Laporan Wartawan Tribun Deodatus Pradipto dari Moskow
TRIBUNNEWS.COM - Selama bertugas meliput Piala Dunia 2018, saya memerhatikan suatu kebiasaan tidak lazim yang dilakukan oleh para penonton di stadion.
Kebiasaan itu adalah mengumpulkan gelas-gelas bekas.
Gelas yang dimaksud adalah gelas bekas air mineral, minuman ringan, dan bir yang dijual di stadion dan Fan Fest.
Adalah pemandangan yang biasa melihat para penonton yang datang ke stadion dan Fan Fest pulang membawa tumpukan gelas plastik.
Bukan hanya dua atau tiga tumpuk gelas, bahkan ada yang tumpukannya sangat tinggi. Gelas-gelas itu bukan gelas sembarangan. Gelas itu bertemakan Piala Dunia 2018.
Khusus untuk minuman yang dijual di stadion, gelas-gelas itu bertuliskan nama pertandingan yang ditonton. Ada juga yang sekadar tertulis nama kota penyelenggara pertandingan tersebut.
Gelas yang paling menarik adalah gelas untuk bir. Gelasnya bening, namun di bagian bawah ada lampu yang bisa menyala berkedip setiap terkena getaran.
Semua gelas ini ternyata juga menjadi suvenir Piala Dunia 2018 bagi beberapa orang. Mereka mengumpulkan gelas-gelas ini sebanyak mungkin.
Bagi yang tidak membeli minuman, mereka biasanya berjalan di sekeliling tribun untuk mengumpulkan gelas-gelas yang ditinggalkan penonton.
Saya bahkan sempat menyaksikan sendiri bagaimana seorang penonton melakukan aksi yang lebih gila lagi.
Aksi itu adalah mengintip setiap tempat sampah, lalu mengambil gelas-gelas terbuang. Para pengumpul gelas plastik ini tidak segan-segan merogoh tempat sampah hanya untuk mengambil gelas.
Uang yang dikeluarkan untuk mendapatkan gelas ini tergolong mahal untuk ukuran Indonesia.
Untuk air mineral dan minuman ringan, harganya adalah 200 rubel per botol, setara Rp 45 ribu. Anda bisa mendapatkan minuman dan gelas plastik tersebut. Harga jual bir lebih mahal.
Harganya mencapai 350 rubel per kaleng, setara Rp 79 ribu. Ini termasuk gelas plastik karena bir Anda akan langsung dituang ke gelas tersebut. (Tribunnews/deo)