Laporan wartawan tibunnews, Deodatus Pradipto
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Matahari di Nizhny Novgorod sedang bersinar terik saat saya sedang berjalan kaki menyusuri Jalan Bolshaya Pokrosvkaya, Jumat (29/6) siang.
Langkah saya terhenti ketika dari arah berlawanan saya melihat seorang pria mengenakan kaus merah bergambar burung garuda bertuliskan Republik Indonesia.
Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Andre. Dia sedang bersama Rahmat dan seorang perempuan warga Nizhny Novgorod. Andre adalah seorang perencana perjalanan alias trip planner.
Rahmat adalah satu dari 10 orang yang Andre bawa ke Rusia untuk menyaksikan Piala Dunia 2018. Selama di Rusia, mereka sempat menyaksikan pertandingan antara tim nasional Belgia dan Tunisia di Moskow.
Bisa dibilang mereka berada di Nizhny Novgorod karena salah memprediksi. Timnas Argentina, tim favorit mereka, batal memainkan babak 16 besar karena gagal menjuarai grup D.
"Karena berpikir Argentina juara grup dan pasti ke Nizhny. Salah perkiraan, malah runner-up," tutur Rahmat yang menyukai tim nasional Argentina.
"Karena tiket sudah ada semua, mau tidak mau tetap ke Nizhny Novgorod walaupun Argentina batal ke Nizhny," imbuh Rahmat.
Rahmat sangat berharap tim nasional Argentina bermain di Nizhny Novgorod. Dia adalah seorang anggota komunitas Real Madrid Jersey Club, komunitas kolektor seragam Real Madrid original.
Dia ingin mendapatkan pemain-pemain tim Tango yang pernah bermain untuk Los Blancos. Dia juga memburu tanda tangan Lionel Messi, pemain bintang Barcelona, klub rival abadi Real Madrid.
"Walaupun pendukung Madrid, tapi tidak benci-benci amat. Beda kalau dia mengenakan seragam Barca dan di tim nasional Argentina," kata Rahmat lalu tertawa.
Bagi Rahmat, ini adalah kesempatan pertamanya merasakan secara langsung atmosfer Piala Dunia di negara tuan rumah. Baginya Piala Dunia 2018 terasa istimewa karena jadi pengalaman pertamanya.
Keinginan ke Rusia muncul sejak Desember 2017. Kebetulan dia kenal Andre karena sesama kolektor seragam.
"Saya menabung dari setengah tahun yang lalu. Ada uang sedikit minta tolong Mas Andre cari tiket dan lain-lain," tutur Rahmat yang mengaku wirausaha udang windu di Tarakan, Kalimantan Utara.
Cukup banyak uang yang dia tabung demi menyaksikan Piala Dunia 2018 di Rusia. Rahmat mengaku menyiapkan dana sebesar Rp 30-35 juta untuk bisa ke Rusia.
Perjuangannya menabung terbayarkan. Dia bisa ke Rusia dan menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2018 secara langsung.
"Keren. Beda dari di televisi. Pemain terasa dekat, rasanya beda, sulit menjelaskannya" tutur Rahmat yang belum pernah menyaksikan pertandingan sepak bola di luar negeri.
Pengalaman menghadiri Piala Dunia 2018 jadi guru yang sangat berharga bagi Rahmat. Berikutnya dia punya rencana menyaksikan Piala Dunia 2022 di Qatar. Rencananya dia ingin menonton pertandingan secara langsung lebih banyak daripada tahun ini. Dia merasa persiapannya untuk Piala Dunia 2018 masih banyak memiliki kekurangan.
"Persiapan beli tiket, uang, dan lainnya," tutur Rahmat yang mengaku belum berkeluarga.
Berikutnya dia kemungkinan tidak ingin pergi ke Piala Dunia bersama rombongan. Dia merasa kurang bebas jika bepergian bersama rombongan.
"Tidak sendiri, setidaknya ada teman biar tidak kesepian," katanya.