Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Presiden Perancis, Emmanuel Macron (40) yang dikenal sebagai pecinta sepakbola itu langsung berdiri, melompat dan bersorak untuk merayakan gol-gol yang dilesakkan tim nasionalnya ke gawang Kroasia.
Ia melakukan hal itu saat menyaksikan laga final antara Perancis melawan Kroasia di Stadion Luzhniki, Moskow, pada hari Minggu waktu setempat, bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan rekan Kroasianya, Presiden Kolinda Grabar Kitarovic.
Dilansir dari laman NDTV, Senin (16/7/2018), Macron terlihat bersorak sorai di stadion tersebut, ia juga basah kuyup lantaran tubuhnya diguyur hujan yang turun cukup deras di lapangan.
Namun wajahnya tetap menampakkan kebanggaan.
Ia pun menyambangi para pemain timnasnya di ruang ganti sesaat setelah Prancis meraih kemenangan.
Setelah peluit terakhir ditiup tanda laga final berakhir, Macron pun langsung menuju lapangan tanpa menggunakan payung.
Sehingga dalam penyerahan trofi juara, penampilannya tidak seperti seorang pemimpin yang elegan.
Ia basah kuyup, tidak seperti rekannya, Presiden Rusia Vladimir Putin yang tampak terlindung dipayungi oleh pengawalnya.
"Terima Kasih," kata yang ditulis Macron dalam cuitan pada akun Twitter pribadinya setelah pertandingan.
Kemenangan Prancis itu merupakan kemenangan Piala Dunia kedua yang diraih negara tersebut dan memunculkan euforia besar di seluruh negeri yang dikenal sebagai 'negeri romantis' itu.
Sebuah video yang beredar luas dan diposting di Twitter juga kemudian menunjukkan bahwa Macron tengah bersama bek Perancis, Benjamin Mendy dan pemain tengah Paul Pogba di ruang ganti.
Macron pun berusaha menularkan sebuah ide baru dalam melakukan gerakan yang telah dipopulerkan oleh rapper Atlanta.
"Pak Presiden, apa nama gerakan baru yang sekarang ini (kita lakukan)?," tanya Mendy kepada Macron.
Presiden muda itu pun menjawab, "Dab!,".
Ia mewajibkan dua gerakan yang dipopulerkan oleh pemain sepakbola Amerika, Cam Newton.
Perlu diketahui, Macron yang biasa bermain sebagai bek kiri dalam tim sepakbola universitasnya, telah bertemu dengan timnas Prancis sebelum mereka memulai kompetisi.
Suami dari Brigitte Macron itu pun mendesak agar para pemain timnas bisa pulang membawa trofi emas Piala Dunia 2018 yang sangat terkenal itu.
Rencananya, ia akan menyambut para pemain timnasnya di Istana Kepresidenan di Paris pada hari ini waktu setempat, saat mereka yang telah memenangkan Piala Dunia itu kembali ke rumah.
Macron berharap kemenangan timnas Prancis bisa meningkatkan elektabilitasnya.
Sebelumnya, mantan Presiden Jacques Chirac mendapatkan manfaat karena elektabilitasnya meningkat pada 1998, saat Prancis memenangkan Piala Dunia pertama.
Meskipun Chirac tidak mengetahui banyak nama dari para pemain timnasnya itu.
Macron, yang mendorong serangkaian reformasi pro-bisnis sejak pemilihannya pada Mei tahun lalu, telah melihat peringkatnya meluncur anjlok baru-baru ini.
Hal itu menyusul kritik bahwa ia tidak tahu menahu dan tipe elitis.
Sebuah jajak pendapat baru-baru ini dilakukan oleh kelompok Odoxa, dan menemukan bahwa 75 persen responden menilai dirinya 'tidak memiliki kedekatan dengan rakyat'.