Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Selebrasi Lokal 2022

Argentina vs Kroasia: Bola Adalah Metafora

Messi di Argentina masih berada di bawah bayang-bayang Diego Maradona, karena ia belum berhasil mempersembahkan trofi Piala Dunia buat negeranya.

Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Argentina vs Kroasia: Bola Adalah Metafora
AFP/ANNE-CHRISTINE POUJOULAT
Para pemain Kroasia merayakan kemenangan mereka dalam pertandingan sepak bola perempat final Piala Dunia Qatar 2022 antara Kroasia dan Brasil di Stadion Education City di Al-Rayyan, sebelah barat Doha, pada 9 Desember 2022. (Photo by Anne-Christine POUJOULAT / AFP) 

Oleh: Willy Kumurur, Penikmat Bola

TRIBUNNEWS.COM - Dunia ini adalah kumpulan metafora yang mustahil, tulis penyair Argentina, Mirta Rosenberg, yang lahir di kota kelahiran Lionel Messi, Rosario - Santa Fe.

Sejak zaman dahulu kala, metafora sudah ada. Seperti metafora dari Confucius, filsuf Tiongkok kuno: gali-lah dua lobang kubur sebelum membalas dendam. Dua lobang itu untuk mengubur sang korban sedangkan sisanya untuk sang pelaku.

Tatkala penendang keempat tim Kroasia, Mislav Orsic, menjebol gawang Brasil yang dikawal Allison Becker, babak adu penalti dimenangkan oleh Kroasia 4-2. Sontak pendukung Kroasia di Stadion Education City menari-nari kegirangan. 

Itu berarti, Kroasia melaju ke semifinal dan mengirim pulang Brasil. Ribuan orang lainnya merayakan kemenangan ini di Zagreb, ibukota Kroasia. Di Ban Jelačić Square, tak seorangpun yang peduli atas suhu udara yang anjlok menuju titik beku.

Seorang yang bersuka ria melepas bajunya dan terjun ke air mancur terdekat padahal suhu udara hampir mendekati nol derajat Celsius. Pusat kota Zagreb penuh sesak, perayaan berlanjut hingga dini hari di bawah kemilau lampu-lampu dekorasi Natal.

“Kami adalah negara yang sangat kecil, tetapi Tuhan terus membantu kami untuk menang. Pasti begitu,” kata David Smolgol, seorang fans Kroasia berusia 21 tahun sambil mengangkat tangannya ke langit.

Baca juga: Bedah Peluang Argentina vs Kroasia Lolos ke Final Piala Dunia: Messi dan Modric Jadi Faktor Penentu

Berita Rekomendasi

Jika Stadion Education City menjadi lembah sukacita bagi pendukung Kroasia, maka bagi fans Brasil stadion itu menjelma menjadi lembah air mata.

Davide Gomes, wiraniaga dari Rio de Janeiro, mengatakan "mengerikan" kalah dalam adu penalti.

“Penalti itu sangat menyakitkan. Kami adalah tim yang lebih baik, tetapi apa yang dapat Anda lakukan, itu adalah aturan mainnya.”

Pendukung lain, Soares, yang tinggal di Rio De Janeiro, mengatakan, “Saya rasa mayoritas orang Brasil tidak akan bisa tidur malam ini. Ini sangat menyakitkan.”

Seorang penduduk kota Zagreb, pendukung Kroasia, Mia Dopiec, mengatakan malam itu adalah "malam minum yang sangat panjang" di ibukota Kroasia.

Lawan mereka nanti adalah antara Argentina atau Belanda di semifinal, Dopiec hanya mengatakan: “Kami tidak takut pada siapa pun. Kami mengalahkan Brasil… mereka [Argentina dan Belanda] juga bisa kami kalahkan.”

Lawan Kroasia nanti adalah Argentina yang harus bersusah-payah menyingkirkan Belanda. Di babak grup Piala Dunia 2018 di Moskow, Kroasia membenamkan Argentina 0-3.

"Analisis secara detail tentang cara menghentikan Messi jelas akan kami lakukan, sama seperti yang kami lakukan untuk menghentikan Neymar. Kami tidak akan menjaga Messi man-to-man. Namun, kami akan menghentikan aliran bola kepadanya," kata Zlatco Dalic, pelatih Kroasia.

Pemain bintang Argentina yang dibahas oleh Dalic, Lionel Messi dengan rendah hati berkata, “Kroasia adalah lawan yang sangat sulit. Mereka punya pemain hebat, mereka mengenal diri mereka sendiri dengan sangat baik. Mereka memiliki pelatih yang sama sejak Piala Dunia terakhir dan ini adalah semifinal Piala Dunia, itu akan sulit.”

Messi benar, karena di kubu Kroasia tidak ada pemain yang diskors dan tidak ada yang cedera menyusul kembalinya bek Borna Sosa, tim asuhan Zlatko Dalic penuh percaya diri dan siap untuk bertempur.

Baca juga: Kroasia dan Maroko Tetap Harus Diwaspadai, Itulah Analisis Erick Thohir

Sementara di kubu Argentina, bek andalan Marcos Acuna, dan Gonzalo Montiel diskors karena kartu kuning, membatasi pilihan pelatih Lionel Scaloni untuk menjadi palang pintu pertahanan.

Messi berada di senja kariernya. Ia menunjukkan kepada dunia bahwa ia masih memiliki sentuhan seorang jenius dan mengerahkan kekuatan karakternya untuk melawan semua rintangan.

Ia masih berada di bawah bayang-bayang Diego Maradona, karena ia belum berhasil mempersembahkan trofi Piala Dunia buat negeranya.

Dalam pencarian yang sedang berlangsung, menurut Messi, ia dan kawan-kawannya mendapat restu dari Diego "mengawasi dari surga."

“Lobang kubur” telah digali, namun hanya satu. Yang kalah akan masuk ke situ, sedangkan “batu nisan”-nya akan dipancangkan oleh sang pemenang. Soalnya sekarang adalah: siapa yang nanti akan menjadi penghuni “kuburan” itu?****

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klasemen
Group A
Tim
P
1
Belanda
7
2
Senegal
6
3
Ecuador
4
4
Qatar
0
Group B
Tim
P
1
Inggris
7
2
Amerika serikat
5
3
Iran
3
4
Wales
1
Group C
Tim
P
1
Argentina
6
2
Poland
4
3
Mexico
4
4
Saudi Arabia
3
Group D
Tim
P
1
Prancis
6
2
Australia
6
3
Tunisia
4
4
Denmark
1
Group E
Tim
P
1
Jepang
6
2
Spanyol
4
3
Jerman
4
4
Costa Rica
3
Group F
Tim
P
1
Morocco
7
2
Croatia
5
3
Belgia
4
4
Canada
0
Group G
Tim
P
1
Brazil
6
2
Swiss
6
3
Cameroon
4
4
Serbia
1
Group H
Tim
P
1
Portugal
6
2
Korea Selatan
4
3
Uruguay
4
4
Ghana
3
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas