbang namun Kasper Schemeichel tetap pulang dengan dengan kepala tegak.
"Ini perasaan yang tidak biasa. Kekecewaan yang besar namun tetap merasa sangat bangga terhadap tim kami," ucap Schmeichel seperti dikutip dari situs resmi FIFA.
"Tidak hanya 11 pemain di lapangan, namun juga seluruh elemen tim yang terlibat," ujar Scmeichel. (*)