TRIBUNNEWS.COM, PETERSBURG - Thierry Henry berada dalam situasi yang sangat ganjil. Legenda Timnas Prancis ini sekarang berada dalam posisi strategis untuk merancang tersingkirnya negaranya dalam duel kontra Belgia di semifinal Piala Dunia 2018 di Saint-Petersburg, Rabu (11/7/2018) dini hari.
Henry akan duduk di bench Belgia, sebagai asisten mendampingi pelatih utama Roberto Martinez. Ia akan beradu strategi dengan mantan rekannya di timnas Prancis, Didier Deschamps yang kini membesut Les Bleus.
Henry, dan Deschamps bermain bersama saat mengantarkan Prancis juara Piala Dunia 1998.
"Ini situasi yang aneh karena ia legenda di Timnas Prancis, dan kini duduk di bench musuh. Tapi bagaimana pun, saya sangat menghormatinya. Saya bahagia melihatnya sekarang," ujar Deschamps yang sudah enam tahun mengarsiteki Les Bleus ini.
Henry, yang mengemas 51 gol dari 123 penampilan di timnas, membela Prancis di empat kali Piala Dunia. Ia menyumbangkan satu trofi juara pada 1998, runner-up pada 2006, dan juga bermain pada Piala Dunia 2002, dan 2010.
Sejak dua tahun terakhir, ia menjadi asisten Martinez di Belgia. Keberadaannya diakui telah memberikan pengaruh positif sangat besar untuk tim.
"Ia sangat penting bagi kami. Ia bercerita tentang harinya yang gemilang sebagai pemain, dan itu memberi inspirasi bagi kita. Keberadaannya, pengalamannya di Piala Dunia, semua memberi pengaruh positif," ujar bek Belgia, Toby Alderweireld.
"Ia selalu mendorong kami untuk melebihi kemampuan terbaik kami. Ia selalu mendorong kami untuk menang," kata gelandang Kevin De Bruyne menambahkan.
Di Belgia, Henry kini dipuja-puja. Tapi di negaranya sendiri, ia menjelma jadi musuh bersama. Setidaknya, persepsi itu terpatri di benak striker Prancis, Olivier Giroud.
Ia memang punya perseteruan pribadi setelah merasa harga dirinya terkoyak gara-gara disebut Henry sebagai biang kegagalan Arsenal merebut juara Liga Primer.
"Bisakah Anda membayangkan Giroud membawa Arsenal memenangkan liga? Saya rasa tidak,” ujar Henry ketika itu.
Giroud yang kini membela Chelsea, mengaku telah melupakan kritikan pedas tersebut. Kini, katanya ia hanya fokus untuk meraih kemenangan.
"Kritikan itu datang beberapa tahun lalu. Tugas saya sekarang bermain sebaik mungkin untuk mengalahkan Belgia. Ini juga akan jadi partai spesial untuk Henry, karena ia berada di sisi berlawanan dengan kita," kata sang bomber.
Ia melanjutkan dengan sindiran tajam.
"Saya punya motivasi tinggi, dan akan sangat bangga jika bisa menunjukkan kepada Thierry bahwa ia telah keliru memilih tim di Piala Dunia ini," katanya.
Duel di St Peterseburg ini juga akan sangat familiar bagi para pencinta Liga Primer lantaran banyaknya pemain dari kedua tim yang berkiprah di liga utama Inggris.
Ada sebelas pemain Belgia yang berkiprah di Liga Primer, dan lima pemain dari Prancis yang bermain di kompetisi yang sama.
Kiper Belgia, Thibaut Courtois dan Kapten Eden Hazard misalnya, akan bertemu rekannya di Chelsea, Ngolo Kante, dan Olivier Giroud.
Sedang gelandang Prancis Paul Pogba bakal bertarung kontra rekannya di Manchester United, Romelu Lukaku, dan Marouane Fellaini.
"Kami sudah saling mengenal satu sama lain. Saya tahu kualitas para pemain Prancis yang berkiprah di Liga Primer, seperti mereka juga tahu kekuatan kami," ujar gelandang Belgia, Nader Chadli yang membela West Bromwich ini.
Duel ini diperkirakan bakal banyak menghasilkan gol. Belgia telah mengemas 14 gol dari lima partai, atau rata-rata 2,8 gol di tiap laga.
Prancis sempat tersendat produktivitasnya di penyisihan grup, tapi mulai panas di babak gugur dengan menggilas Argentina 4-3, dan 2-0.
Laga ini juga akan menjadi tes untuk menguji ketajaman trisula kedua tim. Prancis punya Oliiver Giroud, Antoine Griezmann, dan Kylian Mbappe. Triumvirat ini sejauh ini dinilai masih kalah tajam dari trisula Belgia, Eden Hazard, Romelu Lukaku, dan Kevin de Bruyne.
Namun kurang produktivitasnya lini depan Les Bleus tertutupi oleh lini gelandang yang solid, dan lini pertahanan yang apik. Dengan tim yang relatif lebih seimbang di semua lini, tak heran Prancis lebih diunggulkan di untuk menang di bursa taruhan.
Tapi, Belgia yang punya para individu bertalenta, bukan tak mungkin bisa memberikan pukulan telak, seperti yang mereka perlihatkan saat menghentikan laju tim favorit Brasil 2-1 di perempatfinal. (Tribunnews/dod)