Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Selebrasi Lokal 2022

Prancis vs Maroko: Dongeng dan Sejarah

Di semifinal dinihari nanti Maroko berhadapan dengan negara bekas penjajah mereka: Prancis.

Editor: Yudie Thirzano
zoom-in Prancis vs Maroko: Dongeng dan Sejarah
Grafis Tribunnews.com/Akbar Permana
Head to Head pemain Prancis vs Maroko gambar Achraf Hakimi dan Kylian Mbappe. Maroko akan menghadapi Prancis di semifinal Piala Dunia 2022, Kamis (15/12/2022) dinihari wib. 

Dengan Perjanjian Fez tahun 1912, Prancis membentuk protektorat atas Maroko dan menghabiskan dua dekade berikutnya menguras kekayaan alam Maroko seperti fosfat, bijih besi, dan timbal.

Saat ini, cadangan fosfat Maroko diyakini hampir 75 persen dari semua cadangan fosfat secara global.

The Daily Sabah menulis bahwa sekarang, sudah waktunya bagi Maroko untuk menunjukkan kepada mantan penjajah mereka -melalui prestasi olahraga- bahwa mereka tidak lagi tunduk pada sang tuan.

Masa-masa kolonialisme dan protektorat telah berakhir –meskipun beberapa aspek imperialisme terus bertahan, seperti cengkeraman korporasi Prancis pada bisnis Afrika– sehingga kemenangan melawan Prancis akan sangat berarti bagi orang Afrika dan orang lain di seluruh dunia yang menderita akibat kolonialisme Eropa di masa lalu.

Bahwa satu-satunya hal yang sangat jelas: kemenangan itu tidak dianggap sebagai kemenangan Afrika atau Arab oleh massa di seluruh dunia; sebaliknya, itu dianggap sebagai keberhasilan semua negara underdog di tujuh benua.

Tentu saja, para pemain timnas Prancis bukanlah yang melakukan penjajahan tersebut, dan malah ironisnya, banyak dari skuad Prancis adalah etnis Afrika yang negara orang tuanya pernah dijajah oleh Prancis.

Baca juga: Profil Timnas Prancis di Piala Dunia 2022, 5 Pemain Bintang Liga Inggris hingga 4 Pemain Munchen

Dengan demikian, jelas bahwa para pesepakbola yang mengenakan seragam Prancis bukanlah orang-orang yang harus menjadi sasaran balas dendam.

Berita Rekomendasi

Mereka yang pernah tertindas menyukai simbolisme dan representasi, yang melihat persaingan terletak pada inti evolusi –survival of the fittest- sebagai permulaan.

Sepakbola tak hanya sekadar sepakbola.

Di balik bola terdapat isu tentang imperialisme, tentang sejarah, tentang evolusi manusia, tentang persaingan antara Barat dan Timur, tentang perang budaya, dan tentang eksistensi manusia.

Manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang memiliki sejarah, ujar tokoh pendidikan Brasil, Paulo Freire.

Manusia menciptakan sejarah, sebaliknya manusia diciptakan oleh sejarah.

Freire melanjutkan, manusia adalah mahkluk terunggul karena kemampuannya untuk melakukan refleksi, termasuk operasi intensionalitas, keterarahan, temporaritas dan trasendensi.

Tindakan dan kesadaran manusia bersifat historis, bahwa “di sini” berhubungan “di sana,” masa lalu berhubungan masa sekarang dan masa sekarang berkaitan dengan masa depan.****

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Klasemen
Group A
Tim
P
1
Belanda
7
2
Senegal
6
3
Ecuador
4
4
Qatar
0
Group B
Tim
P
1
Inggris
7
2
Amerika serikat
5
3
Iran
3
4
Wales
1
Group C
Tim
P
1
Argentina
6
2
Poland
4
3
Mexico
4
4
Saudi Arabia
3
Group D
Tim
P
1
Prancis
6
2
Australia
6
3
Tunisia
4
4
Denmark
1
Group E
Tim
P
1
Jepang
6
2
Spanyol
4
3
Jerman
4
4
Costa Rica
3
Group F
Tim
P
1
Morocco
7
2
Croatia
5
3
Belgia
4
4
Canada
0
Group G
Tim
P
1
Brazil
6
2
Swiss
6
3
Cameroon
4
4
Serbia
1
Group H
Tim
P
1
Portugal
6
2
Korea Selatan
4
3
Uruguay
4
4
Ghana
3
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas